Menyalakan Lentera Literasi Lewat Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling berupa mobil pustaka pintar masih difokuskan di wilayah Tulungagung, kabupaten yang memiliki angka buruh migran yang tinggi.

oleh Putu Elmira diperbarui 22 Feb 2019, 22:15 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2019, 22:15 WIB
MoneyGram dan YPPI memperluas mobil pustaka pintar.
Perpustakaan keliling dalam bentuk mobil pustaka pintar yang merupakan hasil donasi MoneyGram. (dok. Instagram @yppi.pustakaindonesia/https://www.instagram.com/p/BfshNnPjyWy/Indah Permata Niska)

Liputan6.com, Jakarta - Walau sudah banyak ditinggalkan sebagai sumber bacaan, nyatanya keberadaan perpustakaan tetap dibutuhkan. Gudang ilmu itu diperlukan agar literasi tetap menyala, terutama di pelosok.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menghadirkan perpustakaan keliling untuk menjangkau masyarakat yang sulit mengakses perpustakaan yang menetap. Penggiatnya termasuk Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) yang berdiri sejak 2017.

Kota pertama yang ditargetkan adalah Tulungagung. Berawal dari tiga kecamatan, perpustakaan keliling berwujud Mobil Pustaka Pintar itu kini sudah melayani 22 sekolah dan 10 tempat publik. Keanggotaannya mencapai 3.170 anak.

"Perpustakaan keliling tidak saja melayani peminjaman buku, tapi juga berbagai kegiatan atau aktivitas yang akan terus berkembang upaya untuk mencerdaskan masyarakat," kata Direktur Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia, Trini Hariyanti saat konferensi pers di Gedung Teater Perpustakaan Nasional Republik Indoneia, Jakarta, Kamis, 21 Februari 2019.

Menurut Trini, angka buta huruf dan penggangguran masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dibereskan. Ia berharap program literasi melalui keberadaan perpustakaan keliling bisa menekan angka tersebut.

"Maka sejak dini, masyarakat sudah harus didekatkan akses membaca, akses buku, sehingga pengetahuannya meningkat," ujarnya.

 

Tahun ini, program Mobil Pustaka Pintar meluaskan program yang mencakup penambahan 2000 koleksi buku. Perpustakaan itu tetap memfokuskan operasi di Tulungagung, Jawa Timur, karena memiliki angka pekerja migran yang tinggi dan kesejahteraan warga yang belum terpenuhi dengan baik. (Indah Permata Niska)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini :

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya