2 Wisatawan Korban Gempa Lombok Timur Siap Dipulangkan ke Malaysia

Dua wisatawan asal Malaysia yang menjadi korban gempa Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, siap dipulangkan.

oleh Komarudin diperbarui 18 Mar 2019, 13:15 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 13:15 WIB
Bukit Pergasingan di Sembalun, Lombok Timur, NTB
Bukit Pergasingan di Sembalun, Lombok Timur, NTB. (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa tektonik yang mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu, 17 Maret 2019, direspons dengan cepat oleh pemerintah Indonesia. Pemerintah mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak bertanggung jawab.

Dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Senin (18/3/2019), pemerintah juga memastikan akan menanggung seluruh penanganan, pengobatan, dan pengurusan jenazah bagi wisatawan korban gempa tektonik yang terjadi di Lombok Timur, NTB.

Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti di Jakarta, Senin (18/3/2019), menyatakan pihaknya bersama pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait terus bersinergi dan berkoordinasi untuk menangani dampak gempa tektonik berkekuatan 5,4 skala richter di sekitar 20 km arah Kota Selong, Lombok Timur.

"Kejadian gempa di Lombok mengakibatkan longsor di destinasi air terjun Tiu Kelep Senaru Kabupaten Lombok Utara dan menyebabkan korban meninggal 3 orang dan 2 orang di antaranya wisman asal Malaysia yakni bernama Tai Siaw Kim dan Lim Sai Wah, serta 1 warga lokal di Senaru," kata Guntur.

Guntut memastikan bahwa Pemerintah RI akan melakukan upaya terbaik termasuk bersinergi melakukan evakuasi dan penyelamatan wisman Malaysia di dekat lokasi longsor akibat gempa yang jumlahnya sekitar 22 wisatawan.

Selain itu, Guntur juga memastikan bahwa penanganan dan pengobatan bagi korban luka disiapkan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan didukung penuh oleh pemerintah Provinsi NTB.

"Bagi korban wisatawan yang meninggal, jenazah akan disiapkan kepulangannya oleh pemerintah Provinsi NTB kepada keluarga mereka di Malaysia. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kejadian yang menimpa," katanya.

Guntur juga memastikan bahwa gempa tektonik yang terjadi di Lombok itu berdasarkan analisis BMKG disebabkan oleh penyesaran turun (normal fault) dan dilaporkan tidak berpotensi tsunami. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.


Kondisi Mulai Kondusif

Ilustrasi Air Terjun
Ilustrasi air terjun (dok. Pixabay.com/Christian_Birkholz/Putu Elmira)

Berdasarkan koordinasi pihaknya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB terpantau hingga saat ini belum ada dirasakan gempa susulan (aftershock), kondisi sudah mulai kondusif.

"Korban luka sudah di bawa ke rumah sakit dan puskesmas terdekat," kata Guntur.

Berdasarkan laporan terbaru dari BPBD Kabupaten Lombok Utara, ada sekitar 36 wisatawan terdiri dari 22 wisatawan mancanegara asal Malaysia dan 14 warga lokal dievakuasi di air terjun Tiu Kelep Kabupaten Lombok Utara.

Air terjun yang selama ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan itu dilaporkan longsor akibat gempa tersebut. Sebanyak 2 orang meninggal dunia berasal dari Malaysia akibat tertimpa material longsoran di lokasi tersebut.

Selain itu, saat kejadian gempa ada sekitar 56 orang tim survei jalur pendakian Rinjani terdiri dari TNGR, BPBD NTB, Porter, Geopark, Orplas, PVMBG, TO, TNI, dan POLRI sebanyak 28 orang Jalur Senaru dan 28 orang Jalur Sembalun, saat ini Kedua Tim tersebut sudah berada di posisi yang aman.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya