Liputan6.com, Padang Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto resmi menyandang gelar Sangsako Adat Tuanku Besar Tumenggung Diraja, Minggu (22/3/2015). Gelar tersebut disematkan langsung oleh Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam Minangkabau Pagaruyung Darul Qorror, Sultan Muhammad Taufiq Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam.
Penganugerahan gelar tersebut diselimuti dengan nuansa upacara adat khas Minangkabau dan dilaksanakan di Istana Silinduang Bulan Pagaruyung, Kabupatan Tanah Datar, Sumatera Barat.
Dalam upacara tersebut hadir pula istri Dwi Soetjipto, Ny. Handini yang juga diberi gelar Sangsako Adat, Puan Puti. Tak hanya Dwi Soetjipto dan istri, Ketua DPD RI, Irman Gusman pun juga mendapat pengukuhan gelar yang sama yaitu Sangsako Adat.
Tari Piring dan Pencak Silat
Saat itu, tepat pukul 10.00 WIB Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto beserta Ketua DPD RI, Irman Gusman dan isteri tiba di Istana Silinduang Bulan Pagaruyung. Dengan menggunakan busana yang didominasi warna emas, Dwi dan Irman berserta istri disambut dengan seni khas dari tanah Minang antara lain seni beladiri pencak silat dari perguruan Silek Tuo Pagaruyuang dan Tari Piring.
Setelah selesai dengan acara penyambutan yang dilakukan di halaman Istana Silinduang Bulan Pagaruyung, keempat tamu istimewa tersebut pun bergegas masuk ke dalam Istana. Dikarenakan acara ini bersifat penting dan sakral, hanya tamu undangan khususlah yang diperbolehkan masuk ke dalam istana dan menyaksikan langsung penyematan gelar terhormat. Sementara itu, tamu undangan lainnya dan awak media dapat menyaksikan jalannya prosesi penganugerahan gelar lewat televisi yang telah disiapkan oleh panitia di halaman istana.
Advertisement
Kontribusi Terhadap Pembangunan Budaya
Lebih lanjut, Sultan Taufiq Thaib menjelaskan, pemberian gelar Sangsako Adat diberikan kepada Dwi Soetjipto karena ketokohannya. Dwi Soetjipto sebelum menjabat sebagai Dirut PT Pertamina pernah menjabat sebagai Dirut PT Semen Padang. Semasa memangku jabatan Dirut PT Semen Padang, Dwi Soetjipto telah banyak memberikan kontribusi terhadap pembangunan Sumatera Barat, tidak saja yang bernilai ekonomis, tetapi juga beliau telah memberikan kontribusi terhadap pembangunan budaya dan kemajuan berbagai cabang olahraga seperti silat.
Taufiq Thaib menambahkan, pemberian gelar Sangsako Adat kepada para tokoh itu karena mereka memiliki perhatian terhadap adat dan budaya Minangkabau Sumatera Barat, serta memiliki integritas dan konsisten di bidangnya masing-masing.
Gelar adat itu diberikan setelah diputuskan dalam rapat dari Lembaga Tertinggi Pucuk Adat Alam Minagkabau yang terdiri dari ratusan kerajaan sapiah balahan, kuduangkarata, kapakradai dan timbangpacahan yang terdapat di nusantara dan negara tetangga.
Jenis Gelar Adat di Minangkabau
Gelar adat di Minangkabau sendiri terdiri dari tiga jenis yaitu berdasarkan sifat, yang berhak memakai dan cara pengunaannya yakni Gala Mudo (Gelar muda), Gala Sako (Gelar pusaka kaum), Gala Sangsako (Gelar kehormatan).
Gelar Sako tidak boleh diberikan kepada orang lain dan harus diberikan menurut garis keturunan, Gelar Sangsako merupakan gelar kehormatan dan bisa diterima oleh orang di luar garis keturunan yang peduli dan memberikan perhatian terhadap orang Minangkabau, kemudian Gelar Mudo yang diberikan kepada lelaki Minang, yang disebut ketek banamo gadang bagala.
Beberapa tokoh nasional yang sudah diberikan gelar sangsako adat seperti Sri Sultan Hamengkubuwono X, Megawati, Soesilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, Zulkifli Nurdin, Alex Nudin, Syahrial Oesman, Anwar Nasution, Syamsul Ma'arif, Hasan Basri Agus dan Irman Gusman.
Advertisement