Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tak pernah berhenti melakoni strategi mendatangkan wisatawan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Event sekelas "The 19th Teochew International Convention" pun ikut disentuh.
Wonderful Indonesia siap tebar pesona di event yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, pada ‪6-8 Oktober‬ 2017 itu. Dalam kegiatan ini akan hadir lebih dari 5.000 peserta yang merupakan anggota Perkumpulan Teochew dari dalam dan luar negeri.
Baca Juga
Selama dua hari, para peserta akan saling memperkuat jejaring dalam mewujudkan perkembangan kegiatan perdagangan, kerja sama ekonomi dan jaringan bisnis, serta tidak ketinggalan di bidang budaya dan pariwisata.
Advertisement
Ketua Umum Teochew Nusantara, Eka Tjandranegara, mengatakan bahwa orang-orang Teochew merupakan salah satu kelompok Tionghoa yang banyak pergi dari Tiongkok ke berbagai negara.
Guna memperkuat jaringan dan komunikasi di antara mereka, sejak tahun 1980 konferensi internasional Tochew digelar. Konvensi pertama digelar pada 1981 yang diprakarsai oleh Federasi Teochew Malaysia. Pada saat itu banyak komunitas Teochew dari berbagai negara mengirim delegasi ke pertemuan tersebut.
"Yang kemudian menghasilkan kesepakatan untuk membentuk Federasi Internasional Teochew dan menggelar konvensi internasional setiap dua tahun sekali. Tujuan konvensi ini adalah untuk berjejaring dan mempromosikan kontak," ujar Eka.
Selama kurun waktu dari tahun 1981 hingga 2017, secara rutin setiap dua tahun sekali Konvensi Teochew Internasional dilakukan di berbagai negara. Setelah Hong Kong, penyelenggaraan berlanjut ke Bangkok, Malaysia, Singapura, Makau, Amerika Serikat, Prancis, Beijing, Malaysia, Sydey, Vancouver, dan lainnya.Â
"Dan untuk pertama kalinya Konvensi Teochew Internasional akan diselenggarakan di Indonesia,"Â ucap Eka.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti mengatakan, jumlah orang Teochew di Indonesia tidak sedikit. Jumlahnya sekitar tiga juta dan tersebar di penjuru Tanah Air, seperti di Sumatera, Kalimantan, Jakarta, Semarang, dan Surabaya, yang kebanyakan didirikan oleh pengusaha Teochew Indonesia serta tokoh masyarakat setempat.
"Sehingga kegiatan ini merupakan satu kesempatan untuk memperkuat perkembangan ekonomi, budaya, dan pariwisata di Indonesia,"Â kata Esthy, didampingi Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah, Tazbir, dan Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi, Eddy Susilo.
Kegiatan tersebut, dikatakan Esthy, menjadi peluang untuk memperkenalkan dan mempromosikan keberagaman seni budaya Indonesia serta berbagai destinasi daerah wisata yang menarik di Tanah Air.
"Sekaligus mengajak para investor asing untuk menanamkan modalnya demi meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi demi tercapainya kesejahteraan rakyat Indonesia," kata Esthy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menyambut baik akan terselenggaranya "The 19th Convention of Teochew International Federation". Indonesia, dikatakannya, memang sudah menjadi rujukan tempat penyelenggaraan konferensi-konferensi internasional. Hal ini tidak hanya karena fasilitasnya yang lengkap, tetapi juga didukung ragam destinasi yang bisa dinikmati para peserta konvensi, terutama mereka yang datang dari luar negeri.
"Spending wisatawan MICE itu sangat tinggi. Lebih tinggi dari wisatawan leisure. Lama tinggal mereka juga lebih lama, sampai lima malam. Setelah melakukan konvensi, biasanya mereka pasti akan jalan-jalan, juga belanja," ujar Arief.
Ia pun mengajak para peserta konvensi Teochew Internasional untuk mengeksplorasi Indonesia. Tidak hanya di sekitar lokasi kegiatan, tapi juga ke destinasi-destinasi terbaik lainnya di Indonesia.
"Akses dari ICE ke berbagai destinasi sekitar ataupun menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta juga dekat. Sehingga mereka bisa memilih destinasi mana yang akan dituju setelahnya," ucap Arief.
Lebih dari itu, ia juga memberi peluang sebesar-besarnya pada seluruh pengusaha Teochew yang hadir untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.
"Indonesia memiliki 10 Bali Baru yang telah ditetapkan pemerintah. Presiden Joko Widodo sendiri juga telah menetapkan sektor pariwisata sebagai prioritas, sehingga tentunya akan banyak kemudahan yang diberikan pada investor, terutama pada Kawasan Ekonomi Khusus yang telah ditetapkan pemerintah," kata Arief. "Selamat berkonvensi, nikmati Indonesia, jejaki setiap peluang investasinya," pungkasnya. (*)