Berwisata ke Banyuwangi, Bule Rusia Enggan Balik ke Negaranya

Banyuwangi kini menjelma menjadi destinasi wisata baru yang mengasyikkan bagi para wisatawan mancanegara.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 25 Jul 2017, 19:04 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2017, 19:04 WIB
Kawah Ijen
Keindahan fenomena api biru di Kawah Ijen. Foto: Ahmad Ibo.

Liputan6.com, Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi kini telah menjadi pilihan tempat berlibur yang mengasyikkan bagi para wisatawan mancanegara (wisman). Bahkan banyak wisman yang memilih untuk berlibur dalam waktu yang lama (long stay) di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. Lama tinggal mereka berkisar 4-5 hari, bahkan tak sedikit yang menghabiskan waktu selama sepekan di Banyuwangi.

Nataly Suntsova adalah salah satunya. Bule asal Rusia ini telah berada di Banyuwangi sejak seminggu lalu. Bahkan dia belum memastikan kapan akan pulang ke negaranya.

"Di Banyuwangi semua bisa didapat. Mulai dari laut, pantai, gunung, perkebunan, dan pemandangan yang indah. Saya suka berada di sini," tutur Nataly, Senin (24/7/2017).

Nataly sudah mengunjungi beberapa tempat wisata alam di Banyuwangi, mulai dari Bangsring Underwater, Pulau Merah, hingga Pantai Sukamade. Nataly juga sempat mengikuti Banyuwangi Ijen Green Run, lalu malamnya mendaki Gunung Ijen untuk melihat fenomena "api biru" (blue fire) yang cuma ada dua di dunia.

"Saya bisa menikmati banyak hal sekaligus, saya bisa berenang, snorkeling, menikmati hutan, dan lainnya. Dan yang paling saya suka, masyarakat di sini ramah-ramah," ucap Nataly.

Itulah yang membuatnya tidak menginap di hotel selama di Banyuwangi, melainkan di homestay sehingga dia bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

Teman Nataly, Sergey, juga menyatakan hal yang sama. Baginya Banyuwangi harus bersyukur memiliki segalanya, yang tidak dia dapatkan di negaranya.

"Kalian harus bersyukur memiliki Banyuwangi. Karena di Banyuwangi semuanya ada," kata Sergey.

Bagi Sergey, pengalaman di Banyuwangi tidak akan dia lupakan. Banyak hal baru yang dia dapat selama di Banyuwangi.

Selain Nataly, ada juga Malene asal Denmark. Sebelumnya, Malene pernah ke Gunung Ijen. Sehingga ketika mendapat informasi ada ajang lari alam bebas (trail run) Banyuwangi Green Ijen Run, dia pun menyempatkan diri untuk kembali berlibur ke Banyuwangi.

"Pemandangan alam Ijen sangat indah. Karena itu, saya kembali lagi ke sini. Saya suka menikmati berbagai pepohonan, hewan dan menikmati udara di alam," ujarnya yang sudah enam hari di Banyuwangi.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya terus mengembangkan sejumlah infrastruktur pendukung pariwisata.

"Kami bersyukur ikhtiar bersama dalam beberapa tahun terakhir ini mulai membuahkan hasil. Tingkat kunjungan wisatawan naik terus. Homestay dan hotel tumbuh, kuliner bergeliat, perajin suvenir tumbuh. Pendapatan per kapita warga pun melonjak dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen," tutur Anas.

Anas optimistis ke depan pariwisata bisa terus tumbuh seiring pembukaan rute langsung Jakarta-Banyuwangi oleh Nam Air (Sriwijaya Air Group) sejak pertengahan Juni lalu. Dalam waktu dekat, Garuda Indonesia juga akan membuka rute yang sama.

"Dulu tidak ada penerbangan ke Banyuwangi. Tapi dalam beberapa tahun ini, pilihan wisatawan makin beragam. Dari Surabaya bisa naik pesawat, dari Jakarta juga bisa," ujarnya.

Simak juga video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya