Menara Masjid dan Salib Dibangun Berdampingan di Bukit Harapan

Bukti toleransi, Menara Masjid dan Salib Dibangun Berdampingan di Bukit Harapan. Menunjukkan kedamaian di Sulawesi Utara terjaga sejak lama

oleh Dzulfikar Alala diperbarui 04 Mei 2016, 13:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2016, 13:30 WIB
Wisata Sulawesi Utara
Bukti toleransi, Menara Masjid dan Salib Dibangun Berdampingan di Bukit Harapan. Menunjukkan kedamaian di Sulawesi Utara terjaga sejak lama

Liputan6.com, Minahasa Dua bangunan berbeda berdiri di lokasi ini, menjadi salah satu wujud semangat kebersamaan yang ditemui di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. Kebersamaan dan kerukunan umat beragama dijalin bersama ditandai dengan menara masjid dan salib besar yang dibangun berdampingan di puncak bukit Harapan Minahasa Tenggara. Posisi bukit harapan diapit oleh Pantai Lakban dan Teluk Buyat.

Sebuah menara masjid berdiri tegak menjorok ke arah laut. Sementara salib lebih dekat dengan ratusan anak tangga yang menjadi jalan menuju puncak bukit. Kedua menara tersebut dipisahkan dengan sebuah pendopo tanpa dinding. Di salah satu sudut atapnya terlihat ukiran salib. Luas bangunannya hampir seluas lapangan voli. Sementara kedua menara tersebut masing-masing tingginya sekitar enam meter.

Waktu yang tepat untuk menyusuri anak tangga menuju Bukit Harapan adalah sebelum pukul 05.30 WITA. Perjalanan mendaki cukup memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit tergantung kecepatan berjalan. Medan jalan memang cukup miring, namun tak perlu khawatir karena tangga menuju puncak bukit harapan sudah disemen dan memiliki dua handle yang bisa dijadikan sebagai tumpuan saat mendaki bukit harapan. Jika lelah dan merasa butuh istirahat, ada sebuah pos yang bisa dijadikan tempat beristirahat sementara. Dari pos pantau tersebut, langsung mengarah ke pemandangan indah Teluk Buyat.

Pantai Lakban di sisi kiri Bukit Harapan

Bukit Harapan memang sangat cocok dijadikan tempat untuk berburu sunrise. Dataran tinggi yang menjorok ke laut ini memisahkan dua pantai indah yang masih menggeliat. Pagi hari masih terlihat perahu-perahu nelayan hilir mudik mengangkut ikan tangkapan semalam. Bahkan beberapa meter dari bibir pantai, terdapat perahu yang membuang sauh dan menyalakan lampu-lampu yang terang untuk memikat ikan-ikan di kegelapan malam. Saat pagi, kapal nelayan ini kembali ke daratan dan mengangkut hasil tangkapan ke pasar terdekat di Kecamatan Ratatotok Tengah.

Pendopo di Puncak Bukit Harapan Minahasa Tenggara

Gerbang menuju Bukit Harapan ini memang sedikit tersembunyi dari jalan utama. Namun keberadaan salib besar di puncak bukit Harapan sangat jelas terlihat dari pantai Lakban maupun teluk Buyat. Bukit Harapan memiliki ketinggian sekitar 40 meter dari atas permukaan laut. Cuaca saat siang hari akan sangat panas mengigit. Di beberapa ketinggian terdapat pos pantau yang bisa digunakan untuk berteduh dan istirahat. Namun kondisinya sudah kurang terawat. Banyak ranting pohon dan rumput liar yang memenuhi jalan dan bangunan di sekitar Bukit Harapan. Jangan lupa untuk membawa air minum sendiri saat mendaki. Jangan lupa pula untuk membawa turun kembali sampahnya.

Menyapa semburat pagi dari Bukit Harapan Minahasa

Di sepertiga tangga menuju puncak Bukit Harapan terdapat sebuah prasasti yang menyampaikan pesan amat dalam.

“Jadikanlah bukit ini sebagai pelita yang memancarkan inspirasi kedamaian yang menyatukan persaudaraan serta harapan yang menguatkan rasa syukur kepada Tuhan sehingga membuat kita merasakan tidak adanya perbedaan di antara sesama manusia sebagai wujud keindahan panorama yang memancarkan pesona ragam budaya dan agama“.

Prasasti tersebut ditandatangani oleh aparat pemerintah, masyarakat, aparat kepolisian dan perwakilan PT. Newmont Minahasa Raya yang ikut membangun keberadaan fasilitas di bukit harapan dan sekitar pantai Lakban, Ratatotok, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.

Ingin berwisata ke Minahasa Tenggara? Cek promo tiket pesawatnya di Reservasi.com.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya