Bima Arya Sulap Tempat Kuliner Jadi Pusat Batu Akik

Pasar Devris yang awalnya adalah pusat kuliner disulap oleh walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjadi pasar batu akik terbesar di Bogor.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 08 Jan 2015, 10:35 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2015, 10:35 WIB
Bima Arya Sulap Tempat Kuliner Jadi Pusat Batu Akik
Pasar Devris yang awalnya adalah pusat kuliner disulap oleh walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjadi pasar batu akik terbesar di Bogor.

Liputan6.com, Bogor- Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto meresmikan pasar Batu Akik terbesar di Kota Bogor tepatnya di Pasar Devris, Rabu (7/1/2015). Pasar yang berlokasi di Jalan Raya Veteran yang awalnya diperuntukan sebagai pusat kuliner tersebut, akhirnya dijadikan sebagai pusat batu akik.

Dalam sambutannya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, ingin memaksimalkan fungsi dari pasar yakni sebagai sarana komunikasi dan informasi untuk masyarakat. Menurutnya, sejak jaman dulu, raja-raja jika akan memberikan informasi atau pengumuman kebijakan dilakukan di pasar.

Bima berharap pusat batu akik ini bisa bertahan dan menjadi primadona wisata Kot Bogor. "Kalau tren batu akik ini bisa bertahan lebih lama itu bagus, jangan sampai hanya sementara saja karena hanya memanfaatkan isu sesaat saja," harap Bima.

Dengan diresmikannya pusat batu akik di pasar Devriz ini, diharapkan juga menjadi simbol untuk Kota Bogor, dan menjadi rujukan para pecinta dan kolektor batu akik jika mencari batunya datang ke pasar ini. "Kita pun sudah menyiapkan tempat kuliner disini kalau para pengunjung batu akik lapar, kane biasanya kalau milih batu itu kan agak lama," kata dia.


Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Pakuan Jaya, Aly Yusuf mengakui jika di beberapa pasar di Kota Bogor belum optimal. Jadi pihaknya mencari cara agar pasar ini bisa lebih optimal.

"Makanya konsep pasar batu akik ini dikolaborasi dengan kuliner ini merupakan upaya untuk optimalisasi pasar devris," kata dia.

Aly menuturkan, di pasar Devris ini ada sekitar 40 pengrajin dan pedagang batu akik, dan rata-rata memiliki omset perbulan antara Rp 1 juta hingga Rp 500 juta. "Mudah-mudahan bertambah terus. Untuk penyewaan kios disini pun kita lakukan promo gratis sewa kios selama tiga bulan," ungkapnya.

Ali juga berharap, agar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, menjadikan pasar Devris menjadi salah satu destinasi lokasi wisata, dan mengarahkan yang ada tamu dari daerah lain untuk membawa dan mengunjungi pasar ini.

Sementara Komar (30), salah satu pedagang batu akik, berharap dengan berjualan di lokasi tersebut dapat meraih keuntungan yang lebih besar dan menarik pelanggan serta pecinta (kolektor) batu akik lebih banyak lagi.

"Saya disini menjual batu akik mulai dari harga 50 ribu hingga belasan juta. Macam-macam jenisnya ada Bacan, Safir, Kalimaya dalan lainnya" kata dia. (Bima Firmansyah)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya