Pementasan Carrie: The Musical Angkat Tema KDRT dan Perundungan

Para anggota JYPA menggunakan seni pertunjukkan sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap berbagai isu sosial.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2019, 22:03 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2019, 22:03 WIB
Carrie: The Musical
Carrie: The Musical. foto: dok. Starvision

Liputan6.com, Jakarta - Dunia seni dengan masalah kekeeasan dalam rumah tangga (KDRT) ternyata bisa saling berhubungan. Hal itu dilakukan oleh Jakarta Youth for Performing Arts (JYPA). Mereka merupakan komunitas teater berpusat di Jakarta, Indonesia, yang dipimpin oleh kaum muda.

Tujuan mereka adalah agar kaum muda Indonesia untuk mengembangkan diri sendiri sebagai seorang seniman dan individu. JYPA bekerja untuk mewujudkan visi pembangunan generasi seniman yang terampil dan kolaboratif.

Para anggota JYPA menggunakan seni pertunjukkan sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap berbagai isu-isu sosial. Kali ini, melalui drama musikal “Carrie: The Musical” yang akan datang, JYPA memiliki tujuan untuk menyebarkan kesadaran mengenai isu kekerasan dalam KDRT dan penanganannya di Indonesia.

Dengan seni pertunjukan, JYPA ingin menyoroti keberanian dan ketabahan korban KDRT serta menunjukkan betapa pentingnya untuk mendukung dan menguatkan para korban dari isu tersebut.

Carrie: The Musical diadaptasi dari sebuah novel, karya penulis terkenal Stephen King. Drama musikal ini menceritakan kisah tentang Carrie White (diperankan oleh Cesila Fischer), seorang gadis muda yang ibunya Margaret White (Gabriella Sally) mengenakan trauma kepadanya melalui kekerasan verbal dan fisik.

Margaret adalah korban KDRT dari almarhum suaminya dan ini terlihat dari cara dia mengasuh putrinya. Sepanjang ceritanya, Carrie juga dapat terlihat mengalami kesulitan di sekolah karena dia kerap menghadapi perundungan yang cenderung brutal.  Kegembiraan meliputinya pada saat dia sadar bahwa dia mempunyai kekuatan telekinetik.

JYPA menggunakan cerita Carrie untuk menginspirasi para korban KDRT dan yang lainnya agar saling mendukung serta bersatu untuk menciptakan suara masyarakat yang lebih kuat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bertujuan Memajukan Kaum Muda

Carrie: The Musical
Carrie: The Musical. foto: dok. Starvision

Musik dan lirik Carrie: The Musical dibuat oleh Michael Gord and Dean Pitchford. Mereka yang terlibat antara lain, Shaumozza Hendrarso (Produser dan Pemeran Anggota), Aqsa Suryana (Sutradara), Aisha Servia (Sutradara), Pazia Faisal (Sutradara Musik), Anya Suryadarma (Sutradara Musik), Mohammed Harmoun (Co-Koreografer), Ashira Deendra (Co-Koreografer), dan Givanya Gianda (Co-Koreografer).

"Saya hanya bisa berharap bahwa produksi Carrie: The Musical kami dan kolaborasi kami dengan LBH-APIK Jakarta dapat mengingatkan para korban KDRT kalau mereka tidak sendirian," ujar Aisha Servia dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Kharisma Starvision Plus.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, JYPA memiliki tujuan untuk memajukan kaum muda. Melalui Carrie: The Musical, mereka ingin memulai percakapan tentang KDRT dan menginspirasi orang-orang untuk bicarakan topik tersebut yang telah dijauhi dan diabaikan oleh masyarakat Indonesia.

Dengan seni, mereka memberi wawasan unik mengenai topik tersebut dan menunjukkan betapa pentingnya bersatu sebagai suatu komunitas untuk memberi dukungan dan menguatkan korban-korban isu KDRT.

Melalui kolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum - Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan Jakarta, mereka ingin memberi suara kepada mereka yang dibungkam oleh orang-orang yang telah menimbulkan kekerasan fisik atau verbal. Pementasan Carrie: The Musical akan berlangsung pada 17 – 18 Januari 2020 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta Pusat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya