Liputan6.com, Flores Semana Santa, prosesi sakral umat katolik di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur menjelang Paskah. Hanya dalam prosesi inilah masyarakat dapat melihat Patung Bunda Maria bersedih. Warga setempat menyebutnya patung Tuan Ma. Patung Tuan Ma yang tengah bersedih itu diarak bersama patung Yesus yang sudah wafat menuju Gereja Katedral.
Umat katolik diwajibkan menggunakan pakaian serba hitam yang melambangkan kesedihan umat manusia atas pengorbanan Yesus Kristus. Wajah patung Bunda Maria yang bersedih itu melambangkan perkabungan atau Mater Dolorosa karenamenyaksikan penderitaan putranya Yesus yang wafat disalib di Bukit Golgota.Patung Bunda Maria itu tampak menjulang dan anggun dengan mengenakan jubah berwarna biru.
Advertisement
Seluruh tubuh patung Bunda Maria tertutup jubah, namun satu tangannya yang tengah menengadah menjulur keluar. Selain Bunda Maria atau Tuan Ma, makna religi prosesi yang kental dengan gaya Portugis ini sesungguhnya adalah menempatkan Yesus sebagai pusat ritual. Dalam prosesi yang dilaksanakan pada Jumat Agung yang jatuh pada Jumat 14 April 2017 itu Patung Ma dan Patung Yesus yang sudah wafat diarak oleh ribuan orang dan diiringi lagu pujian dan doa.Prosesi religius ini hanya satu-satunya di dunia dan telah berusia 517 tahun.
Inilah yang menjadi daya pikat banyak peziarah Katolik yang datang ke Larantuka. Setiap tahun, perayaan ini menyedot 10 hingga 20 ribu wisatawan. Namun, puncaknya, pada tahun 2000 ada 40 ribu wisatawan yang hadir karena bertepatan dengan 5 abad Semana Santa.Larantuka sendiri dikenal dengan nama Kota Reinha (Bahasa Portugis) yang artinya Kota Ratu atau Kota Maria.
Â