Ganasnya Gelombang Tsunami Jepang dalam Lukisan Indah dari Pena

Lukisan yang berjudul “Rebirth” ini diselesaikan dengan sebuah pena dan tinta berbagai warna oleh Manabu Ikeda.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 06 Des 2016, 14:12 WIB
Diterbitkan 06 Des 2016, 14:12 WIB
Lukisan dari pena
Manabu Ikeda habiskan 3.5 tahun untuk membuat lukisan besar dengan pena dan tinta (Foto : boredpanda.com)

Liputan6.com, Jakarta Jepang memang sebuah contoh di mana negaranya lebih kuat dibanding bangunan yang ada. Setelah diterjang gempa besar dan tsunami di Tohoku tahun 2011, Jepang mengalami kerusakan yang parah.

Tapi mereka tetap berjuang membangun negaranya selama 6 tahun agar kembali seperti semula. Hal ini juga yang ditunjukkan oleh Manabu Ikeda yang meneyelesaikan lukisannya selama 3.5 tahun seperti merilis dari boredpanda.com, Kamis (8/12/2016).

Manabu Ikeda habiskan 3.5 tahun untuk membuat lukisan besar dengan pena dan tinta (Foto : boredpanda.com)

Lukisan yang berjudul “Rebirth” ini diselesaikan dengan sebuah pena dan tinta berbagai warna dan terbagi dalam empat kanvas. Manabu mulai bekerja menyelesaikan lukisan dengan ukuran 4x3 meter ini pada tahun 2013. Dalam seminggu, ia bekerja enam hari selama 10 jam tiap harinya untuk melukis menggunakan pena.

Lukisan ini menggambarkan sebuah pohon yang tumbuh dari berbagai tumpukan rongsokan dan dikelilingi oleh gelombang tsunami yang besar. Namun bila dilihat lebih detail, Anda akan melihat lukisan ini terwujud karena berbagai bagian benda kecil yang merekam seribu cerita yang terjadi ketika bencana besar ini terjadi.

Manabu Ikeda habiskan 3.5 tahun untuk membuat lukisan besar dengan pena dan tinta (Foto : boredpanda.com)

Lewat lukisan ini Manabu ingin menunjukkan cara ia melihat dunia dalam komposisi lukisannya. Meski sebenarnya ia tidak sengaja menggambarkan berbagai hal secara rinci dalam lukisannya.

“Karena saya melihat berbagai detail ketika memperhatikan sesuatu dibanding gambaran keseluruhan. Saya menemukan bahwa pena dan tinta dapat menjadi alat terbaik untuk mengekspresikan bagaimana saya melihat sesuatu,” ungkap Manabu Ikeda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya