Liputan6.com, Jakarta - Persoalan perpecahan umat Islam sering menjadi topik diskusi, terutama terkait hadis yang menyebutkan bahwa umat Islam akan terbagi menjadi 73 golongan. Gus Baha, seorang ulama yang dikenal dengan pemahaman Al-Qur'an dan hadis yang mendalam, memberikan pandangannya terkait hal ini.
Gus Baha menjelaskan bahwa hadis tersebut sering kali menjadi bahan perdebatan di kalangan ulama. Menurutnya, ada dua riwayat yang membahas 73 golongan ini, dan keduanya memiliki interpretasi yang berbeda.
Advertisement
Dalam sebuah ceramah yang dirangkum dari kanal YouTube @ngajigusbahaaa, Gus Baha memaparkan bahwa salah satu riwayat menyebutkan 72 golongan salah dan hanya satu yang benar. Namun, ada riwayat lain yang menyatakan sebaliknya, yaitu 72 golongan benar dan satu yang salah.
Advertisement
Menurut Gus Baha, kedua riwayat tersebut memiliki landasan yang kuat dalam dunia ilmu hadis. "Di dunia ilmu hadis, perdebatan ini tidak bisa diselesaikan secara sepihak. Banyak ulama mendukung kedua pandangan ini dengan argumen yang kuat," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa umat Islam sering kali hanya fokus pada satu riwayat, tanpa memahami konteks keseluruhan. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh kurangnya rujukan pada ahli ilmu yang kompeten.
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengutip beberapa ulama besar yang mendukung pandangan bahwa 72 golongan adalah benar, sedangkan satu golongan lainnya salah. "Di kitabnya Habib Muhammad bin Abdillah al-Haddar, yang juga mertuanya Habib Umar bin Hafidz, dijelaskan bahwa riwayat ini memiliki dasar yang kuat," ungkapnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Benar dan Salah Bukan untuk Menghakimi
Namun, Gus Baha juga tidak menafikan riwayat yang menyatakan sebaliknya, yaitu 72 golongan salah dan satu golongan yang benar. Ia menekankan bahwa penting bagi umat Islam untuk memahami kedua riwayat ini dengan bijaksana.
Gus Baha mengingatkan bahwa istilah "benar" atau "salah" dalam konteks ini bukan untuk saling menghakimi. "Perpecahan ini seharusnya menjadi pelajaran untuk introspeksi, bukan untuk saling menyalahkan," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa fokus umat Islam seharusnya adalah memperkuat tali persaudaraan dan menjauhi sifat saling menuduh. "Kita ini terlalu sering mengonsumsi narasi yang memecah belah. Padahal, inti ajaran Islam adalah rahmat untuk semua," tegasnya.
Gus Baha juga menyoroti bahwa istilah "Ahlus Sunnah wal Jamaah" sering digunakan untuk mengklaim kebenaran sepihak. Padahal, menurutnya, konsep ini mengajarkan keseimbangan dan toleransi dalam beragama.
Ia menjelaskan bahwa banyak ulama terdahulu telah memberikan panduan untuk memahami perbedaan pandangan dalam Islam. "Kitab-kitab klasik penuh dengan penjelasan yang menuntun kita untuk tetap berada di jalan yang benar, tanpa harus menghakimi golongan lain," ujarnya.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga mengingatkan pentingnya belajar dari sumber yang terpercaya. Menurutnya, banyak kesalahpahaman yang terjadi karena umat Islam tidak merujuk pada ahli ilmu yang kompeten.
Advertisement
Ajakan Introspeksi dari Gus Baha
Ia mengajak umat Islam untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang berkaitan dengan agama. "Belajarlah dari orang-orang yang benar-benar ahli dalam ilmu agama, bukan dari sumber yang tidak jelas," katanya.
Gus Baha juga menekankan bahwa persatuan umat adalah tujuan utama. "Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa, tetapi jangan sampai itu menjadi alasan untuk perpecahan," tambahnya.
Menurutnya, umat Islam perlu lebih fokus pada esensi ajaran agama, yaitu kasih sayang, keadilan, dan kedamaian. "Islam itu rahmatan lil 'alamin. Jangan sampai kita merusaknya dengan konflik yang tidak perlu," ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa perdebatan tentang 73 golongan ini tidak boleh dijadikan alasan untuk saling mencela. "Lebih baik kita fokus pada amal kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah," pesannya.
Dalam ceramah tersebut, Gus Baha juga memberikan nasihat agar umat Islam lebih banyak merenung dan memperbaiki diri. "Daripada sibuk mencari kesalahan orang lain, lebih baik kita introspeksi diri," tutupnya.
Melalui penjelasan ini, Gus Baha berharap umat Islam dapat memahami perbedaan pandangan dengan bijaksana dan tetap menjaga persatuan di tengah keragaman.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul