James Gwee,Motivator Sukses Yang Tak Punya Cita-cita Semasa Kecil

James Gwee adalah salah satu motivator favorit di Indonesia. Kini ia berbicara tentang cita-cita namun semasa kecil ia tak memilikinya.

oleh Bio In God Bless diperbarui 10 Jun 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2014, 17:00 WIB
James Gwee
James Gwee (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Tiap orang terlahir dengan karakter yang berbeda-beda. Tak semua orang punya kemampuan untuk selalu membuat hidupnya diisi spirit untuk mencapai visinya. Di sinilah seorang motivator memiliki peranan yang penting

 

Melalui motivator, seseorang dibantu untuk kembali membuat fokus dengan energi yang lebih segar. Salah seorang motivator kenamaan di Indonesia memulai profesinya sejak tahun 1994. Ia adalah James Gwee yang berkewarganegaraan Singapura.

 

“Enjoy what you do,” itulah kunci kesuksesan dari seorang James Gwee. Menurutnya, jika kita menikmati apa yang kita kerjakan, maka problem-problem yang ada akan dihadapi sebagai tantangan untuk diselesaikan, bukan sebagai sesuatu yang membebani hidup. Oleh karena itu, James menyarankan orang untuk mencari pekerjaan yang dapat dinikmati.

 

Bagi yang ingin memulai bisnis di Indonesia, James mengatakan bahwa bisnis apapun yang akan dijalankan di Indonesia bisa berkembang. Hal yang harus diperhatikan adalah cepatnya perubahan tren di Indonesia. Jadi menurutnya pelaku bisnis harus siap dan gesit dalam beradaptasi dengan hal tersebut. Marketing harus diperhatikan dengan serius karena melalui marketing, sebuah bisnis dapat lebih merangkul pasar.

Era Teknologi Informasi dan Peran Salesman

Era Teknologi Informasi dan Peran Salesman

 

Salah satu topik pembicaraan yang menjadi spesialisasi James Gwee adalah sales. Mengenai dunia sales ini, James memberi penjelasan tentang perubahan peran salesman akibat dari datangnya era teknologi informasi. Mengambil contoh pembelian handphone, James menjelaskan bahwa dulu masalah dalam membeli handphone hanya terkait dengan daya beli.

 

Saat ini, dengan beragamnya produk handphone dan mudahnya konsumen mengakses informasi tentang berbagai handphone yang dijual, konsumen yang berdaya beli tinggi pun harus menghadapi masalah dalam membeli handphone. Masalah yang muncul adalah masalah pilihan. Di sinilah peran salesman dibutuhkan.

 

Dijelaskan James bahwa hal ini kontradiktif dengan anggapan umum, yakni bahwa ketika memasuki era informasi, profesi salesman tidak dibutuhkan lagi karena dianggap bahwa semua informasi yang dibutuhkan konsumen sudah mudah diakses oleh konsumen itu sendiri. Namun kenyataannya kemudahan mengakses informasi tak serta-merta memberi kemudahan bagi konsumen untuk memilih produk yang mereka akan beli sehingga peran salesman tetap diperlukan.

 

Namun demikian, era informasi ini jelas memberi perubahan bagi peran seorang salesman. Dalam menerangkan hal ini, James mengambil contoh kegiatan jual-beli mobil di showroom. Dulu orang yang ingin membeli mobil akan datang ke showroom untuk mendapat informasi tentang mobil-mobil yang dijual dan memilih mobil mana yang akan dibeli.

 

Saat ini, dengan kemajuan teknologi informasi, orang yang ingin membeli mobil akan mencari informasi tentang berbagai mobil di internet dan memilih mobil yang akan dibeli sebelum datang ke showroom. Oleh karena itu, kini salesman di showroom bukan lagi memiliki peran utama untuk menjelaskan informasi tentang mobil-mobil yang dijual. Melainkan untuk meyakinkan konsumen bahwa mobil-mobil yang dijual adalah produk yang dibutuhkan konsumen.

 

Karir dan Keluarga

Karir dan Keluarga

 

Dalam menjalani profesinya sebagai motivator, James memiliki beberapa role model. Role modelnya dalam hal kesuksesan berskala besar dari seorang motivator adalah Anthony Robbins. Untuk content, role modelnya adalah Brian Tracy. Role model dalam hal selling from the stage adalah T. Harv Eker. Terkait style dan people’s engagement, James menjadikan Zig Ziglar sebagai role model.

 

Meski memiliki role model, James tetap berusaha menjadi diri sendiri dalam melakoni profesinya ini. Hal-hal yang practical dan down to earth adalah apa yang disajikan James dalam training dan seminarnya. Hal ini lah yang membuat James menjadi salah satu motivator favorit di Indonesia.

 

“Peserta seminar saya mengatakan bahwa cara saya membawakan seminar lebih membumi dengan contoh-contoh peristiwa sehari-hari dan tanpa konsep-konsep yang rumit. Oleh karena itu, orang-orang merasa apa yang saya sampaikan dapat langsung dipraktikan di lapangan,” ucap James kepada liputan6.com.

 

Dalam seminarnya, James selalu menekankan pentingnya untuk memiliki mimpi dan cita-cita. Hal ini mungkin lazim dimiliki oleh banyak orang sejak kecil. Namun siapa sangka bila sosok yang di masa dewasanya berbicara tentang pentingnya cita-cita ini justru tak punya cita-cita semasa kecil.

 

“Ibu saya kesal bila saat bersama teman-teman ada obrolan tentang cita-cita karena jika ditanya tentang cita-cita saya menjawab tidak tahu. Seiring berjalannya waktu, akhirnya saya tahu bahwa saya berbakat di bidang training,” kisah James pada liputan6.com.

 

Sukses dengan karirnya, James tak mengabaikan kehidupan keluarganya. James mengaku bahwa ia secara khusus mengalokasikan waktu yang dimilikinya untuk keluarga terlebih dahulu. Setelah menentukan jadwal khusus untuk dihabiskan bersama keluarga, barulah James membagi waktu-waktu lainnya untuk urusan pekerjaan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya