Dimulai dari Kemang, Semoga Se-Jakarta Tanpa Sedotan

Karnaval Jakarta Tanpa Sedotan yang digagas Gerakan Indonesia Bersih digelar di daerah Kemang (16/8/2018), semoga menyebar ke seluruh ibu kota

oleh Novi Nadya diperbarui 17 Agu 2018, 15:23 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2018, 15:23 WIB
Ilustrasi sedotan plastik (iStock)
Ilustrasi sedotan plastik (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Plastik terutama single use plastic straw sedang marak digalakkan. Langkah besar akan segera dilakukan Starbucks untuk membebaskan produknya dari sedotan plastik secara global pada tahun 2020.

Kampanye ramah lingkungan tersebut juga diikuti oleh pelaku usaha minuman yang menganjurkan untuk mengganti sampai meniadakan sedotan plastik. Usaha lainnya adalah mengingatkan masyarakat secara konsisten yang dimulai dari kegiatan sehari-hari melalui tiga tahapan.

Yaitu sosialisasi, edukasi, tindakan dan solusi yang berkesinambungan. Seperti yang konsisten dilakukan oleh Gerakan Indonesia Bersih yang diprakarsai desainer NES Helen Dewi Kirana.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Ubah Perilaku Nongkrong di Kafe

Jakarta Tanpa Sedotan
Press Conference Jakarta Tanpa Sedotan (Liputan6.com/Novi Nadya)

Beberapa gerakan yang diprakarsainya adalah Gerakan Baduy Bersih dan dilanjutkan Pendar Baduy, Binar Indonesia. Terbaru hadir Jakarta Tanpa Sedotan yang terdiri dari beberapa tahapan kegiatan.

"Warga Jakarta suka ngafe, perlahan mereka perlu mengubah perilaku menggunakan sedotan sekali pakai. Kami ingin terus mengingatkan bahayanya," ujar Helen Dewi Kirana saat Press Conference Jakarta Tanpa Sedotan atau JTS di Alun-alun Indonesia.

Helen mengajak berbagai komunitas untuk ikut mengampanyekan gerakan JTS. Diawali dari Karnaval Jakarta Tanpa Sedotan di daerah Kemang, Kamis (16/8/2018). Rute karnaval dimulai di Area Kemang Raya dan berakhir di Synthesis Residence Kemang, Jakarta Selatan.

Sedotan Plastik Sumbang Plastik Sampah Terbesar di Lautan

Untuk diketahui, menurut penelitian ahli lingkungan Jenna R. Jambeck, Indonesia menempati peringkat kedua dunia sebagai negeri penghasil sampah plastik ke laut pada tahun 2015.

Per tahunnya, Indonesia menyumbang hingga 1,29 juta metrik ton sampah plastik yang berakhir ke lautan. Posisi pertama ditempati China dengan jumlah sampah mencapai 3,53 metrik ton per tahun.

Sedotan menjadi penyumbang terbesar sampah di Indonesia setiap hari mencapai 93 juta batang menurut data Divers Clean Action. Bagaimana, tergugah untuk tidak menggunakan sedotan plastik sekali pakai?

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya