Liputan6.com, Jakarta - Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dalam ajaran Islam. Malam ini disebut lebih baik daripada 1.000 bulan, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur'an.
Dalam Surat Al-Qadr ayat ketiga disebutkan, "Lailatul qodri khairum min alfi syahr," yang berarti "Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan." Pernyataan ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan malam tersebut.
Ulama muda, Ustadz Adi Hidayat (UAH), menjelaskan bahwa pahala yang didapat saat beribadah di malam Lailatul Qadar bukan sekadar setara dengan ibadah selama seribu bulan, tetapi lebih dari itu.
Advertisement
"Malam ini jika Anda ibadah bersamaan dengan malam itu, maka peluang pahalanya lebih dari, bukan sama dengan, 1.000 bulan," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Menurutnya, perhitungan seribu bulan jika dikonversi ke dalam hitungan tahun setara dengan 82 hingga 85 tahun. Itu berarti ibadah pada malam ini bisa lebih dari angka tersebut.
Mengutip video di kanal YouTube @yaminsanjury, Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh sederhana terkait perhitungan pahala tersebut.
"Kalau ada orang sholat, misalnya Allahu Akbar, sholat dua rakaat saja bertepatan dengan malam ini, itu sama dengan sholat kurang lebih 85 tahun," jelas UAH.
Simak Video Pilihan Ini:
Lakukan Banyak Amalan
Begitu pula dengan membaca Al-Qur'an, walaupun hanya satu ayat. "Misalnya Anda bangun, satu ayat baca, itu nilai bacaannya satu ayat ini ketika bersamaan dengan malam Al-Qadar, sama dengan baca satu ayat selama 85 tahun tanpa henti," tambahnya.
Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa Lailatul Qadar tidak hanya menjadi kesempatan bagi orang yang kuat beribadah semalaman, tetapi juga bagi mereka yang melakukan amalan sederhana dengan penuh keikhlasan.
"Jangan pernah remehkan amalan sekecil apa pun di malam itu, karena nilainya luar biasa," tegasnya.
Penting untuk dipahami bahwa keistimewaan malam ini tidak hanya sekadar dalam hitungan pahala, tetapi juga dalam keberkahan yang Allah limpahkan kepada umat Islam.
Maka dari itu, setiap Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil, guna meraih keutamaan Lailatul Qadar.
Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Rasulullah sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh malam terakhir. Ini menunjukkan betapa pentingnya mencari keberkahan Lailatul Qadar.
Selain sholat dan membaca Al-Qur'an, memperbanyak doa juga menjadi amalan utama yang sangat dianjurkan pada malam ini.
Ustadz Adi Hidayat menyebutkan doa yang paling dianjurkan pada malam itu. "Doa yang paling sering diajarkan adalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni," ungkapnya.
Doa ini mengandung permohonan agar Allah mengampuni dosa-dosa, yang menjadi salah satu bentuk keberkahan terbesar di malam Lailatul Qadar.
Advertisement
Sejumlah Keutamaan Selain Pahala
Banyak ulama yang menjelaskan bahwa malam ini tidak hanya membawa pahala besar, tetapi juga membawa ketenangan dan kemudahan dalam hidup bagi mereka yang mendapatkannya.
Oleh karena itu, umat Islam disarankan untuk tidak melewatkan kesempatan ini hanya karena merasa lelah atau terlalu sibuk dengan urusan duniawi.
Meskipun tanda-tanda pasti Lailatul Qadar tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ciri yang disebutkan dalam berbagai riwayat, seperti malam yang tenang dan udaranya sejuk.
Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa yang paling penting bukanlah mencari tanda-tandanya, tetapi bagaimana mempersiapkan diri agar bisa meraih keutamaan malam tersebut.
"Jangan hanya fokus mencari ciri-cirinya, tapi lakukan ibadah terbaik agar tidak menyesal nantinya," pesannya.
Bagi yang tidak mampu beribadah sepanjang malam, cukup lakukan amalan ringan seperti berdzikir, membaca Al-Qur'an, atau sekadar merenungkan makna kehidupan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah.
Bahkan tidur dalam keadaan niat ibadah pun bisa bernilai pahala besar jika diniatkan untuk menyegarkan tubuh agar bisa beribadah lebih baik setelahnya.
Lailatul Qadar adalah anugerah yang Allah berikan kepada umat Islam, sehingga setiap Muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkannya.
"Kesempatan mendapatkan malam ini hanya datang setahun sekali. Maka, siapa pun yang melewatkannya, bisa jadi kehilangan kesempatan terbesar dalam hidupnya," tutup Ustadz Adi Hidayat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
