Imbas Wabah Corona, Harga Tiket Pesawat dan Hotel Bakal Turun 30 Persen?

Pemerintah juga merayu sejumlah maskapai untuk menambah seat capacity ke Indonesia demi menekan dampak wabah virus corona kepada pariwisata Indonesia.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 18 Feb 2020, 10:03 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2020, 10:03 WIB
Menteri Siti Nurbaya hingga Wishnutama Bahas Transformasi Ekonomi II
Menparekraf Wishnutama saat diskusi panel VII Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). Panel VII membahas transformasi ekonomi II. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Meski belum ada kasus yang ditemukan positif terinfeksi virus corona, masalah itu secara signifikan berdampak pada pariwisata Indonesia. Untuk itu, pemerintah mengambil beragam langkah agar tidak berdampak terlalu buruk bagi para pelaku usaha.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan pemberian stimulus atau insentif bagi sektor pariwisata Indonesia untuk merespons dampak wabah virus corona akan ditetapkan secepatnya.

Disampaikan seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 17 Februari 2020, menjelaskan pihaknya berupaya untuk mengambil kebijakan yang komprehensif yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain yang terkait dan tidak parsial.

Ia juga menjelaskan, besaran perhitungan diskon, khususnya untuk tiket pesawat, juga masih belum ditetapkan antara 25-30 persen ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia, seperti Bali, Likupang, Sulawesi Utara, Bintan, Batam, Yogyakarta, Lombok, Labuan Bajo, dan destinasi wisata lainnya.

"Minggu ini kita tetapkan karena besok kami rapat lanjutan. Pemberian insentif ini ke seluruh industri pariwisata tidak hanya maskapai saja," katanya dalam keterangan tertulis yang diperoleh Liputan6.com.

Wishnutama mengaku akan berkoordinasi dengan kementerian terkait, agar diskon yang diberikan efektif untuk menggerakkan pariwisata Nusantara. "Kami juga mengimbau K/L lain bisa menggelar rapat-rapat dan sebagainya di destinasi wisata," sambungnya.

Menparekraf juga menjelaskan pemberian insentif juga berlaku bagi maskapai penerbangan. Hal tersebut mendorong maskapai segera mengisi kekosongan slot penerbangan di sejumlah bandara akibat dampak wabah virus corona.

"Itu juga salah satu yang kita lakukan. Misalnya, memberikan diskon harga landing fee yang lebih murah. Atau harga fuel yang lebih murah atau kompetitif. Hal itu kita masih bahas. Ini banyak sekali komponen untuk menyelamatkan industri pariwisata kita," katanya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Koordinasi dengan 33 Maskapai

Pemerintah Siapkan Insentif bagi Maskapai yang Mau Isi Slot Kosong Penerbangan Akibat Corona
Airlines Coordination Meeting di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf/Dinny Mutiah)

Sebelumnya, Menparekraf telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan 33 maskapai yang beroperasi di Indonesia. Kemenparekraf berencana memberikan bantuan promosi dengan membuat bundled package penerbangan, akomodasi, dan atraksi dengan harga yang kompetitif, bekerja sama dengan Online Travel Agent (OTA) dan juga Travel Agent/Tour Operator (TA/TO). Selain itu, juga memberikan bantuan promosi dengan skema joint promotion.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga membahas mengenai upaya pemerintah untuk mengatasi dampak wabah virus corona terhadap sektor pariwisata. Salah satu upaya yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah adalah pemberian diskon atau insentif, baik untuk wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus).

"Diskon atau insentif bagi wisman yaitu 30 persen dari tarif riil. Tapi nanti kita putuskan, ini belum diputuskan. Mungkin kita beri waktu selama tiga bulan ke depan, untuk destinasi-destinasi yang nanti juga akan kita putuskan," jelasnya.

"Untuk destinasi wisata ke mana, termasuk di dalamnya juga diskon untuk wisatawan domestik atau wisnus yang bisa nanti kita berikan juga minus 30 persen dan mungkin bisa saja untuk travel bironya diberi diskon yang lebih misalnya 50 persen, sehingga betul-betul menggairahkan dunia wisata kita karena memang sekarang baru ada masalah karena virus corona," katanya.

Genjot Garuda Indonesia

Garuda Indonesia
Garuda Indonesia (Foto: AFP / Adek BERRY)

Selain fokus menarik minat wisatawan nusantara, Kemenparekraf juga berencana membawa wisatawan mancanegara ke Indonesia untuk meningkatkan indeks daya saing atau Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pariwisata Indonesia yang saat ini berada di posisi 40 besar dunia.

Wishnutama menjelaskan ada beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing yang ditargetkan Presiden Joko Widodo meningkat ke ranking 36-38 pada 2021. Sebagai gambaran, ranking TTCI negara-negara tetangga di ASEAN seperti Singapura berada di posisi 17 dunia, Malaysia peringkat 29 dunia, Vietnam 63 dunia dan Thailand 31 dunia.

"Ada beberapa hal strategis yang akan kami lakukan segera. Yaitu bagaimana secara grand strategy pariwisata Indonesia yang terkait Kementerian/Lembaga lain adalah memakai inbound strategy untuk mendatangkan devisa," katanya.

Wisnutama juga menjelaskan sudah berkoordinasi dengan maskapai nasional Garuda Indonesia, untuk memperbanyak inbound promotion ketimbang outbond promotion. Pihaknya juga telah menjajaki dengan 33 maskapai yang beroperasi di Indonesia untuk menambah jumlah penerbangan dan seat capacity ke Indonesia.

"Sehingga, mind set dari maskapai dan sebagainya akan diarahkan bagaimana membawa orang luar untuk masuk ke Indonesia bukan orang Indonesia yang ingin ke mana," katanya.

Berbagai upaya juga terus dilakukan Kemenparekaf. Salah satunya menggaet wisman dari pasar "longhaul".

Hal penting yang menjadi perhatian Kemenparekraf adalah adanya ketersedian kursi pesawat (seat capacity) yang cukup. Untuk itu, Garuda Indonesia sebagai "national flag carrier" diharapkan lebih banyak berperan termasuk dalam melakukan kerja sama (codeshare) dengan maskapai penerbangan dunia dapat upaya memenuhi kapasitas kursi tersebut.

Wishnutama juga menjelaskan, untuk meningkatkan indeks daya saing, presiden membentuk tim akselerasi yang di dalam terdapat berbagai K/L seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, BKPM, Kemenaker, Kemendes PDTT dan lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya