Liputan6.com, Jakarta - Penceramah Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH), dalam salah satu ceramahnya, menyampaikan nasihat yang menggugah kesadaran. Ia mengingatkan bahwa manusia sering kali terjebak dalam rutinitas duniawi hingga melupakan kewajiban ibadah yang sebenarnya jauh lebih penting.
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan rasa malu terhadap Allah SWT yang kerap menyindir umat-Nya dengan cara yang sangat halus namun tajam. Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Hasanahislam27, UAH menjelaskan bagaimana ayat-ayat Al-Qur'an sering kali menegur manusia yang terlalu sibuk mengejar dunia hingga melupakan akhirat.
"Kadang saya suka malu sama Allah," ujarnya.
Advertisement
Ia menggambarkan betapa Allah SWT menyindir manusia yang sibuk bekerja dari pagi hingga siang. Aktivitas yang padat membuat banyak orang hanya melaksanakan ibadah wajib, tanpa ada usaha lebih untuk mendekatkan diri kepada-Nya. UAH menyoroti bagaimana manusia menghabiskan waktu untuk urusan duniawi, namun cita-citanya tinggi: ingin mendapatkan surga Firdaus.
"Kalau siangnya sudah sibuk, malamnya tidur enak di bawah selimut tebal," lanjut UAH, menyoroti ironi kehidupan manusia.
Dia mengungkapkan, banyak orang yang berangan-angan ingin meraih surga tertinggi, tetapi tidak mau bersusah payah bangun malam untuk beribadah. Keinginan mulia tersebut tidak sejalan dengan usaha yang dilakukan.
UAH menyebutkan bahwa keikhlasan dalam beribadah seharusnya tidak hanya terbatas pada waktu-waktu tertentu.
Sindiran Allah SWT ini, kata UAH, sebenarnya adalah teguran penuh kasih sayang. Allah meminta manusia untuk bangun di malam hari, walaupun hanya sebentar, untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam pandangan UAH, inilah bentuk perhatian Allah yang ingin umat-Nya selamat di dunia dan akhirat. Ayat-ayat yang mengingatkan manusia untuk beribadah di malam hari memiliki pesan yang sangat dalam.
Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa kesibukan duniawi sering kali membuat manusia lupa akan tujuan akhir hidupnya. Pekerjaan, tanggung jawab, dan aktivitas lainnya memang penting, tetapi tidak seharusnya membuat seseorang lalai dari ibadah.
Mengutamakan dunia dengan mengabaikan akhirat adalah kesalahan besar yang sering terjadi. UAH menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Mulai Coba Bangun Malam, Rasakan Bedanya
Allah SWT, menurut UAH, memberikan waktu 24 jam kepada manusia, dan meminta sebagian kecil saja untuk dihabiskan bersama-Nya. "Kalau malamnya nyaman tidur, kenapa tidak bangun sebentar untuk salat malam?" tanya UAH, mengingatkan betapa ringannya perintah itu jika dibandingkan dengan kenikmatan surga yang diinginkan. Manusia sering kali lupa bahwa surga tidak bisa diraih hanya dengan angan-angan.
Dalam ceramahnya, UAH juga mengingatkan bahwa bangun malam tidak harus dalam waktu yang lama. Sedikit saja waktu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah sudah cukup berharga. Ia menegaskan bahwa amalan yang ikhlas, walaupun kecil, memiliki nilai yang sangat besar di sisi Allah SWT. Bahkan, usaha untuk bangun malam adalah bukti bahwa seseorang benar-benar mencintai Tuhannya.
UAH menjelaskan bahwa manusia yang terbiasa bangun malam akan merasakan ketenangan batin yang luar biasa. Keberkahan hidup akan lebih mudah didapatkan, dan urusan dunia pun menjadi lebih lancar. Ketika manusia meluangkan waktu untuk beribadah di malam hari, ia sedang menunjukkan kesungguhannya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini adalah bentuk pengorbanan yang berbuah kebaikan di dunia dan akhirat.
"Jangan sampai kita hanya sibuk dengan urusan dunia, tetapi lupa akhirat," ujar UAH. Dalam ceramahnya, ia mengingatkan bahwa dunia ini hanya sementara. Menjaga keseimbangan antara aktivitas dunia dan ibadah adalah kunci kehidupan yang harmonis. Orang yang hanya fokus pada dunia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan sejati di akhirat.
Ustadz Adi Hidayat juga memberikan contoh betapa banyak orang yang mengeluh tentang kesulitan hidup. Padahal, jika mereka mau meluangkan waktu untuk beribadah di malam hari, banyak hal yang akan terasa lebih ringan. Allah SWT, menurut UAH, selalu memberikan solusi bagi mereka yang bersungguh-sungguh mendekatkan diri. Salat malam adalah salah satu cara untuk mendapatkan pertolongan-Nya.
Â
Â
Advertisement
Kalau Malam Bangun, Jangan Terlalu Nyaman Tidurnya
Umat Islam diajak oleh UAH untuk tidak hanya menjalani kehidupan dengan rutinitas duniawi. "Bangunlah sedikit malamnya," kata UAH, mengingatkan betapa kecilnya pengorbanan yang diminta Allah jika dibandingkan dengan kenikmatan yang dijanjikan. Bangun malam adalah bentuk mujahadah, perjuangan yang akan mengantarkan manusia menuju ketenangan batin dan keridhaan Allah.
UAH juga menjelaskan bahwa keberhasilan di dunia sering kali berawal dari keberkahan yang didapatkan karena ketaatan. Ia mendorong umat untuk merutinkan salat malam, walaupun hanya beberapa menit, karena Allah tidak memandang besar atau kecilnya amalan, melainkan keikhlasan hati dalam melakukannya. Ini adalah ajakan untuk introspeksi dan memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta.
Ceramah Ustadz Adi Hidayat ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengingatkan umat tentang arti pentingnya waktu. "Kita sibuk bekerja dari pagi hingga malam, tetapi apakah kita sudah menyisihkan waktu untuk Allah?" tanya UAH. Menjaga waktu dengan baik dan memperbanyak amalan kebaikan adalah cara untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sindiran Allah yang disampaikan UAH adalah cerminan kasih sayang-Nya kepada umat manusia. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini jika seseorang mau meluangkan waktu untuk beribadah. Dengan bangun malam, manusia menunjukkan ketulusan dan kesungguhannya. Inilah wujud cinta seorang hamba kepada Tuhannya, yang berharap mendapatkan rahmat dan ridha-Nya.
Pesan yang disampaikan oleh UAH sangat relevan di tengah kesibukan modern. Setiap orang memiliki waktu yang sama, tetapi bagaimana mereka menggunakannya adalah pilihan masing-masing. Memprioritaskan ibadah, bahkan di tengah kesibukan, akan membawa keberkahan yang luar biasa. Ini adalah pengingat untuk tidak hanya mengejar dunia, tetapi juga mempersiapkan diri untuk akhirat.
Kehidupan manusia, menurut UAH, tidak akan lengkap tanpa kedekatan dengan Sang Pencipta. Dunia hanyalah tempat singgah sementara, dan akhirat adalah tujuan abadi. Dengan bangun malam dan memperbanyak amalan kebaikan, manusia bisa meraih kebahagiaan yang hakiki. Inilah ajakan UAH untuk memperbaiki diri dan hidup lebih dekat dengan Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul