KLHK Siap Wujudkan Forest City Ibu Kota Baru yang Sarat Wawasan Lingkungan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang melakukan kajian lingkungan hidup strategis untuk mewujudkan ibu kota baru berwawasan lingkungan.

oleh Komarudin diperbarui 20 Des 2019, 19:06 WIB
Diterbitkan 20 Des 2019, 19:06 WIB
Ibu Kota Negara
Konferensi pers Ibu Kota Negara (IKN) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jumat (20/12/2019)

Liputan6.com, Jakarta - Proses perpindan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur terus dalam proses kajian, termasuk dalam aspek lingkungan. Salah satunya dilakukan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

"Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) itu dilaksanakan dari September 2019, sekarang sudah dalam masa finalisasi. Intinya, KLHS itu kajian lingkungan untuk memberikan masukan pada tindak lanjut feasibility study dan penyusunan masterplan IKN yang direncanakan pada 2020 ," ujar Pelaksana Tugas Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Wijayanti usai konferensi pers di KLHK, Jakarta, Jumat (20/12/2019).

Wijayanti menegaskan, cara kerja KLHS menggali persoalan-persoalan yang ada di masyarakat atau publik, termasuk melihat kondisi lapangan. Dari situ dapat disimpulkan beberapa strategi untuk memastikan IKN itu sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam wilayah yang dicadangkan untuk Ibu Kota Negara, kata Wijayanti, harus diproteksi pada beberapa green space utama. Ada wilayah konservasinya karena punya fungsi ekologis dan juga wilayah habitat yang ada satwa liarnya yang harus dilindungi.

"Di wilayah-wilayah yang bisa dibangun, kami akan arahkan bagaimana kriteria-kriteria supaya memenuhi prinsip-prinsip apa yang disebut dengan forest city. Suatu konsep kota yang berada di dalam ekosistem hutan hujan tropis," ujar Wijayanti.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Daur Ulang Air hingga Penyiapan Masyarakat

Mengintip Sarana Transportasi di Ibu Kota Baru RI
Kemenhub merumuskan rencana induk (masterplan) interkoneksi seluruh jalur transportasi ibu kota negara (IKN) di Kaltim. (Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Selain itu, dalam KLHS itu bagaimana agar IKN sustain terhadap ketersediaan airnya. Ibu Kota Negara itu harus menjadi show case, lanjut Wijayanti, bagaimana memanfaatkan air secara efisien.

"Mulai dari pemanenan air hujan, recycle, dan sebagainya. Itu jadi kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Ibu Kota Negara yang smart itu sangat berwawasan lingkungan," kata Wijayanti.

Selain itu, Wijayanti mengungkapkan pihaknya akan menekankan pada rehabilitasi dan pemulihan kualitas lingkungan. Ini merupakan kesempatan bagi Kalimantan Timur untuk bisa mempercepat pemulihan kualitas lingkungan, seperti akibat pertambangan.

"Strategi inilah yang kami masukan dalam KLHS, bagaimana langkah- langkah yang harus dilakukan, seperti memperbaiki landscape dan lainnya," ujar Yanti.

Saat ini KLHK juga sedang menyiapkan persemaian modern kebun bibit yang isinya antara lain tanaman-tanaman endemik Kalimantan. Diharapkan tahun depan sudah bisa dibangun dan mempunyai kapasitas untuk menyiapkan 15 juta bibit per tahun.

Hal penting lain yang menjadi dasar kajian KLHS adalah bagaimana merevitalisasi penduduk setempat. Kekhawatiran banyak pihak bahwa mereka akan termarjinalkan, justru itu menjadi fokus KLHS.

"Kami pastikan bahwa Januari 2020 hasil KLHS sudah selesai sehingga menjadi dasar tim selanjutnya untuk melakukan perencanaan yang lebih detail," tandas Wijayanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya