Calon Pengantin Minta Tamu Membayar Rp174 Juta untuk Hadiri Pernikahannya

Seorang calon pengantin meminta tamu untuk membayar mahal untuk menghadiri pernikahannya yang akan berlangsung di Karibia.

oleh Komarudin diperbarui 26 Jul 2019, 09:03 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 09:03 WIB
Ilustrasi pengantin
Ilustrasi pengantin (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bukan rahasia bahwa pernikahan bisa mengeluarkan biaya mahal. Namun, Anda tentu tak bersedia untuk membayar mahal saat menghadiri pernikahan itu.

Namun, seperti dilansir dari mirror.co.uk, Kamis, 25 Juli 2019, seorang calon pengantin merencanakan hari besar yang sangat mewah sehingga akan membuat para tamunya harus mengeluarkan biaya sangat mahal untuk berada di sana.

Dalam sebuah unggahan di Mumsnet, saudari calon pengantin yang tak disebutkan namanya mengungkapkan, para tamu harus membayar sekitar 10.000 poundsterling atau sekitar Rp174 juta per orang. Dengan biaya itu, mereka akan menjadi bagian dari upacara dan resepsi yang  akan berlangsung di Karibia.

Ia menjelaskan bagaimana dia dan saudara perempuannya tak begitu dekat dan ia tak bisa membayangkan menghabiskan uang sebanyak itu untuk menghadiri pernikahannya. Selama ini, ia dan sang adik hanya berkomunikasi terbatas pada pesan WhatsApp saat acara-acara khusus.

"Dia telah mengundang kami ke pernikahannya di Karibia tahun depan dengan biaya sekitar 10.000 poundsterling per orang yang uangnya kami tak punya," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kesal

Ilustrasi
Ilustrasi pengantin perempuan. (dok. unsplash.com/@kennyluoping)

"Kakakku kesal ketika aku mengatakan padanya bahwa kami tak akan hadir dan orangtuaku menawarkan untuk membayar kami pergi untuk menenangkannya, tetapi aku menolak tawaran itu karena aku merasa tak nyaman mengambil uang sebanyak itu," sambungnya.

Menurut sang adik, jika ia mengambil uang itu dari orangtuanya, ia lebih memilih untuk menyimpannya di rumah, ketimbang liburan selama dua minggu. Jika pernikahan itu penting bagi kakaknya dan bisa dihadiri para tamu, ia harus memilih tempat yang lebih terjangkau, atau menutupi sebagian biaya para tamu.

"Kakak saya mendapat upah minimum, tapi calon suaminya adalah orang yang berpenghasilan besar sehingga dia hidup mewah tanpa harus bekerja untuk (pernikahannya) itu dan saya merasa karena pandangannya tentang uang yang terdistorsi dan dia pikir semua orang dapat membeli gaya hidup yang dia miliki," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya