Liputan6.com, Jakarta Kunjungan Raja Saudi, Salman bin Abdulazis Al Saud, ke Indonesia pada Maret silam masih menjadi 'oase' bagi pariwisata di Tanah Air. Pasalnya, setelah kunjungan kenegaraan berakhir, nama Indonesia terus mencuat di negeri Timur Tengah tersebut.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun cepat membidik kesempatan tersebut dengan terus mempromosikan kedatangan Raja Salman ke negara-negara Timur Tengah agar wisatawan mancanegara datang ke Tanah Air. Salah satunya, melalui perhelatan Festival Wonderful Indonesia (FWI) di Oman yang akan digelar pada tanggal 2 hingga 6 Oktober 2017.
Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), I Gde Pitana, menjelaskan, selain dalam rangka upaya pencapaian target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta pada 2019, kegiatan tersebut juga bertujuan memperkenalkan kekayaan budaya serta daya tarik keindahan alam destinasi Indonesia. Tujuannya, dapat memperkuat Branding Wonderful Indonesia dan mengikis citra negatif Indonesia sebagai negara penyedia tenaga kerja tidak profesional.
Advertisement
“Kita buktikan bahwa Indonesia negara sangat potensial dan memilki keindahan berkelas dunia. Festival ini nantinya akan menggelar aktivitas industrial gathering (table top) pada 3 Oktober 2017 di Sheraton Muscat Hotel. Nanti di acara itu akan menjadi tempat terjadinya transaksi bisnis serta memperluas jaringan antara industri pariwisata asal Indonesia dengan industri pariwisata asal Oman,” ujar Pitana, yang didampingi Asisten Deputi Promosi Pariwisata Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Nia Niscaya.
Saat ini, lanjut Nia, Indonesia tengah berupaya mengejar perolehan Malaysia yang sukses mendatangkan 300 ribu wisatawan Timur Tengah atau Thailand yang mampu mendatangkan 800 ribu wisatawan dari Timur Tengah.
"Pasar Timur Tengah masih besar, apalagi, pengeluaran mereka di atas rata-rata. Umumnya, durasi plesiran wisatawan Timur Tengah 8,5 hari dengan pengeluaran rata-rata per pengunjung 1.190 dolar AS. Di Oman, kami membidik wisatawan keluarga dari Timur Tengah yang bisa berlibur dua hingga tiga bulan selama musim panas, dengan mengajak seluruh anggota keluarga," ucapnya.
Selain itu, Nia juga memaparkan, Kemenpar menggandeng empat industri, yaitu Astadala Tour, PT Indonesia Tur Arabia / Go Indonesia, PT. Tambatan Hati Tour & Travel, dan Travel In Style. Semua diberi misi menjual produk destinasi pariwisata Indonesia secara terintegrasi kepada calon wisatawan Timur Tengah.
Selain menggelar pameran, Kemenpar juga akan membawa tim kesenian sejumlah tujuh orang yang siap mengisi acara selama kegiatan FWI di Oman. Tim kesenian itu juga akan mengisi acara resepsi diplomatik yang akan diselenggarakan oleh KBRI di Oman pada 2 Oktober 2017. Tidak cukup sampai di situ, pertunjukan kesenian, pelayanan informasi, dan distribusi bahan-bahan promosi pariwisata Indonesia juga akan terus berlangsung pada 5-6 Oktober 2017 di Muscat Avenue Mall.
“Tarian yang akan disajikan mewakili destinasi Bali, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Jakarta. Ada empat tarian yang dibawakan, seperti Tari Bajidor (kolaborasi antara Tari Jaipong Sunda dan tari Bali), lalu Tari Gebyar Bali yang merupakan tari kreasi baru yang menggambarkan keceriaan pemuda- pemudi Indonesia dalam sebuah pesta rakyat. Juga ada Tari Galenyek yang merupakan gubahan baru dari tradisional Minang, dan yang terakhir Tari Lenggang Betawi. Kita akan pukau mereka dengan kesenian kita,” kata Nia.
Arief Yahya pun mengingatkan jajarannya untuk lebih banyak menggenjot penjualan, selain branding dan iklan.
"Jalankan dengan optimal untuk membawa wisatawan mancanegara lebih banyak ke Tanah Air, termasuk Timur Tengah," ujar Arief.
Khusus untuk pasar Timur Tengah, ia mengingatkan pelaku industri pariwisata untuk memperkuat jualan ke destinasi-destinasi yang sudah menjadi jawara "World Best Halal Destination" dan yang sangat cocok dengan wisatawan asal Timur Tengah. Kemenpar menargetkan bisa menarik kunjungan 5 juta wisman di segmen wisata halal pada 2019.
Arief mengatakan, saat ini jumlah kunjungan wisman di segmen wisata halal mencapai 2-3 juta wisatawan.
"Target kami di 2019 itu 5 juta atau dua kali lipat dari posisi sekarang," ucapnya.
Arief menambahkan, untuk mendongkrak kunjungan, Kemenpar bakal gencar menggarap pasar Timur Tengah dengan mendorong pembukaan rute penerbangan langsung. Sekadar informasi, berdasarkan laporan Global Muslim Travel Index (GMTI), jumlah wisatawan di segmen ini diperkirakan bakal menyentuh angka 168 juta dari posisi 117 juta pada 2015.Laporan GMTI juga melansir, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara tujuan wisata halal paling diminati di antara negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).
(*)