Hingga Senin 18 November 2013 pukul 05.00 WIB, jamaah haji yang wafat sebanyak 281 orang, termasuk 12 orang di antaranya jamaah haji khusus. Jumlah ini jauh lebih sedikit ketimbang periode yang sama 2012 lalu, yaitu sebanyak 425 orang.
Adapun jamaah yang masih dirawat di Arab Saudi, sampai dengan hari ini tercatat 26 orang. Rincinya, 3 orang di Balai Pengobatan Haji Indonesia 3 dan 23 anggota jamaah di RS Arab Saudi.
Sementara itu, terkait jamaah haji yang meninggal dunia karena sakit, klaim asuransi yang dibayarkan kepada keluarganya sebesar Rp 35,5 juta. Sedangkan jamaah haji yang meninggal karena kecelakaan klaim asuransi yang dibayarkan kepada keluarganya sebesar Rp 71 juta.
"Dalam rangka kesempurnaan haji, pada tahun ini sebanyak 202 jamaah dibadal-hajikan dan 166 jamaah disafariwukufkan. Untuk badal haji dan safari wukuf tersebut, jamaah haji atau keluarganya tidak dikenakan biaya tambahan," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali di hadapan ratusan anggota jamaah haji kloter terakhir debarkasi Jakarta di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (18/11/2013) pagi.
"Seluruh jamaah haji yang wafat sebelum wukuf di Arab Saudi sudah dibadalhajikan. Seluruh jamaah haji sakit dan tidak bisa melaksanakan wukuf di Arafah juga sudah disafariwukufkan. Khusus untuk jamaah udzur, rekam jejak pelaksanaan ibadahnya dipantau langsung oleh Pembimbing Ibadah Jamaah Udzur (PIJU)," imbuh Menteri Agama.
Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim al Mubarok turut memberikan sambutan. "Semoga para jamaah menjadi haji yang mabrur. Ini terlihat dari wajah-wajah jamaah yang cerah," ucap Mustafa.
Menyoal pemotongan kuota haji 20 persen, menurut Mustafa, adalah untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan atas pelayanan ibadah haji. Jamaah haji pun diharapkan dapat menceritakan pengalaman berhaji mereka.
"Pemerintah Arab Saudi, dalam hal ini Raja Abdullah, sebenarnya berat melakukan pemotongan kuota haji yang semata-mata didasarkan atas kenyamanan dan keselamatan jamaah haji," pungkas Mustafa. (Yus)
Adapun jamaah yang masih dirawat di Arab Saudi, sampai dengan hari ini tercatat 26 orang. Rincinya, 3 orang di Balai Pengobatan Haji Indonesia 3 dan 23 anggota jamaah di RS Arab Saudi.
Sementara itu, terkait jamaah haji yang meninggal dunia karena sakit, klaim asuransi yang dibayarkan kepada keluarganya sebesar Rp 35,5 juta. Sedangkan jamaah haji yang meninggal karena kecelakaan klaim asuransi yang dibayarkan kepada keluarganya sebesar Rp 71 juta.
"Dalam rangka kesempurnaan haji, pada tahun ini sebanyak 202 jamaah dibadal-hajikan dan 166 jamaah disafariwukufkan. Untuk badal haji dan safari wukuf tersebut, jamaah haji atau keluarganya tidak dikenakan biaya tambahan," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali di hadapan ratusan anggota jamaah haji kloter terakhir debarkasi Jakarta di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (18/11/2013) pagi.
"Seluruh jamaah haji yang wafat sebelum wukuf di Arab Saudi sudah dibadalhajikan. Seluruh jamaah haji sakit dan tidak bisa melaksanakan wukuf di Arafah juga sudah disafariwukufkan. Khusus untuk jamaah udzur, rekam jejak pelaksanaan ibadahnya dipantau langsung oleh Pembimbing Ibadah Jamaah Udzur (PIJU)," imbuh Menteri Agama.
Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim al Mubarok turut memberikan sambutan. "Semoga para jamaah menjadi haji yang mabrur. Ini terlihat dari wajah-wajah jamaah yang cerah," ucap Mustafa.
Menyoal pemotongan kuota haji 20 persen, menurut Mustafa, adalah untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan atas pelayanan ibadah haji. Jamaah haji pun diharapkan dapat menceritakan pengalaman berhaji mereka.
"Pemerintah Arab Saudi, dalam hal ini Raja Abdullah, sebenarnya berat melakukan pemotongan kuota haji yang semata-mata didasarkan atas kenyamanan dan keselamatan jamaah haji," pungkas Mustafa. (Yus)