Mengundang Pengunjung Dunia Lewat Patung Alfred Wallace di Batuputih Bitung

Alfred Russel Wallace menjadi sosok penting dalam penyelamatan lingkungan hidup dunia, termasuk di Indonesia. Patungnya kini berdiri di Batuputih, Bitung.

oleh Komarudin diperbarui 23 Feb 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2019, 11:30 WIB
Patung Alfred Russel Wallace
Patung Alfred Russel Wallace (Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Bitung - Warga Bitung berduyun-duyun menghadiri peresmian patung Alfred Russell Walace, ilmuwan asal Inggris, di Taman Wisata Batuputih, Cagar Alam Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara, Kamis, 21 Februari 2019. Mereka antusias menghadiri acara tersebut.

"Alfred Russell Walace adalah tokoh lingkungan dunia yang sangat memberi perhatian kepada penyelamatan lingkungan di bumi. Ia sangat terkenal teorinya yang membagi antara Wallace Line dan Wallace Area," kata Maximiliaan Lomban saat peresmian patung Alfred Wallace.

Menurut Max, pentingnya memelihara hutan Papua, Tangkoko, Dogabone, Kalimantan, karena tekanan dari Laut Atlantik, angin yang panas ini akhirnya ke utara jatuh dalam bentuk hujan ke Laut China. Jika tak dipelihara, angin yang panas akan menghantam es yang ada di Kutub Utara.

"Akhirnya, yang mendapatkan dampak adalah Kanada. Kanada sangat perhatian terhadap penghutanan kembali. Seperti yang kita kenal dengan reboisasi yang dibiayai oleh Kanada. Karena jika tidak, Kanada yang terkena langsung dampaknya dan pulau-pulau kecil pun akan tenggelam," terang Max.

Karena jasa-jasanya, Max termotivasi membuatkan patung Wallace agar dikenang sepanjang masa. Ia juga berencana untuk membuatkan patung Sijfert Koorders di tempat ini. Koorders adalah murid Alfred Russell Wallace yang juga memperjuangkan agar 50 tempat di Indonesia ditetapkan sebagai cagar alam.

"Bukan hanya itu, tapi juga bagaimana agar hutan ini bisa memberikan manfaat untuk masyarakat saya di Bitung," ujarnya.

Melalui patung Wallace, menurut Max, diletakkan chip di atasnya. Jika warganegara Inggris mencari di internet dengan menambahkan kata Wallace Bitung, mereka akan tahu di mana lokasi patung tersebut.

"Dengan demikian, mereka akan berkunjung untuk melihat patung ini, selain dari Inggris maupun Eropa, juga dari belahan dunia lain, para pencinta lingkungan yang mengenal Alfred Wallace," kata Max.

Perwakilan dari Inggris, Paul Smith dari British Council mengungkapkan senang keberadaan patung Wallace. Ia akan mempromosikan Tangkoko di media-media di Inggris. Ia juga berjanji akan mendorong wisatawan dari Inggris agar berkunjung ke Tangkoko.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Butuh 2 Bulan

Cagar Alam Tangkoko
Cagar Alam Tangkoko (Liputan6.com/Komarudin)

Sementara itu, pembuat patung Alfred Russell Wallace, Hendra Susanto mengatakan pembuatan patung tersebut berlangsung selama dua bulan antara November-Desember 2018. Kerangkanya dibuat di Bitung, sedangkan pembetonan dilakukan di Taman Wisata Alam Batuputih, Cagar Alam Tangkoko.

"Tinggi patung berukuran 2 meter, sedangkan tumpuannya 2,5 meter. Patung itu menggunakan bahan pasir dan semen. Untuk tumpuannya saya pakai granit," ujar Hendra yang juga menyebutkan bahwa patung tersebut dilapisi cat anti lumut agar bisa bertahan lama.

Sebelum membuat patung tersebut, Hendra mengungkapkan sempat menjelajahi foto-foto Wallace di Internet dan YouTube. Hal itu dilakukan karena ia bisa lebih mengenal dengan sosok Wallace.

"Setelah browsing di Internet dan YouTube, saya kemudian menangkap karakter Wallace. Saat itu, mood saya sedang bagus hingga karakter patung itu mirip dengan karakter Wallace," ucap Hendra.

Hendra menambahkan, ia bersyukur karakter patung Alfred Russell Wallace itu dinilai banyak orang mirip dengan karakter aslinya. "Itu kepuasan tersendiri bagi saya," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya