Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia memiliki persepsi berbeda tentang kebahagiaan. Sebagian besar menganggap kebahagiaan harus dicari, sehingga terus berusaha meraih sesuatu yang belum dimiliki.
Namun, menurut Ustadz Adi Hidayat (UAH), konsep kebahagiaan dalam Al-Qur'an tidak seperti itu. Kebahagiaan sejati bukanlah tentang mencari, tetapi menikmati apa yang sudah ada.
Advertisement
UAH menegaskan bahwa banyak orang justru merasa tidak bahagia karena terlalu fokus pada hal-hal yang belum dimiliki, bukan mensyukuri yang sudah ada.
Advertisement
"Bahagia itu menikmati apa yang ada, bukan mencari yang tidak ada. Jadi kalau Anda punya pasangan, tetapi terus mencari sesuatu yang tidak ada, pasti yang akan terjadi banyak keluhan," ujar UAH dalam video yang dikutip dari kanal YouTube @ItmsSiwal-j7s.
Menurutnya, konsep kebahagiaan dalam Al-Qur'an sering kali perlu dikoreksi. Banyak orang salah memahami dan menganggap bahwa kebahagiaan harus dicari di luar diri.
Dalam realitas kehidupan, banyak yang sudah memiliki segalanya—keluarga, pekerjaan, atau kesehatan—tetapi masih merasa kurang bahagia.
Sebaliknya, ada orang yang hidup sederhana tetapi merasa sangat bersyukur dan menikmati kehidupannya tanpa beban.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Konsep Bahagia Itu Seperti Ini
Ini menunjukkan bahwa kebahagiaan bukan bergantung pada materi, melainkan pada cara pandang seseorang terhadap hidupnya.
Al-Qur'an mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bersumber dari rasa syukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah.
Ketika seseorang terlalu sibuk mengejar sesuatu yang tidak ada, maka pikirannya dipenuhi keluhan dan ketidakpuasan.
Misalnya, dalam pernikahan, banyak orang tidak bahagia bukan karena kekurangan, tetapi karena terus membandingkan pasangannya dengan orang lain.
Akibatnya, kebahagiaan menjadi sesuatu yang sulit diraih karena standar yang terus berubah dan tidak pernah cukup.
Jika konsep kebahagiaan diubah menjadi mensyukuri dan menikmati yang ada, maka kehidupan akan terasa lebih ringan.
Allah sudah memberikan manusia banyak nikmat, tetapi sering kali manusia lalai untuk menghargainya.
Advertisement
Jangan Mencari Kebahagiaan Diluar Dirinya, Akan Begini Nasibnya
Al-Qur'an juga mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak hanya bersifat duniawi, tetapi juga berkaitan dengan ketenangan batin dan hubungan dengan Allah.
Ketika seseorang terlalu sibuk mencari kebahagiaan di luar dirinya, maka ia akan mudah merasa lelah dan kecewa.
Sebaliknya, orang yang mampu menikmati kehidupannya dengan penuh syukur akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan sejati.
Konsep ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari keluarga, pekerjaan, hingga hubungan sosial.
Dengan memahami bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus dicari, seseorang akan lebih mudah merasa cukup dan puas.
Pada akhirnya, kebahagiaan sejati adalah tentang bagaimana seseorang mensyukuri nikmat yang sudah diberikan dan tidak terus menerus mengejar hal yang belum tentu ia butuhkan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
