Bujet Generasi Y dan Z Beli Kopi Susu Kekinian Tak Lebih dari Rp200 Ribu per Bulan

Generasi Y dan Z merupakan konsumen yang memerhatikan value money.

oleh Asnida Riani diperbarui 19 Des 2019, 08:03 WIB
Diterbitkan 19 Des 2019, 08:03 WIB
Nespresso
Tiga varian kopi susu dari Nepresso. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Menurut riset secara online yang dilakukan Toffin Indonesia dan MIX Marketing Communication pada awal Oktober 2019, generasi Y dan Z yang merupakan market terbesar penjual kopi susu kekinian, masuk dalam kategori value for money consumer.

Berarti, mereka ingin menikmati kopi susu berkualitas dengan harga lebih terjangkau. Terbukti dengan 86,45 persen di antara mereka memilih menghabiskan uang kurang dari Rp200 ribu per bulan untuk jajan kopi susu.

Sebanyak 10,97 persen di antaranya punya budget Rp200.001 ribu--Rp500 ribu, Rp500.001 ribu--Rp1 juta sebanyak 1,61 persen, dan 0,97 persen untuk penyisihan uang lebih dari Rp1 juta.

"Makanya kopi susu dengan harga Rp15 ribu--Rp25 ribu itu yang paling reachable," kata Head of Marketing Toffin Ario Fajar di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Desember 2019.

Karenanya, jangan sampai salah membaca market untuk menentukan harga. "Banyak banget faktor yang menentukan pricing. Mulai dari lokasi, jangan sampai tidak bisa tutup modal, dan produk apa yang mau dijual," imbuh Vice President Sales and Marketing Toffin Indonesia Nicky Kusuma.

Dalam menentukan harga, misal kopi susu kekinian, keuntungannya bisa saling silang dengan produk lain yang ada di menu. Juga, penggunaan bahan jangan sampai luput dari faktor pertimbangan. "Misal, gula aren sama matcha kan harganya tidak mungkin sama," tutur Nicky.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tipe Peminum Kopi

Kopi susu
Sagaleh, merek kopi susu kekinian. (dok. Instagram @sagaleh/https://www.instagram.com/p/Blzjj07jBMv/)

Para peminum kopi setidaknya terbagi dalam delapan kategori. Pertama, caffeine addict, yakni mereka yang tak bisa menjalani sehari tanpa boost dari kafein. Lalu, mereka yang menjadikan kopi sebagai media bersosialisasi atau menjalin hubungan dengan orang lain alias social drinker.

Pemburu latte art, penikmat kopi susu, yakni mereka yang datang ke kedai kopi untuk menikmati suasana kedai sambil menyeruput kopi dingin yang manis, serta peminum kopi instan.

Apa pula coffee snob, yaitu tipe penikmat kopi spesialis dengan cita rasa tinggi dan hanya mengonsumsi kopi di kedai kopi artisan, penikmati kopi tradisional yang lebih suka kopi mereka diseduh dengan cara lama, seperti tubruk.

Terakhir, manual brew big fan, yakni para penikmat kopi yang fokus pada proses penyeduhan kopi. Berdasakan studi, kebanyakan orang masuk dalam kategori social drinker, diikuti peminum kopi instan, penikmat kopi susu, peminum kopi tradisonal, dan caffeine addict.

Sisanya merupakan pemburu latte art, manual brew big fan, dan the coffee snob.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya