Intan Suci Nurhati, Peneliti Perempuan Asal Indonesia yang Peroleh Deretan Penghargaan

Beralih profesi dari arsitek jadi peneliti, begini kisah di balik kesuksesan Intan Suci Nurhati.

oleh Asnida Riani diperbarui 12 Nov 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2018, 09:00 WIB
Intan Suci Nurhati
Tepat 1 November, Intan Suci Nurhati mendapatkan penghargaan LIPI Young Scientist Award (dok.Instagram/@coral_oracle/https://www.instagram.com/p/Bporr04HSg5//Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Intan Suci Nurhati merupakan salah satu peneliti perempuan asal Indonesia yang berhasil menorehkan prestasi, bahkan hingga kancah international. Kesuksesan ini tentu tak direngkuh dalam semalam. Ada proses panjang untuk Intan sampai di titik ini. 

Kembali ke tahun 1997 saat itu Intan melambungkan cita-cita menjadi seorang arsitek. Di saat yang bersamaan, mulai terdengar ramai isu perihal perubahan iklim ketika fenomena kekeringan terjadi akibat El Nino hingga tahun 1998.

Dengan membaca beberapa referensi, siklus kekeringan ini ternyata berpotensi terulang kembali di masa mendatang. Pikiran Intan yang mulai terusik membuatnya melangkahkan kaki ke arah penelitian. Ia pun memberi solusi melalui penelitiannya supaya jika siklus itu kembali terjadi, maka masyarakat sudah siap menghadapi.

Namun, hal ini belum mendorong Intan berprofesi sebagai peneliti. Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta, ia mendapatkan beasiswa pendidikan ekonomi di Universitas Wesleyan, Amerika Serikat.

Selain itu, dia mengambil jurusan Ilmu Lingkungan dan Kebumian melalui program double degree di kampusnya. Dengan begitu, Intan mendapatkan literatur yang menunjukkan perubahan iklim, di mana bisa dipelajari dengan fokus terhadap karang.

Dari situ, perempuan kelahiran 1983 ini mendapat penghargaan LIPI Young Scientist Award (LYSA) karena berhasil memahami misteri kondisi laut 200 tahun lalu. Intan melakukan penelitian pada karang yang telah hidup puluhan, bahkan ratusan tahun lalu di Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi, pada tahun 2013 silam melalui beragam tahapan. 

Melansir dari lipi.go.id, Senin, 12 November 2018, potongan kecil dari karang tersebut dapat menunjukkan perubahan lingkungan seperti perubahan temperatur dan curah hujan. Tak hanya itu, polutan yang ada pada badan karang juga dapat menjadi petunjuk berbagai kejadian di masa lalu. 

Selain itu, Intan Suci Nurhati juga mendapat penghargaan lain, seperti German Ministry of Education and Research (BMBF)'s Green Talents Award for International Forum of High Potentials in Sustainable Development dan John Bradshaw Research Award, Georgia Tech. (Mariany)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya