Liputan6.com, Jakarta Halima Aden, seorang wanita berusia 19 tahun sempurna membuat prestasi dan mengukir sejarah dalam kontes Miss Minnesota, Amerika Serikat. Halima berhasil menjadi satu-satunya kontestan Miss Minnesota pertama yang mengenakan jilbab selama kontes ini diselenggarakan.
Dilansir dari cosmopolitan.com, Rabu (30/11/2016), tidak hanya berjilbab, Halima pun berhasil lolos dengan burkini-nya untuk tahap baju renang.
Advertisement
Baca Juga
Halima adalah wanita Muslim keturunan Somalia dan Amerika Serikat yang lahir di perkampungan pengungsian Kenya. Ia pindah ke Amerika saat berusia 6 tahun dan berhasil lolos hingga semifinal di kontes ini. Di akhir acara, Halima sempat menyatakan ini bukanlah kegagalan, namun pengingat bahwa kecantikan bisa datang dalam berbagai bentuk.
Halima Aden makes history as the first woman to compete wearing a burkini during the Miss Minnesota pageant @StarTribune pic.twitter.com/QEJWToIFC1
— Leila Navidi (@LeilaNavidi) November 27, 2016
"Banyak orang akan melihat dan meremehkan Anda karena penampilan yang begitu tertutup. Mengapa? Karena mereka tidak terbiasa dengan ini. Jadi, selama ini saya hanya belajar dan memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mengenal saya, selain dari sisi pakaian. Jadilah diri Anda sendiri, walau dibutuhkan keberanian untuk menjalani hidup dengan keyakinan diri sendiri," papar Halima.
Halima Aden starts off Miss Minnesota USA's swimsuit segment to big cheers from the crowd. Announcer: "She's making history tonight." pic.twitter.com/OUvbHv6xct
— Liz Sawyer (@ByLizSawyer) November 27, 2016
Hal yang lebih menarik adalah Halima berharap partisipasinya dalam kontes Miss Minnesota USA ini dapat membantu mengubah persepsi Amerika terhadap wanita Muslim dan memerangi maraknya Islamopobhia yang telah mengakar di negeri tersebut.
Selama ini Halima tinggal di St. Cloud, Minnesota yang juga merupakan rumah bagi sebagian besar pengungsi Somalia. Banyak kesalahpahaman tentang Islam lahir di sini dan orang-orang mempercayainya.
"Orang-orang melakukan hal buruk, namun mereka tidak mewakili seluruh kelompok. Saya berdiri di sini untuk meluruskan kesalahpahaman ini dan berbagai stereotip tentang wanita Muslim," jelas Halima.