Penggiat Budaya dan Pariwisata Bahas Kemajuan Destinasi dan Budaya Subang

Subang terus memperkuat destinasi wisatanya. Berbagai gagasan kreatif pun dimunculkan. Puluhan penggiat budaya dan pariwisata ikut dikumpulkan. Mereka berkumpul dalam diskusi santai bertajuk Ngadu Bako.

oleh Gilar Ramdhani pada 22 Okt 2019, 11:05 WIB
Diperbarui 24 Okt 2019, 04:13 WIB
Penggiat Budaya dan Pariwisata Bahas Kemajuan Destinasi dan Budaya Subang
Puluhan penggiat budaya dan pariwisata berkumpul dalam diskusi santai bertajuk Ngadu Bako yang berlangsung di Saung Wayang Ajen, Sukamelang, Minggu (20/10/2019).

Liputan6.com, Subang Subang terus memperkuat destinasi wisatanya. Berbagai gagasan kreatif pun dimunculkan. Puluhan penggiat budaya dan pariwisata ikut dikumpulkan. Mereka berkumpul dalam diskusi santai bertajuk Ngadu Bako. Pertemuan ini dilangsungkan di Saung Wayang Ajen, Sukamelang, Minggu (20/10/2019).

Hadir dalam diskusi tersebut praktisi budaya Jawa Barat Abah Nanu dan Dr. Endang AS, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud M Khadar Hendarsah, Kasie Sejarah dan Nilai Tradisi Disdikbud Yayan Suryanata, Kabid Destinasi Wisata Disparpora Subang Euis Hartini, Kabid Pemasaran Disparpora Subang Ina Marlina dan Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional II, Deputi Bidang pengembangan Pariwisata Kementerian Pariwisata RI, Dr. H. Wawan Gunawan, S.Sn., MM atau dikenal ki Dalang Wawan Ajen.

Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, kegiatan Ngadu Bako sesuai dengan Undang-undang Pemajuan Kebudayaan no 5 tahun 2017. Isinya, kebudayaan perlu dipandang sebagai investasi dalam pembangunan bangsa.

“Untuk itu tata kelola pemajuan kebudayaan perlu diperkuat melalui strategi terarah dan berkelanjutan. Terkait hal itu, Undang-Undang nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, memberi amanat kepada masyarakat untuk bersama-sama membangun masa depan dan peradaban bangsa. Caranya, melalui budaya dalam mendukung pariwisata khususnya di daerah Kabupaten Subang,” tutur Dadang.

Jadi setiap masyarakat khususnya seniman dan budaya, secara bersama mendukung penguatan budaya dalam kaitan dengan pariwisata di daerah Kabupaten Subang.

Dadang juga menilai potensi wisata Subang sangat luar biasa. Apalagi jaraknya dari Jakarta relatif dekat. Hanya sekitar 3 jam. Potensi wisata Subang yang dapat dikunjungi, terdiri dari wisata alam hingga wisata budaya. Ada wisata gunung Tangkuban Parahu dan Sari Ater. Ada juga kesenian khasnya yaitu Sisingaan dan buah tangannya yaitu Nanas Si Madu yang sudah cukup populer.

“Atraksi wisata yang menarik ini didukung oleh amenitas yang lengkap yaitu dengan banyaknya pilihan hotel dan rumah makan di Subang. Aksesibilitas juga cukup baik dengan adanya jalan tol Cipali. Kemudian bandara Kertajati yang cukup ditempuh dengan 1 jam perjalanan dan rencana dibangunnya pelabuhan internasional Patimban,” papar Dadang.

Asdep Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional II Kemenpar, Wawan Gunawan, mengatakan agar Kabupaten Subang lebih dikenal lagi, 3 kunci pengembangan wisata harus dilakukan. Yaitu atraksi, amenitas dan aksesibilitas.

“Untuk menarik lebih banyak wisatawan, Kabupaten Subang perlu menggali lagi potensi wisata yang dapat dikembangkan termasuk wisata budaya,” papar Wawan.

Dalam paparannya, strategi pengembangan pariwisata berbasis budaya dan masyarakat, Dr. Wawan Gunawan mengatakan perlu adanya data yang lengkap terlebih dahulu mengenai budaya di Kabupaten Subang. Dari sana kemudian dilakukan kurasi seni budaya mana yang akan diunggulkan untuk kemudian diangkat dalam event wisata.

Dirinya mengatakan unsur pertama yang harus ada dalam membuat sebuah event wisata adalah CEO Commitment yaitu komitmen yang kuat dari kepala daerahnya baik itu Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris daerah kemudian Kepala Dinas terkait untuk mengembangkan pariwisata daerahnya.

“Selain CEO Commitment unsur penting lainnya dalam penyelenggaraan sebuah event pariwisata adalah Creative value, Commercial value, Communication Value, dan Konsitensi penyelenggaraan event tersebut,” katanya.

Selain itu, katanya, agar penyelenggaraan event tersebut dilirik wisatawan maka penyelenggaraan event tersebut harus mempunyai standar nasional dan internasional dalam kemasannya, baik dari segi koreografi, arrangement music, maupun penataan kostum atau busana.

Sementara itu, Mas Nanu Muda alias Abah Nanu berharap bahwa setiap aktivitas dalam pemajuan budaya pariwisata harus juga mempertimbangkan berbagai aspek. Terutama pentingnya melibatkan masyarakat. Sehingga ketika sebuah destinasi dibuat berdampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud M Khadar Hendarsah menyambut baik digelarnya acara Ngadu Bako tersebut.

“Kegiatan ini membuka ruang, karena di sini berkumpul praktisi-praktisi budaya maupun pariwisata. Bukan hanya ngobrol, tapi menjadi bahan evaluasi dalam mengelola kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Subang,” katanya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi kegiatan ini, budaya harus dilestarikan. Karena, Budaya semakin dilestarikan semakin menghasilkan.

"Dan ini akan bagus impact-nya buat masyarakat. Sebab 60 persen wisatawan datang ke Indonesia itu karena culture-nya" kata Mempar Arief Yahya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya