Heboh Fenomena Hujan Jelly di Gorontalo, Begini Respons BMKG

Fenomena hujan jelly di Kabupaten Gorontalo Utara menghebohkan warga. Mereka terkejut setelah hujan deras menemukan banyak butiran lembek seperti jelly di pelataran rumah dan jalan.

oleh Nafiysul QodarTim News Diperbarui 17 Feb 2025, 04:14 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2025, 04:14 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Tetesan air hujan yang ada di jendela kaca dengan latar belakang mendung menyelimuti langit Jakarta, Kamis (1/2). BMKG juga meminta warga mengantisipasi potensi angin berkecepatan tinggi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena hujan mirip jelly menghebohkan warga di Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun merespons kabar tersebut.

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Direktorat Meteorologi Publik BMKG Ida Pramuwardani mengatakan, pihaknya masih meragukan kebenaran informasi terkait fenomena yang disebut adanya hujan jelly di Kabupaten Gorontalo Utara.

"Validitasnya masih diragukan," kata Ida di Jakarta, Minggu (16/2/2025) malam.

Ida mengungkapkan, meski ada beberapa kemungkinan tetapi tidak bisa asal berasumsi. Bahkan sampai saat ini BMKG belum mendapatkan informasi yang valid atas fenomena tersebut.

"Secara natural ini enggak mungkin terjadi," kata dia, seperti dikutip dari Antara..

Kendati begitu, menurut Ida, tim BMKG sedang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo dan menghubungi pemilik akun media sosial pengunggah video yang menyebutkan adanya hujan jeli di Gorontalo Utara, untuk memverifikasi kabar tersebut. Jika benar, BMKG akan mempelajari penyebabnya.

BMKG berharap masyarakat di Gorontalo tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan fenomena yang kebenarannya belum dapat dipastikan itu.

Sementara itu, Prakirawan Stasiun Meteorologi (Stamet) Djalaluddin Gorontalo, Naufal Pramudya Irawan menyebut, ada beberapa kemungkinan penyebab hujan jelly yang terjadi di Dusun Ato Atas, Desa Leyao, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada Sabtu (15/2/2025) malam sekitar pukul 20.00 WITA itu.

"Beberapa proses bisa menjadi salah satu kemungkinan penyebabnya," kata Naufal di Gorontalo, Minggu.

 

 

3 Kemungkinan Pemicu Hujan Jelly

Kemungkinan pertama yaitu adanya fenomena biologis, di mana hujan jelly disebabkan oleh hewan laut kecil seperti ubur-ubur atau plankton yang terangkat ke atmosfer oleh badai atau angin kencang.

Partikel gelatin dari organisme-organisme ini bisa jatuh bersama dengan hujan.

Kemungkinan kedua yaitu adanya fenomena meteorologi, di mana angin yang sangat kuat bisa mengangkat bahan-bahan dari permukaan laut atau kolam yang kemudian terbawa ke atmosfer dan turun kembali sebagai hujan ketika kondisi memungkinkan.

Kemungkinan ketiga yaitu adanya pencemaran atau limbah. Sebab beberapa kasus hujan jelly bisa juga terkait dengan limbah industri atau pencemaran air yang menghasilkan bahan-bahan gelatin atau mirip jelly, meskipun hal ini sangat jarang dan lebih mengarah ke fenomena yang merusak lingkungan.

Naufal mengatakan, untuk mengetahui penyebab secara pasti memerlukan penelitian lebih lanjut.

 

 

 

Bikin Heboh Warga

Fenomena hujan berbentuk seperti jelly sebelumnya menghebohkan warga di Desa Leyao, Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada Sabtu (15/2/2025) malam sekitar pukul 20.00 WITA.

Hujan jelly baru disadari warga setelah beberapa saat hujan turun, yang justru nampak di permukaan tanah adalah butiran jelly memenuhi pekarangan rumah dan jalan.

Beberapa warga yang mengamati peristiwa tak biasa itu kemudian merekam momen tersebut karena merasa baru pertama kali melihatnya. Hujan jelly di desa itu terjadi sekitar 30 menit. Saat itu, warga merasakan hujan turun cukup deras.

Ewan Saputra, warga desa setempat mengakui bahwa dirinya bersama para warga terkejut setelah desanya diguyur hujan. Mereka mendapati adanya butiran seperti jelly yang memenuhi pekarangan rumah dan jalan.

Dia menyebutkan beberapa orang warga sibuk mengambil wadah untuk menampung jeli yang nampak lembek dan butirannya terasa lembut seperti agar-agar.

"Belum diketahui apakah butiran jeli memenuhi seluruh desa atau hanya terjadi di satu lokasi di dusun tersebut, mengingat peristiwa langka ini terjadi malam hari," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya