Fakta Unik Jemaah Haji Indonesia yang Bikin Setan Pusing, Kata Gus Baha

Pokoknya pusing setan menghadapi jemaah haji Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2022, 17:43 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 16:00 WIB
Calon Jemaah haji bercaping asal Cilacap berdoa sebelum diberangkatkan ke Embarkasi Solo, Selasa dinihari (14/8/2018). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Calon Jemaah haji bercaping asal Cilacap berdoa sebelum diberangkatkan ke Embarkasi Solo, Selasa dinihari (14/8/2018). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Pada tahun 2022 ini Indonesia mendapat kuota haji terbanyak, yakni sebanyak 100.051 jemaah. Di urutan kedua ada Pakistan sebanyak 81.132 jemaah, India 79.237 jemaah, Bangladesh 57.585 jemaah, dan Nigeria sebanyak 43.008 jamaah.

Ternyata jemaah haji Indonesia juga terkenal dengan persiapannya yang matang sebelum berangkat haji ke tanah suci Makkah. Bahkan mendapat predikat haji terbaik dunia. Hal ini sebagaimana disampaikan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.

“Makanya saya sangat suka ulama, terutama kiai fikih. Yang ikhlas tapi. Karena coba Indonesia itu, kalau haji itu yang terbaik lho di dunia,” kata Gus Baha dikutip dari kanal YouTube Santri Gayeng, Rabu (6/07/22).

Lebih lanjut Gus Baha menceritakan tentang keunggulan jemaah haji Indonesia meskipun dari kalangan awam sekalipun. Di sini Gus Baha tidak membahas jemaah haji yang sudah pintar dan alim seperti kiai dan ulama akan tetapi orang awam.

“Tidak ada orang awam sebaik Indonesia. Karena memang diajari cara beribadah oleh kiai, sekalipun bodoh,” terang Gus Baha.

Menurut Gus Baha, orang Indonesia meskipun tidak mengerti bahasa Arab tetapi ketika melafalkan bacaan Arab dalam salat benar semua tidak ada yang salah. Contohnya ketika melafalkan doa iftitah semuanya benar.

“Itu orang Indonesia benar semua, anak TK ya benar, Musthofa ya benar, Rukhin ya bener,” kata Gus Baha.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lempar Jumroh Terbaik

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dengan tokoh ulama Gus Baha
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dengan tokoh ulama Gus Baha di kediamannya. (Istimewa)

Gus Baha menceritakan kekaguman orang Arab terhadap jamaah haji Indonesia yang ternyata fasih-fasih dalam bahasa Arab. Sebab, ketika salat ia mampu melafalkan Arab dengan baik dan benar.

“Sehingga rahasia umum ketika orang Indonesia salat, orang Arab kagum. Ini bukan orang Arab tapi kok bacaannya benar? Masya Allah fasih! Sebab rafa dan nashabnya benar,” cerita Gus Baha.

Selain itu, Gus Baha mengatakan bahwa jamaah haji terbaik dunia itu orang Indonesia. Sebab, sebelum keberangatan ke Tanah Suci terlebih dahulu dibekali materi tuntunan ibadah haji dalam kegiatan manasik haji selama 1 tahun.

“Orang Indonesia itu haji terbaik di dunia, yang paling awam lho. Bayangkan yang paling awam. Salatnya, tawafnya, karena tadi manasik berapa bulan? Manasik haji Indonesia. Ada 6 bulan? Setahun ya. Itu orang paling bodoh juga jadi pintar. “itu dari Kemenag ada, dari KBIH ada, dari kiai kultural juga ada,” terang Gus Baha.

Selain itu, juga diajari sampai detail tata cara lempar jumrah dan hal-hal lain yang penting terkait ibadah tersebut.

“Sampai caranya melempar setan diajari. Cara melempar setan itu harus kena al-Marma. Nanti di situ ada tugu harus kena itu. Batunya jumlahnya harus sekian. Jelas detail, lalu dipraktekkan benar jamroh ketiga, lemparan pertama jamrotil ula. Itu benar semua,” kata Gus Baha.

Gus Baha lantas membandingkan dengan jemaah luar negeri yang melempar jumrah menggunakan sesuatu selain batu, padahal hal tersebut tidak boleh dilakukan.

“Kalau kamu melihat haji lain, sandal dilempar, jam dilempar. Jemaah haji Indonesia jelas, syarat yang dilempar, syarat kesekian yang dilemparkan harus berupa batu. Maka tidak boleh pakai sandal apalagi pakai dolar, ha..ha..ha..,” imbuhnya.

 

Doa Dikalungkan, Bikin Setan Jengkel

Calon jemaah haji bercaping Cilacap dilepas oleh keluarga di Cipari, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nurindra/Muhamad Ridlo)
Calon jemaah haji bercaping Cilacap dilepas oleh keluarga di Cipari, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nurindra/Muhamad Ridlo)

Gus Baha juga menekankan bahwa yang harus dilempar itu batu, bukan selainnya sebagaimana keterangan dalam kitab Taqrib.

“Itu jelas yang di taqrib yang dilempar harus berupa batu dan itu diterangkan sampai setahun, tidak pintar bagaimana?” tandas Gus Baha.

Selain itu peristiwa unik juga terjadi kepada jamaah haji Indonesia, yakni sebagaimana disebutkan di atas yakni kehati-hatian dan keseriusan persiapannya yang sampai-sampai karena takut lupa akan doa yang dipanjatnya, maka untuk menjaga hal tersebut lafal doa itu dikalungkan di lehernya.

Dan hal ini yang membuat jengkel dan pusing setan yang hendak mengganggu dan membuat lupa.

“Sudah begitu doanya punya cadangan seperti standar militer punya alternatif. Yaitu jika doa tidak hafal maka tulisannya dikalungkan. Jadi setan menggoda mudah-mudahan lupa ternyata membawa cadangan. Pokoknya pusing setan menghadapi jemaah haji Indonesia..ha..ha..ha...,” terang Gus Baha yang sontak membuat tawa hadirin.

“Jadi sudah dibuat lupa sama setan ternyata masih punya cadangan, yaitu doa yang dikalungkan. Jadi tidak mungkin salah,” imbuhnya.

Penulis: Khazim Mahrur

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya