Cerita Berdirinya Ponpes Khilafatul Muslimin di Mojokerto Sejak 2014

Warga menyebutkan bahwa tak satupun santri dan pengajarnya berasal dari Mojokerto, melainkan berasal dari Lampung dan Kalimantan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2022, 14:00 WIB
Ponpes Khilafatul Muslimin Mojokerto (Liputan6.com/Istimewa)
Ponpes Khilafatul Muslimin Mojokerto (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Mojokerto - Setelah ramai tertangkapnya para petinggi Khilafatul Muslimin, belakangan terungkap bahwa organisasi yang ingin mengubah ideologi negara menjadi khilafah itu ternyata mendirikan sebuah pesantren di Dusun Pandanrejo, Desa Simbaringin, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto yang diberi nama Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyyah. 

Andik, salah seorang warga yang tinggal di sekitar pondok pesantren tersebut mengaku bahwa Ponpes Ukhuwwah Islamiyyah didirikan sejak 2014 silam. Ponpes itu dulunya kecil, namun seiring waktu berjalan kini ponpes itu terbilang cukup besar.

"Sekitar Tahun 2014 berdirinya. Dulu cuma rumah satu, mau ambruk, belum ada pagarnya. Sekarang cukup besar," kata Andik, beberapa waktu lalu.

Meski telah lama berdiri di Mojokerto, Andik mengatakan bahwa tak satupun tenaga pengajar maupun santri dari Ponpes Ukhuwwah Islamiyyah itu merupakan warga Mojokerto. Seluruh yang tinggal di pesantren tersebut merupakan warga Kalimantan dan Lampung. 

"Luar Jawa, Lampung, Kalimantan gitu. Tidak ada orang sini. Kalau pimpinannya tidak tahu sama sekali dari dulu sampai sekarang," jelasnya.

Tenaga pengajar dan santri yang berada di pesantren tersebut bahkan terkesan tertutup. Tak jarang warga sekitar mengundang mereka untuk mengikuti suatu hajatan namun tak sekalipun orang-orang yang berada di pesantren tersebut hadir. 

"Awal-awal berdiri dulu tahu, baik sama orang sini. Tapi yang sekarang tidak sama sekali karena mereka jarang keluar juga. Pernah diundang waktu ada selamatan Jumat legi, diundang tidak mau," sebutnya. 

Meski begitu, lanjutnya, selama ini tak ada warga yang mengeluhkan berdirinya pesantren yang terafiliasi dengan organisasi Khilafatul Muslimin tersebut, karena ajaran maupun kegiatannya tak pernah mengganggu warga. 

"Kalau terganggu sih tidak. Dulu pernah tiap adzan subuh dua kali, sempat dilempari warga, terus sekarang sudah tidak. Sekarang normal," dia memungkasi.

 

Diselidiki

Sejak ditangkapnya sejumlah pentolan organisasi Khilafatul Muslimin, keberadaan Ponpes Ukhuwwah Islamiyyah Khilafatul Muslimin di Mojokerto kini menjadi sorotan banyak pihak. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Mojokerto pun langsung mendatangi pesantren tersebut. 

Kepala Bakesbangpol, Nugraha Budi Sulistya mengatakan bahwa pengecekan itu dilakukan untuk menggali informasi ihwal keterkaitan ponpes tersebut dengan organisasi Khilafatul Muslimin. Dia menyebutkan bahwa saat ini Ponpes tersebut diasuh oleh seorang pemuda berusia 24 tahun asal Lampung bernama Muhammad Nursalim.

"Kita datang untuk memastikan lokasi ini, kita menggali data sejauh mungkinlah. Sehingga kita tahu mereka itu seperti apa," kata Nugraha.

Dia juga memastikan bahwa Ponpes Ukhuwwah Islamiyyah tak terdaftar secara resmi di Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait keberadaan ponpes tersebut. 

"Tapi nanti kita konfirmasi lebih jauh. Ini kan tertutup dengan masyarakat juga. Nanti kita dalami semua, setelah ini kita koordinasikan dengan kepolisian," ucapnya. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya