Liputan6.com, Jakarta Pelajaran seni dan budaya selalu menjadi salah satu fokus dalam upaya mengembangkan talenta dan karakter di Jakarta Intercultural School (JIS). Hari ini, tak terkecuali, siswa/i sekolah menengah dan menengah atas JIS berkesempatan berkolaborasi dengan salah satu seniman kenamaan tanah air dan dunia bernama Darbotz, melalui workshop seni lukis dinding (Mural Art).
Kolaborasi antara Darbotz dan siswa JIS dilaksanakan dengan tujuan agar siswa/i JIS memiliki pengalaman langsung berinteraksi, memahami cara pandang dan mempelajari bagaimana proses seorang seniman, yang secara konsisten fokus mengembangkan minatnya, menghasilkan sebuah karya seni visual art.
Baca Juga
Sebagai seniman ternama Indonesia, Darbotz dapat dikenali dari goresan khas karakter Cumi-Kong-nya berwarna hitam dan putih. Para siswa dapat mengamati teknik melukis mural yang Darbotz terapkan ke dalam ratusan karyanya yang dapat ditemukan di berbagai sudut kota Jakarta, gedung dan bangunan, hotel seperti Artotel Thamrin dan Maple Hotel Grogol serta pameran seni manca negara.
Advertisement
Dalam acara ini, lebih dari 30 siswa sekolah menengah dan menengah atas JIS secara bersamaan melakukan sketsa dasar yang diinspirasi oleh filosofi Batik JIS di atas tembok sepanjang 2,54 x 15,3 meter. Sebagai sentuhan akhir, Darbotz memberikan goresan khasnya menyatu dengan karya mereka.
Relevan dengan Anak Muda
Jason Maddock, guru Seni Visual sekolah menengah JIS yang juga penggagas acara ini, mengatakan “Seni lukis dinding atau mural art adalah sebuah medium seni yang sangat relevan dengan karakter siswa JIS. Metodenya sangat fleksibel dan dapat dilakukan kapan saja inspirasi itu datang.” Menurut Jason, karya seni Darbotz sangat Indonesia, mudah dipahami dan menyenangkan. Tiga unsur yang memiliki banyak kesamaan dengan desain Batik JIS.
Workshop sejenis juga secara rutin diadakan oleh JIS dengan tujuan menanamkan empat pedoman R yang menjadi filosofi pembelajaran di JIS, yakni, Reflecting, Relating, Resourceful dan Resilient. Workshop – workshop seni ini mengajarkan siswa JIS, melalui Relating, untuk mengenal lebih dalam lingkungan sekitar melalui budaya, kreativitas dan karya seni tempat dimana mereka tinggal di Indonesia.
Selain itu, melalui workshop ini siswa dapat belajar menjadi lebih Resilient, “Siswa dapat belajar dari kesalahan lalu berproses bagaimana cara mengatasi kesalahan tersebut. Growth Mindset itu yang ingin kami tanamkan ke setiap anak didik kami.” kata Jason.
Advertisement
Cinta pada Seni
Sesuai dengan nama sekolah ini, pengenalan seni modern dan budaya Indonesia secara langsung dapat menumbuhkan rasa cinta siswa untuk memberikan kontribusi terbaik untuk lingkungan sekitar/terdekat dan meningkatkan kepeduliannya terhadap dunia dimana dia tinggal. Hal ini sejalan dengan misi sekolah untuk mempersiapkan setiap siswanya menjadi warga terbaik bagi dunia.
Sebelumnya, JIS mendapat kehormatan untuk menyambut kedatangan beberapa tokoh seniman terkemuka Indonesia seperti dramawan dan sutradara Putu Wijaya, artis keramik kenamaan Bregas Harrimardoyo, dalang kelas dunia Ki Purbo Asmoro serta seniman dan peraih beasiswa khusus seni pertunjukan Bali I Wayang Dibia untuk berkolaborasi dengan guru-guru JIS mengadakan rangkaian workshop seni khusus untuk para siswa.
Simak juga video menarik berikut ini: