Dampak Wabah Corona Covid-19, Pelaksanaan IFW 2020 Tertunda

Pergelaran IFW 2020 tetap akan dilaksanakan tahun ini, hanya waktunya saja yang ditunda.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2020, 09:06 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 09:06 WIB
Dampak Virus Corona Covid-19, Pelaksanaan IFW 2020 Tertunda
Dampak Virus Corona Covid-19, Pelaksanaan IFW 2020 Tertunda. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Merebaknya wabah virus Corona Covid-19 turut berimbas pada perhelatan Indonesia Fashion Week (IFW) 2020. Pihak panitia memutuskan penundaan sebagai upaya penyebaran virus berbahaya tersebut.

Presiden IFW dan Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono mengatakan penundaan itu juga berdasarkan atas keputusan bersama pihak-pihak terkait.

"Melihat kondisi yang ada sekarang, dan untuk menjawab berbagai kekhawatiran dari para peserta selain tentunya memperhatikan kenyamanan dan kesehatan kita semua, serta mengacu pada Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2020, maka kami terpaksa menunda pelaksanaan IFW 2020 yang ke-9 ini," kata Poppy Dharsono lewat keterangan tertulis di Jakarta, baru-baru ini.

Poppy mengumumkan pegelaran IFW 2020 tetap akan dilaksanakan tahun ini, hanya waktunya saja yang ditunda. "Panitia IFW 2020 telah memutuskan bahwa Indonesia Fashion Week 2020 akan diundur penyelenggaraannya menjadi 7 Oktober 2020 sampai 11 Oktober 2020," terangnya.

Terkait tempatnya sendiri, dia menjelaskan tidak akan terjadi perubahan atau perpindahan lokasi dari sebelumnya yang sudah diumumkan. "Masih bertempat di Jakarta Convention Center (JCC)," katanya.

Poppy berharap hal ini dapat diterima dengan baik oleh semua pihak khususnya peserta yang terlibat.  "Kami juga mohon maaf kepada para peserta atas ketidaknyamanan yang terjadi sebagai akibat dari adanya penundaan ini. Terima kasih banyak atas segala perhatian dan dukungannya kepada Indonesia Fashion Week 2020," tuturnya.

Bisnis Fashion Pasca Corona

Merebaknya virus corona telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global. Bahkan, setelah resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini semakin menekan kondisi perekonomian di berbagai sektor. Tidak terkecuali, bisnis fashion.

Owner HIJAB.ID, Lina Kartika, SE menilai krisis wabah menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha jualan busana. Menurutnya, potensi teknologi sudah sepatutnya diberdayakan semaksimal mungkin.

Dampak Virus Corona Covid-19, Pelaksanaan IFW 2020 Tertunda
Dampak Virus Corona Covid-19, Pelaksanaan IFW 2020 Tertunda. foto: istimewa

“Penjualan busana muslim di saat musim corona agak tersendat, tetapi jualan online masih jalan. Faktanya, banyak offline/toko yang tutup. Dengan situasi begitu, ke depannya, makin gencar pembelian via online,” tutur Lina kepada awak media di Bandung.

Dia melanjutkan, walaupun corona sudah menghilang, penjualan online akan semakin tinggi lagi, bahkan makin tinggi dari sebelum corona. Lina menjelaskan, HIJAB.ID adalah toko online hijab dan busana muslim modern di Bandung.

HIJAB.ID menyediakan busana muslim dengan harga murah, dan barang berkualitas. Selain itu, kami juga menyediakan platform reseller dan dropship pada situsnya,” ucap Lina, mantan pegawai bank selama 17 tahun.

HIJAB.ID merupakan langganan ikut Indonesia Fashion Week, sejak beberapa tahun lalu, terpaksa tertunda juga, mengikuti aturan pemerintah untuk mencegah kerumunan masyarakat. IFW 2020, adalah salah satu ajang bergengsi bagi pengusaha fashion di Indonesia.

Siapapun pengusaha fashion merasa bangga jika sudah ikut IFW. Sebelumnya, Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menjelaskan dari banyak ritel hanya sektor kebutuhan pokok yang masih ramai. Sementara pengunjung pada ritel lain seperti restoran, pakaian dan lainnya sepi karena banyak pengunjung tidak mau berlama-lama di pusat belanja.

"Ritel yang kebutuhan sehari-hari masih lumayan. Tapi kan masih banyak ritel lain, restoran, baju dan lainnya. Supermarket kan baru satu bidang pusat belanja saja," ujar Dewan Penasehat Hippindo Tutum Rahanta, baru-baru ini.

Dan Tutum mencatat penurunan jumlah kunjungan ke pusat-pusat perbelanjaan, karena khawatir virus corona."Sekarang sudah mulai sepi karena orang jarang berkunjung ke pusat belanja. Minimal berkunjung datang ke pusat belanja 50 persen,” pungkasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya