Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah turis siap berkeliaran di Grand Canyon lagi setelah sebagian tempat itu dibuka kembali pada Jumat, 15 Mei 2020. Namun, ada keberatan dari pejabat Navajo dan lainnya bahwa hal itu dapat merusak upaya untuk mengendalikan virus corona.
Pada pukul 7:30 pagi waktu setempat, lebih dari puluhan wisatawan menikmati sudut pandang di sepanjang South Rim, seperti dilansir dari Fox News, Sabtu, 16 Mei 2020.
Advertisement
Baca Juga
Di antara mereka adalah teman Jack Covington dari Texas dan Judy Smith dari Tucson, Arizona. Mereka telah merencanakan perjalanan ke Grand Canyon setahun yang lalu.
Mereka mengubah rencana mereka dan mengunjungi tempat-tempat lain di Arizona utara ketika mereka tahu taman itu akan dibuka.
"Kami pikir kami akan berpetualang dan kami beruntung," kata Smith.
Grand Canyon ditutup sejak 1 April, salah satu taman nasional besar terakhir yang ditutup sepenuhnya untuk pengunjung. Saat itu, pejabat kesehatan di Coconino County mengatakan menjaga taman yang dibuka membahayakan karyawan, penduduk, dan wisatawan.
Kecewa
Pejabat taman mengatakan pintu masuk South Rim hanya akan dibuka dari 6-10 pagi sampai Senin. Layanan komersial di dalam taman tetap tertutup.
Itu termasuk jalur pendakian, pusat pengunjung, hotel dan restoran--tempat-tempat orang cenderung berkumpul. Pengunjung diminta membawa makanan, air, dan pembersih tangan.
Taman ini dikunjungi sekitar 6 juta pengunjung per tahun, yang sebagian besar mengunjungi South Rim. Gerbang masuk itu dibuka pada Jumat, dan wisatawan diizinkan masuk secara gratis. Pengunjung diblokir dari masuk di pintu masuk South Rim untuk membatasi perjalanan melalui Navajo Nation.
Namun, para pejabat di Navajo, yang membentang ke Arizona utara, menyatakan kekecewaannya pada pembukaan kembali Grand Canyon. Setidaknya ada 3.632 kasus positif corona Covid di sana dan 127 kematian, yang juga termasuk bagian dari New Mexico dan Utah.
Advertisement