Perjalanan Satu Abad Getuk Goreng Sokaraja, Kuliner Banyumas Warisan Budaya Nasional

Getuk goreng sudah ada sejak zaman kolonial Belanda pada 1918.

oleh Tifani diperbarui 04 Jul 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 20:00 WIB
Gethuk Goreng Banyumas
Gethuk goreng di Banyumas diburu para pemudik.

Liputan6.com, Banyumas - Getuk goreng merupakan salah satu makanan khas Sokaraja, Banyumas. Getuk goreng memiliki cita rasa manis, gurih, dan legit sekaligus.

Seperti getuk pada umumnya, getuk goreng dibuat dari singkong yang dibumbui dengan gula kelapa atau gula merah, bedanya kemudian getuk digoreng menggunakan minyak panas. Rupanya sejarah getuk goreng tak sederhana seperti bentuknya.

Getuk goreng sudah ada sejak zaman kolonial Belanda pada 1918. Dikutip dari berbagai sumber, getuk goreng ditemukan pertama kali oleh Sanpirngad yang seorang penjual nasi rames keliling di Sokaraja, secara tak sengaja.

Selain berjualan nasi rames keliling, Ia juga menjajakan getuk cemol dengan tekstur sedikit basah. Pada saat itu getuk yang ia jual kerap tidak habis terjual, sehingga ia memiliki akal agar getuk tersebut bisa di konsumsi kembali.

Kemudian getuk yang tidak habis dijual itu digoreng  agar tidak busuk dan dapat dikonsumsi. Getuk goreng ini pun mulanya disediakan gratis oleh Sanpirngad sambil berjualan nasi rames.

Tidak disangka, ternyata getuk goreng banyak diminati. Baru setelah 6 tahun berlalu, getuk goreng dijual dan tidak geratis lagi.

Sanpirngad kemudian mewariskan warung getuknya kepada Tohirin, menantunya.  Di tangan Tohirin, getuk goreng mencapai masa kejayaan.

Dia bahkan mampu mengubah sebuah warung nasi rames menjadi tiga buah toko getuk goreng di Sokaraja sejak 1970-an hingga saat ini. Setelah perjalanan panjang, getuk goreng Sokaraja ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya nasional tak benda. Keputusan itu ditetapkan oleh Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Indonesia pada 2017 lalu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya