Liputan6.com, Jakarta Korea Utara telah melancarkan misil pada Senin (28/8/2017), yang membuat seluruh masyarakat Jepang panik. Bahkan sirene yang terus berbunyi dari pagi, berhasil membangunkan mereka agar tetap waspada. Namun kejadian berbeda terjadi bagi para karyawan di Jepang, seperti yang dirilis dari en.rokcetnews24.com, Minggu (3/9/2018).
Ternyata kejadian meluncurnya misil Korea Utara yang mengaktifkan sistem keamanan J-Alert, tidak membuat para karyawan di Jepang bisa berleha-leha. Selain harus mengamankan diri, mereka juga mendapatkan sebuah kejutan dari kantor beberapa saat setelah misil di tembakkan. Mereka tetap disuruh untuk bekerja.
Sebuah akun twitter di Jepang, @donarudo_100 menampilkan potongan gambar mengenai email dari perusahaan. Namun karena alasan keamanan dan tidak ingin berurusan lebih jauh dengan kantor, ia memilih untuk menghapus gambar ini. Tetapi tetap saja isi dari surat ini sudah menyebar ke dunia maya. Lalu apa isinya?
Advertisement
Isi Surat dari Kantor di Jepang
“(Email Perusahaan A)
[Penting] Mengenai misil (untuk semuanya)
Tampaknya Korea Utara sudah meluncurkan misil dan melewati Jepang. Mohon berangkat ke kantor seperti biasa.
8/29 06.36
(Email Perusahaan B)
Subject : Ini adalah kontak darurat
Date : 2017/08/29 06.31
Kami telah menerima konfirmasi bahwa Korea Utara sudah meluncurkan misil. Mohon datang ke kantor setelah memeriksa keadaan, untuk memastikan keadaan aman.
(Email Perusahaan B)
Mengenai shift pagi
Hari ini 7.05
Selamat pagi, Ini (nama disamarkan)
Hari ini kira-kira jam 6.00 pagi, sebuah benda terbang sudah diluncurkan Korea Utara dan meluncur di Jepang.
Akibat dari kejadian ini belum dikonfirmasi, tapi untuk keamanan kita akan melakukan panggilan bergilir 15 menit lebih cepat dibanding biasanya.
Nantinya waktu masuk akan seperti biasa.
Mohon kewaspadaannya untuk pengumuman selanjutnya, dan tetap tenang.
Kami mohon maaf untuk pesan mendadak ini, dan terima kasih atas bantuannya,” ungkap terjemahan surat elektronik yang diberikan oleh @donarudo_100
Tentunya email ini menjadi perhatian bagi warganet di Jepang. Mulai dari perusahaan A yang benar-benar tidak memperdulikan keadaan, perusahaan B yang sedikit lebih lunak perlakuannya, dan perusahaan C yang meminta karyawannya berangkat lebih cepat.
Fenomena ini menjadi salah satu yang tampak biasa di Jepang, ketika pekerjaan menjadi nomor satu dibanding yang lainnya. Maka tidak heran banyak karyawan yang menghabiskan hidupnya di kantor, hingga rela tidur di jalanan untuk tidak terlambat bekerja. Bagaimana dengan Indonesia?
Advertisement