Bagaimana Al-Qur'an jadi Pedoman Hidup, Kebahagiaan dan Kesuksesan, Simak Penjelasan UAH

Kata UAH, semua yang terkandung dalam Al-Qur'an ini bukan bacaan biasa, bukan akses untuk dilihat biasa, bukan untuk disuarakan biasa. Di dalamnya ada pedoman kehidupan yang mengantarkan pada kesuksesan dan kebahagiaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Des 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 17 Des 2024, 12:30 WIB
UAH (SS. YT Short @Andhap_asor)
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (SS. YT Short @Andhap_asor)

Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, tidak sekadar menjadi bacaan atau ritual keagamaan. Lebih dari itu, kitab ini menawarkan pedoman hidup yang membawa manusia pada kesuksesan dunia dan akhirat. Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyoroti keistimewaan Al-Qur'an dalam kehidupan umat manusia dalam salah satu ceramahnya.

Dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @HijrahFisabilillah941, UAH menjelaskan bahwa Al-Qur'an bukan sekadar teks yang dibaca atau dilihat. Ia adalah sumber inspirasi dan solusi untuk berbagai aspek kehidupan manusia.

"Semua yang terkandung dalam Al-Qur'an ini bukan bacaan biasa, bukan akses untuk dilihat biasa, bukan untuk disuarakan biasa. Di dalamnya ada pedoman kehidupan yang mengantarkan pada kesuksesan dan kebahagiaan," ungkap UAH.

Salah satu ayat yang menjadi landasan penting adalah firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 2: Zalikal-kitabu la raiba fih(i), hudal lil-muttaqin(a), yang artinya, “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”

Menurut UAH, kesuksesan dan kebahagiaan yang dijanjikan oleh Al-Qur'an hanya dapat diraih oleh golongan orang-orang yang bertakwa. Golongan ini dikenal sebagai al-muttaqin, yaitu mereka yang hidup sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan sunnah Nabi.

“Pedoman ini akan berlaku, tapi tidak untuk semua orang. Kesuksesan itu, kebahagiaan itu, hanya untuk orang-orang bertakwa,” jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kunci Memahami Al-Qur'an ialah Takwa

Ilustrasi baca Al-Quran
Ilustrasi membaca Al-Quran.

Ustadz Adi Hidayat juga menekankan bahwa takwa adalah kunci utama dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur'an. Orang bertakwa disebut sebagai generasi yang sukses dan bahagia melintasi zamannya, hingga kembali kepada Allah di akhirat.

Takwa, lanjut UAH, mencakup tiga hal penting, kesadaran penuh kepada Allah, ketaatan terhadap perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Dengan bekal takwa, seseorang akan menemukan petunjuk yang menuntun setiap langkah hidupnya.

“Generasi bertakwa itu tidak hanya sukses di dunia, tapi juga bahagia di akhirat. Mereka inilah yang disebut al-muflihun, generasi yang mendapatkan falah,” tuturnya.

Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan agar umat Islam tidak meragukan isi Al-Qur'an. Keyakinan terhadap kebenaran kitab suci ini adalah langkah awal untuk meraih keberkahan hidup.

Dalam kehidupan modern, banyak tantangan yang dapat menjauhkan seseorang dari nilai-nilai Al-Qur'an. Oleh karena itu, UAH mengajak umat Islam untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai referensi utama dalam menyelesaikan setiap masalah.

“Al-Qur'an tidak pernah ketinggalan zaman. Apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini, jawabannya ada di dalamnya,” ujarnya.

Sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an mencakup berbagai aspek, mulai dari ibadah, muamalah, hingga akhlak. Dengan memahami dan mengamalkannya, seseorang dapat mencapai keseimbangan hidup yang hakiki.

 

Jadikan Al-Qur'an Sebagai Prioritas

Tadarus Al-Qur’an Raksasa di Masjid Yaman
Pria Muslim membaca Al-qur'an. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

UAH juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis Al-Qur'an untuk membentuk generasi yang bertakwa. Ia menyebut bahwa pendidikan ini harus dimulai sejak dini agar nilai-nilai Al-Qur'an tertanam dalam kehidupan seseorang.

“Jika kita ingin generasi yang kuat, yang bertakwa, maka pendidikan Al-Qur'an harus menjadi prioritas,” tegasnya.

Selain itu, ia mengajak umat Islam untuk terus memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur'an melalui tafsir dan kajian-kajian ilmiah. Pemahaman ini tidak hanya akan memperkuat iman, tetapi juga membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang bijak.

Menurut UAH, Al-Qur'an adalah sumber energi spiritual yang tak pernah habis. Dengan mendekatkan diri pada Al-Qur'an, seseorang akan merasa lebih tenang, percaya diri, dan optimis dalam menjalani kehidupan.

“Ketika hati terpaut pada Al-Qur'an, maka hidup akan terasa lebih ringan. Semua masalah punya jalan keluar, semua kebahagiaan bisa diraih,” katanya.

Ceramah ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam agar tidak hanya menjadikan Al-Qur'an sebagai pajangan atau hafalan semata, tetapi benar-benar mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.

“Jangan hanya membaca Al-Qur'an, tapi pahami dan amalkan. Itulah inti dari pedoman hidup,” tutup Ustadz Adi Hidayat.

Dengan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman, umat Islam tidak hanya akan menemukan kebahagiaan di dunia, tetapi juga meraih keberkahan di akhirat. Panduan yang diberikan kitab suci ini adalah jawaban atas setiap persoalan hidup.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya