Prabowo Meluncurkan Danantara, Mampu Dongkrak Ekonomi Indonesia?

Danantara Indonesia akan mengelola investasi BUMN untuk kepentingan rakyat. Langkah awalnya sejalan dengan usia Indonesia yang sebentar lagi mencapai 80 tahun.

oleh Arthur GideonArief Rahman HTira SantiaPipit Ika RamadhaniGagas Yoga Pratomo Diperbarui 25 Feb 2025, 00:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 00:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto (tengah) saat meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025). Acara ini dihadiri Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (kiri) hingga Presiden
Presiden Prabowo Subianto (tengah) saat meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025). Acara ini dihadiri Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (kiri) hingga Presiden ketujuh RI, Joko Widodo atau Jokowi (Biro Pers Sekretariat Presiden)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Akhirnya Presiden Prabowo Subianto meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Peresmian lembaga ini dilakukan di halaman Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (24/2/2025). Peresmian dihadiri lebih dari 800 undangan.

Semula, BPI Danantara siap diluncurkan pada 8 November 2024 oleh Presiden Prabowo. Saat itu, tenda dan Sound System sudah ditata di kantor Danantara yang berlokasi di Gondangdia Jakarta Pusat. Namun Kemudian batal karena kepala negara melakukan lawatan ke luar negeri selama dua pekan.

Selain itu, belum diluncurkannya Danantara di akhir tahun lalu karena masih terganjal sejumlah aturan. Salah satunya adalah Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pembahasan revisi UU BUMN pun dikebut dan akhirnya disahkan pada 4 Februari 2025.

Dalam peluncuran Danantara, Prabowo Subianto mengatakan, kehadiran Danantara memiliki arti yang sangat penting. Danantara bukan hanya badan pengelola investasi melainkan menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan pengelolaan kekayaan Indonesia.

Prabowo menjelaskan, dalam 100 hari kerja, pemerintah telah membuktikan komitmen dalam mengelola kekayaan negara dengan disiplin keuangan yang ketat dan tata kelola yang bertanggung jawab.

"Dalam 100 hari pertama pemerintah yang saya pimpin, kami berhasil mengamankan lebih dari Rp 300 triliun yang sebelumnya terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan belanja-belanja yang kurang tepat sasaran," kata dia dalam pidato peresmian Danantara, Senin (24/2/2025).

"Kini dana tersebut akan dialokasikan untuk dikelola oleh Danantara. Diinvestasikan dalam 20 atau lebih proyek-proyek nasional Sebagai bagian dari industrialisasi damn hilirisasi," tambah Prabowo.

Cita-cita Seluruh Presiden Indonesia

Prabowo mengisahkan, seluruh pemimpin negara ingin masyarakat Indonesia bisa sejahtera. Setiap presiden disebut telah memberikan sumbangan bagi kemajuan negara.

"Presiden Habibie, Presiden Abdulrahman Wahid, Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo. Semua telah memberi peran dan memberi sumbangan yang sangat besar bagi bangsa Indonesia," kata dia.

Presiden Soekarno dan Soeharto juga disebut Prabowo karena telah berjasa membentuk fondasi negara dan kelanjutan pembangunan nasional. Seluruhnya dinilai sebagai titik dorongan pembentukan Danantara Indonesia.

"Presiden-presiden kita membawa kita sampai kita sekarang hari ini bisa meluncurkan Danantara Indonesia," ucap dia.

Tujuannya tak lain untuk menuju pada negara yang sejahtera dan rakyat yang makmur. Hal itu yang ditekankannya menjadi cita-cita para pemimpin bangsa.

"Sekarang jatuhlah kepada kami untuk mengamankan fondasi-fondasi yang telah dibangun Dan untuk meneruskan mencapai cita-cita kita menjadi negara sejahtera, rakyat kita makmur, aman dalam keadilan," ujarnya.

Kepala Negara itu mengatakan, Danantara Indonesia akan mengelola investasi BUMN untuk kepentingan rakyat. Langkah awalnya sejalan dengan usia Indonesia yang sebentar lagi mencapai 80 tahun.

"Kini setelah hampir 80 tahun berlalu tiba lah generasi kita, pemerintah kita untuk mewujudkan visi para pendiri dan pendahulu kita," katanya.

 

Infografis Presiden Prabowo Luncurkan Danantara.
Infografis Presiden Prabowo Luncurkan Danantara. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya

Tugas dan Wewenang

Dalam peluncuran tersebut, Prabowo menunjuk Rosan Roeslani sebagai Kepala Danantara. Saat ini Rosan merupakan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM. Dengan penunjukan ini maka ia rangkap jabatan. 

Berikut adalah susunan pengurus Danantara:

  • Ketua Dewan Pengawas: Erick Thohir (Menteri BUMN)
  • Wakil Ketua Dewan Pengawas: Muliaman Hadad
  • Chief Executive Officer (CEO) : Rosan Roeslani
  • Chief Investment Officer (CIO): Pandu Sjahrir
  • Chief Operating Officer (COO): Donny Oskaria (Wakil Menteri BUMN)

Rosan menjelaskan, hadirnya Danantara memiliki misi besar bagaimana mengoptimalkan dividen dan aset-aset BUMN yang hasilnya diinvestasikan pada proyek-proyek strategis nasional, berjangka panjang, dan berkesinambungan guna mendorong pertumbuhan ekonomi 8% sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Total nilai aset kelolaan Danantara memang sangat besar. Tetapi yang lebih besar dan lebih penting adalah misi dan tujuan didirikannya Danantara ini,” kata Rosan.

Dengan pengelolaan aset sebesar USD 900 miliar, Danantara tercatat menjadi salah satu SWF terbesar di dunia. Posisinya setara dengan Temasek dari Singapura, Public Investment Fund (PIF) dari Arab Saudi, dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dari Uni Emirat Arab.

Menurut Rosan, misi dan visi yang menjadi tujuan Danantara ini telah dijelaskan sepenuhnya dari Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945. Dalam UUD 45 tersebut mengamanahkan kepada negara untuk mewujudkan perekonomian nasional yang tumbuh stabil dan merata secara mandiri, tidak dipengaruhi oleh perekonomian dunia, apalagi tergantung kepada kekuatan asing.

“Perlu digaris bawahi bahwa Danantara resmi diluncurkan setelah disahkannya RUU BUMN oleh Dewan Perwakilan Rakyat beberapa minggu yang lalu. Jadi sudah melalui proses hukum dan demokrasi," kata Rosan.

 

Tingkatkan Daya Saing Ekonomi

Pembentukan Danantara
Presiden Prabowo Subianto resmi meneken Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didalamnya mengatur pembentukan Danantara. (Arief/Liputan6.com)... Selengkapnya

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyambut baik peluncuran Danantara ini. Sekretaris Jenderal HIPMI, Anggawira menilai, kehadiran Danantara sebagai sinyal positif bagi dunia usaha, khususnya bagi pelaku bisnis muda dan startup yang membutuhkan dukungan permodalan serta pengelolaan investasi yang profesional.

"Peluncuran Danantara ini menjadi katalis yang dapat mendorong percepatan pembangunan dan inovasi di berbagai sektor. Kami melihat ini sebagai peluang besar bagi pelaku usaha muda untuk mendapatkan akses pembiayaan yang lebih luas,” ujar Anggawira kepada Liputan6.com, Senin (24/2/2025).

HIPMI meyakini kehadiran Danantara akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian nasional. Dengan adanya badan pengelola investasi ini, diharapkan tercipta akses pembiayaan yang lebih luas, terutama bagi sektor-sektor strategis dan proyek-proyek inovatif yang memiliki potensi besar untuk berkembang.

“Dengan manajemen investasi yang baik, kita bisa mengoptimalkan pengelolaan dana, membuka lebih banyak lapangan kerja, serta meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Ini adalah langkah penting dalam memperkuat ekosistem investasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Pengusaha nasional asal Kalimantan Selatan, Andi Syamsudin Arsyad alias Haji Isam juga mengacungi jempol dengan pembentukan Danantara. "Saya mengucapkan selamat atas diluncurkannya Danantara," ujar Haji Isam melalui keterangan resminya.

Haji Isam percaya, Danantara dapat menjadi 'mesin' kekuatan ekonomi baru Indonesia untuk hari ini dan masa depan. Lewat Danantara ini, pengaturan aset BUMN akan lebih optimal sekaligus meningkatkan investasi yang lebih berkelas tinggi.

"Saya yakin Danantara ke depan akan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan perekonomian Indonesia," kata pemilik Jhonlin Group ini.

Sebagai badan pengelola investasi, Danantara akan melakukan pengelolaan aset negara untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan di berbagai sektor strategis seperti energi terbarukan, pengembangan industri manufaktur, hilirisasi sumber daya alam, hingga ketahanan pangan.

 

Infografis Struktur Lengkap Danantara.
Infografis Struktur Lengkap Danantara. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya

Bisa Saingi Temasek

Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menuturkan, terdapat sejumlah cara yang harus ditempuh pemerintah agar Danantara dapat menyaingi Temasek hingga Khazanah.

Pertama, Danantara harus mengadopsi konsep Business Judgement Rule (BJR) atau prinsip hukum yang melindungi direksi perusahaan dari tuntutan pertanggungjawaban atas keputusan yang merugikan perusahaan. Dia menilai, konsep bisnis ini lumrah diterapkan di lembaga investasi dunia.

"Penerapan prinsip Business Judgement Rule dan menjadikan kerugian BUMN bukan kerugian negara akan memberikan fleksibilitas berinovasi dan " a level playing field" kepada Danantara/BUMN untuk menjadi Temasek, GIC, atau Khazanah versi Indonesia," kata dia.

Kedua, pemerintah harus memastikan pengelolaan Danantara bebas dari potensi korupsi yang masih marak di Indonesia dengan membangun tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan investor agar mau berinvestasi di Indonesia.

Ketiga, harus diisi oleh sosok kalangan profesional. Samirin menekankan kehadiran figur dari kalangan profesional menjadi salah satu penilaian investor untuk berinvestasi di Danantara.

"Merit system wajib diterapkan dalam memilih sosok terbaik untuk menjalankan organisasi. Manfaatkan Indonesia yang luas yang penuh dengan sosok kredibel, profesional, dan berintegritas, sebagai sumber kader. Jika perlu, rekrut expat terbaik untuk ikut memajukan Danantara," ujar dia.

Hati-hati Rawan Korupsi

Kantor BPI Danantara Indonesia di Jalan RP Soeroso Jakarta. (Arief/Liputan6.com)
Kantor BPI Danantara Indonesia di Jalan RP Soeroso Jakarta. (Arief/Liputan6.com)... Selengkapnya

Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Putu Rusta Adijaya mengatakan, pengelolaan Danantara harus dilakukan dengan mematuhi prinsip-prinsip keterbukaan, bertanggung jawab, dan kehati-kehatian (prudent).

Putu mengingatkan kepada Pemerintah bahwa masyarakat Indonesia itu sekarang sudah pintar, bisa mengakses informasi dengan sahih dari beragam kanal dan medsos. Informasi-informasi yang ada, termasuk kejadian di masa lalu, akan membentuk ekspektasi ekonomi.

"Sayangnya, ekspektasi ekonomi masyarakat saat ini dapat dikatakan tidak baik-baik saja yang terlihat dari tagar #kaburajadulu dan #IndonesiaGelap. Maka dari itu, pengelolaan Danantara nanti harus berdasarkan prinsip transparan, bertanggung jawab, prudent, dan dikelola oleh orang-orang berintegritas,” kata Putu, di Jakara (24/2/2025).

Putu menilai bahwa dana masif yang dikelola oleh Danantara akan berpotensi menimbulkan praktik tindak pidana korupsi jika tidak dikelola oleh orang yang berintegritas dan profesional.

Menurut dia, hal tersebut akan kontraintuitif dengan visi Asta Cita ke-7, yaitu memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.

”Presiden Prabowo sendiri mengatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah mengkhawatrikan dan bertekad untuk memberantasnya. Oleh karena itu, Presiden harus menunjuk orang-orang yang punya integritas tinggi, jujur, profesional untuk memimpin Danantara. Berdasarkan berbagai laporan, potensi hasil positif oleh Danantara memberikan multiplier effect yang akan mengantarkan kita menuju Indonesia Maju 2045,” jelas Putu. 

Sedangkan Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), Ronny P. Sasmita, menilai Danantara sebuah lembaga yang diharapkan bisa mengelola investasi negara berpotensi mengalami distorsi ekonomi.

Distorsi ini muncul karena adanya kemungkinan campur tangan politik yang dapat memengaruhi jalannya lembaga ini dan berdampak negatif pada perekonomian nasional secara keseluruhan.

"Dalam hemat saya, danantara akan sangat berpeluang untuk mengalami distorsi ditengah jalan, terutama untuk kepentingan politik dan pemerintahan di arena ekonomi, yang berpotensi mengganggu kesehatan perekonomian nasional secara keseluruhan," kata Ronny kepada Liputan6.com, Senin (24/2/2025).

Reformasi BUMN

Menurutnya, semangat reformasi BUMN yang dilatarbelakangi oleh pemisahan antara negara sebagai regulator, pemilik saham, dan pelaku bisnis, diharapkan dapat menciptakan sistem yang lebih efektif dan terorganisir.

Di banyak negara, seperti Temasek di Singapura, SASAC di China, APE di Perancis, dan Khazanah di Malaysia, lembaga serupa tidak hanya berfungsi sebagai sovereign wealth fund (SWF), tetapi juga sebagai perantara yang memisahkan tiga fungsi utama ini dengan jelas.

Pemisahan ini sangat penting agar negara sebagai regulator tidak tercampur tangan dengan kepentingan bisnis, karena hal tersebut bisa mengaburkan perannya.

Bursa Siapkan Instrumen Buat Galang Dana

Danantara Indonesia (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Danantara Indonesia (Foto: Liputan6.com/Arief RH)... Selengkapnya

Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai kehadiran Danantara memberikan dampak positif bagi pasar modal Indonesia. Selain itu, entitas ini diyakini memiliki potensi menjadi salah satu penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Yang paling penting di bursa adalah market cap-nya harus bagus. Jika mereka (perusahaan yang tergabung dalam Danantara) melakukan fundraising atau aksi korporasi di pasar modal, salah satu efeknya adalah menghidupkan pasar,” ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman di Gedung Bursa, Senin (24/2/2025).

Selain dari dividen, Iman mencermati perusahaan yang tergabung dalam Danantara membutuhkan pendanaan untuk meningkatkan kinerja operasional. Bursa memastikan akan tetap adaptif dan fleksibel dalam mendukung kebutuhan fundraising Danantara. BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengevaluasi instrumen yang paling sesuai.

“Nanti kita dengan OJK akan melihat, kira-kira instrumen apa yang cocok. Kita punya banyak pilihan. Untuk properti, misalnya, ada DIRE dan sebagainya. Banyak orang hanya melihat saham, tapi ada juga obligasi. Kalau strukturnya belum ada, kita sama-sama akan mencari opsi terbaik,” imbuh Iman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya