Seorang joki yang menawarkan jasa membantu jamaah haji mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram ditangkap aparat keamanan. Dalam praktiknya, para joki ini kerap memeras jamaah haji yang dibantu mencium Hajar Aswad.
"Alhamdulillah hari ini kita sudah menangkap satu orang joki Hajar Aswad, yang selama ini selalu membuat keresahan kepada jamaah haji, dengan modus mereka menawarkan pertolongan kemudian di ujung mereka memaksa jamaah untuk membayar dengan jumlah yang sangat tinggi," kata Kepada Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat di Mekah, Kamis (4/10/2013) waktu setempat.
Menurut Arsyad, penangkapan joki tersebut bermula ketika 2 orang petugas keamanan dari Sektor Khusus Mekah melakukan tugas pada Kamis pagi pukul 06.00 waktu setempat.
"Tiba-tiba mereka dikagetkan oleh orang yang ngomong 'ini yang menggagalkan kita', kemudian teman kami yang 2 orang itu dikeroyok oleh mereka (para joki). Ternyata mereka banyak, bahkan menurut informasi sampai 10 orang," papar Arsyad Hidayat.
Arsyad mengatakan, karena 2 orang petugas tersebut adalah aparat keamanan, mereka berhasil menangkap salah seorang dari para joki tersebut, sementara yang lainnya berhasil melarikan diri. "Kebetulan (saat itu) ada polisi (Arab Saudi) juga, sehingga ia ditangkap dan langsung dibawa ke kantor polisi Masjidil Haram," tambahnya.
Joki tersebut diketahui bernama AS (31), seorang warga negara Indonesia yang sudah lama tinggal di Arab Saudi. "Kalau dilihat dari modusnya, sudah biasa melakukan joki Hajar Aswad," kata Arsyad yang menyebut uang yang diminta para joki itu mencapai 1.000 riyal.
Agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi, Arsyad meminta kepada jamaah agar tidak memaksakan diri mencium Hajar Aswad terutama saat kondisi Masjidil Haram sangat padat.
"Saya mohon kerjasamanya supaya ini tidak terulang kembali, jamaah tidak terpedaya atau tidak mau ditipu oleh orang yang awalnya mau menolong menawarkan jasa tapi diujungnya malah melakukan pemerasan terhadap jemaah," kata Arsyad.
Sementara itu, Kepala Seksi Keamanan Daker Makkah Asep Abdullah yang sempat menginterogasi AS mengatakan, pelaku mengaku berasal dari Kalimantan dan sudah 7 tahun tinggal di Arab Saudi namun keluarganya berada di Tanah Air. AS yang hanya lulusan SD itu, kata Asep, hanya bekerja dalam tim kecil terdiri atas 2 atau 3 orang tanpa pemimpin dengan sistem kerja bagi hasil. (Ant/Eks/Yus)
"Alhamdulillah hari ini kita sudah menangkap satu orang joki Hajar Aswad, yang selama ini selalu membuat keresahan kepada jamaah haji, dengan modus mereka menawarkan pertolongan kemudian di ujung mereka memaksa jamaah untuk membayar dengan jumlah yang sangat tinggi," kata Kepada Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat di Mekah, Kamis (4/10/2013) waktu setempat.
Menurut Arsyad, penangkapan joki tersebut bermula ketika 2 orang petugas keamanan dari Sektor Khusus Mekah melakukan tugas pada Kamis pagi pukul 06.00 waktu setempat.
"Tiba-tiba mereka dikagetkan oleh orang yang ngomong 'ini yang menggagalkan kita', kemudian teman kami yang 2 orang itu dikeroyok oleh mereka (para joki). Ternyata mereka banyak, bahkan menurut informasi sampai 10 orang," papar Arsyad Hidayat.
Arsyad mengatakan, karena 2 orang petugas tersebut adalah aparat keamanan, mereka berhasil menangkap salah seorang dari para joki tersebut, sementara yang lainnya berhasil melarikan diri. "Kebetulan (saat itu) ada polisi (Arab Saudi) juga, sehingga ia ditangkap dan langsung dibawa ke kantor polisi Masjidil Haram," tambahnya.
Joki tersebut diketahui bernama AS (31), seorang warga negara Indonesia yang sudah lama tinggal di Arab Saudi. "Kalau dilihat dari modusnya, sudah biasa melakukan joki Hajar Aswad," kata Arsyad yang menyebut uang yang diminta para joki itu mencapai 1.000 riyal.
Agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi, Arsyad meminta kepada jamaah agar tidak memaksakan diri mencium Hajar Aswad terutama saat kondisi Masjidil Haram sangat padat.
"Saya mohon kerjasamanya supaya ini tidak terulang kembali, jamaah tidak terpedaya atau tidak mau ditipu oleh orang yang awalnya mau menolong menawarkan jasa tapi diujungnya malah melakukan pemerasan terhadap jemaah," kata Arsyad.
Sementara itu, Kepala Seksi Keamanan Daker Makkah Asep Abdullah yang sempat menginterogasi AS mengatakan, pelaku mengaku berasal dari Kalimantan dan sudah 7 tahun tinggal di Arab Saudi namun keluarganya berada di Tanah Air. AS yang hanya lulusan SD itu, kata Asep, hanya bekerja dalam tim kecil terdiri atas 2 atau 3 orang tanpa pemimpin dengan sistem kerja bagi hasil. (Ant/Eks/Yus)