Harapan Besar Bisnis Lele di Kediri Setelah Bandara Dhoho Beroperasi

Bisnis lele merupakan sektor yang menjanjikan di Kabupaten Kediri.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jul 2022, 01:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2022, 01:00 WIB
Budidaya Ikan Lele Kala Pandemi COVID-19
Seorang warga memperlihatkan bibit lele untuk budidaya di Tangerang, Jumat (6/11/2020). Pemerintah setempat bersama warga memanfaatkan lahan untuk bubidaya ikan lele guna menggerakan ekonomi masyarakat di masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jatim - Bisnis benih lele di Kabupaten Kediri, Jawa Timur cukup menjanjikan. Saat ini nilai ekonomi benih lele di daerah itu bisa mencapai Rp1,3 Triliun per tahun.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memprediksi, nilai tersebut diyakini bisa naik berkali lipat setelah Bandara Dhoho Kediri beroperasi.

"Kami prediksi meningkat hingga 4 Triliun setelah Bandara Dhoho beroperasi," ujarnya, baru-baru ini.

Pihaknya menerangkan Kabupaten Kediri mempunyai catatan emas capaian benih lele di angka 4 Triliun. Sehingga dengan adanya bandara, pihaknya optimis akan kembali bisa mencapai angka yang diinginkan.

Faktor yang mempengaruhi tingginya nilai ekonomi lele di Kabupaten Kediri ini menurutnya dikarenakan banyaknya pembudidaya lele yang tersebar di seluruh kecamatan yang diimbangi dengan tingginya konsumsi masyarakat terhadap lele.

Di samping itu, Kabupaten Kediri juga mempunyai bibit lele unggulan yang disebut dengan Lele Mutiara.

"Ini asli bibit yang memang dibuat oleh Dinas Perikanan Kabupaten Kediri. Saya yakin Lele Mutiara ini bisa dikembangkan dengan masif," ujarnya.

 

 

 

Republik Lele

Langkah strategis lain untuk mencapai targetnya, lanjut bupati adalah optimalisasi dan kolaborasi program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dengan Pemerintah Kabupaten Kediri ihwal budidaya ikan yang menjadikan satu desa di wilayahnya ini sebagai sentra lele.

"Pare ini menjadi daerah perkotaan di Kabupaten Kediri. Salah satu desa ditetapkan sebagai republik lele," tambahnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Nur Hafid menyebutkan dari nilai ekonomis Rp1,3 triliun itu didapatkan dari 1,3 Miliyar ekor benih lele yang dibudidaya oleh 1500 pembenih yang ada di Kabupaten Kediri.

Nur Hafid juga menuturkan lele mutiara memang menjadi produksi unggulan karena memiliki daya hidup yang lebih lama dibandingkan dengen jenis lele lain sepeti Sangkuriang maupun Masamo.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya