Memburu Ikan Dewa hingga Lereng Gunung Slamet Saat Imlek

Pembudidaya ikan dewa di lereng Gunung Slamet, Sukaryo mengatakan menjelang Imlek, dia mengirimkan kurang lebih dua kuintal ikan dewa konsumsi ke Jakarta

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2022, 11:15 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 06:00 WIB
Pekerja di pusat pembibitan ikan Dewa menyeleksi indukan yang siap memijah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pekerja di pusat pembibitan ikan Dewa menyeleksi indukan yang siap memijah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Ikan dewa (Tor Soro) dianggap sebagai ikan keberuntungan bagi masyarakat keturunan Tionghoa. Tak aneh, ikan langka ini diburu pada momentum tertentu, terlebih saat perayaan tahun baru Imlek.

Pada Imlek 2022 ini, permintaan ikan dewa meningkat, meski tidak sesignifikan tahun sebelum pandemi Covid-19.

Pembudidaya ikan dewa di lereng Gunung Slamet, Sukaryo mengatakan menjelang Imlek, dia mengirimkan kurang lebih dua kuintal ikan dewa konsumsi ke Jakarta.

“Ada sih, kita sempat kirim-kirim ke Jakarta juga. Kurang lebih ya satu kuintal lebih lah, ada dua kuintal,” kata pengelola budidaya ikan dewa di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini, Selasa (1/2/2022).

Meski terjadi peningkatan permintaan, dia tak menaikkan harga ikan dewa. Sebab, meski ada peningkatan permintaan, jumlah ini masih terbilang kecil dibanding Imlek di tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19.

Saat kondisi normal, pada Imlek dia bisa menjual hingga satu ton lebih dengan harga tinggi. Ikan dewa ukuran 500 gram untuk pasar domestik. Sedangkan ukuran satu kilogram ke atas diekspor ke Hongkong.

“Kalau untuk harga sih standar, stabil. Karena ini kan kita habis Corona panjang,” ucap dia.

Ikan dewa ukuran antara 500-1.000 gram per ekor berharga Rp500 ribu per kilogram. Sedangkan ukuran 1.000 gram per ekor ke atas dihargai kisaran Rp1 juta per kilogram.

Menurut dia, kebutuhan ikan dewa di pasar lokal juga sudah cukup tinggi. Per bulan restorannya membutuhkan sekitar 100 kilogram ikan dewa. Selain hasil budidaya sendiri, ikan dewa konsumsi juga diserap dari petambak mitra yang tersebar di Pulau Jawa hingga Sumatera.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Pemijahan Ikan Dewa

Indukan ikan Dewa di Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Indukan ikan Dewa di Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Di sisi lain, bergeliatnya ekonomi masyarakat juga membuat dia yakin untuk memijahkan ikan dewa setelah nyaris dua tahun vakum karena pandemi Covid-19.

Sukaryo mengatakan mulai akhir 2021 lalu permintaan ikan dewa konsumsi beranjak naik meski belum senormal biasanya. Ikan dewa kerap digunakan untuk acara keagamaan warga keturunan Tionghoa, dan acara-acara penting keluarga.

Meski baru kembali mulai melakukan pembenihan, stok ikan dewa konsumsi masih tersedia meski terbatas. Ikan dewa konsumsi diambil dari petambak atau petani mitra yang tersebar di Pulau Jawa hingga Sumatera.

Dia mencontohkan, beberapa waktu lalu sempat mengirimkan ikan dewa dengan bobot di atas 1.500 gram per ekor ke Hongkong, dengan jumlah dua kuintal. Ikan ini diambil dari Sumedang, salah satu sentra budidaya ikan dewa yang juga mitra.

Menurut dia pada masa pandemi Covid-19, penjualan ikan dewa konsumsi sangat rendah. Pasalnya, tidak ada perayaan keagamaan maupun acara yang melibatkan orang banyak. Akibatnya, ikan dewa yang berharga tinggi itu kehilangan pasar domestik.

“Kalau sekarang sudah jalan lagi. Kemarin saya sempat kirim-kirim juga, ada permintaan juga dari Hongkong, kemarin itu kan sempat saya kirim juga itu,” kata Sukaryo, pengelola sentra budidaya ikan dewadi Karangtengah," Sukaryo mengungkapkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya