Mulai dari Lemari, Kampanye Terbaru Tukar Baju demi Hilangkan Tumpukan yang Tak Perlu

Hayo, siapa yang isi lemarinya menumpuk tak karuan?

oleh Dinny Mutiah diperbarui 22 Jun 2020, 18:03 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2020, 18:03 WIB
Ilustrasi Lemari Pakaian
Ilustrasi Lemari Pakaian (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta - Hayo, siapa yang isi lemarinya sudah menumpuk tak karuan? Beraktivitas di rumah selama berbulan-bulan makin paham bila kebutuhan akan pakaian sebenarnya tidak sebanyak keinginan. Pasalnya, baju yang dipakai biasanya yang itu-itu saja. 

Sebelum pandemi, kita kerap tak sadar bahwa yang baju yang dibeli belum tentu yang dibutuhkan. Ujung-ujungnya, isi lemari tak muat lagi hingga serampangan saja menaruhnya karena yang penting disimpan. Bila sudah merasa sumpek, mungkin tandanya kita wajib mengoprek isi lemari agar kembali tersisa ruang yang cukup untuk barang-barang di dalam bernapas.

Berangkat dari hal itu, Tukar Baju, gerakan yang digagas Komunitas Zero Waste Indonesia, mengkampanyekan sub-kampanye terbaru bertajuk Mulai Dari Lemari. Dalam akun Instagram resmi @tukarbaju_, kampanye tersebut merupakan bentuk pendekatan dari fesyen lambat berfokus pada menjadikan seluruh proses dalam fesyen berkelanjutan, mulai dari produksi hingga konsumsi.

"Caranya sederhana, dengan tidak membeli pakaian baru selama tiga bulan (periode satu musim) sebagai cara untuk berkontribusi dalam mengurangi sampah fesyen dan limbah tekstil. Dimulai dari 15 Juli – 15 Oktober 2020," tulis akun tersebut, 18 Juni 2020.

Meski tak boleh beli baju baru, tak berarti Anda tak boleh punya baju baru. Tukar Baju menyediakan solusi kreatif yang aplikatif. 

"Meminjam, menyewa, bertukar, menjahit sendiri, membeli preloved (baju bekas), membeli baru dari brand fesyen berkelanjutan, membeli baru dari brand kecil lokal (terutama untuk mendukung usaha mereka yang terdampak pandemi COVID-19)," sambung akun tersebut.

Tukar Baju mengingatkan bahwa semua pilihan yang diambil harus dilakukan dengan kesadaran penuh dan sesuai kebutuhan. Jadi, belanja bukan semata untuk memuaskan hasrat lebih pakaian dari yang dibutuhkan.

"Dengan menjalankan cara tersebut, kita berkontribusi dalam memperpanjang umur pakaian hingga 9 bulan serta mengurangi emisi karbon global hingga 30 persen," demikian penjelasan akun tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Manfaat Bereskan Lemari

Ingin Bisa Fokus Seharian? Lakukan 4 Hal Ini Setiap Malam Sebelum Tidur
Ilustrasi lemari pakaian (Photo by Charles P/on Unsplash)

Membereskan lemari juga tak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga diri sendiri. Salah satunya bisa meredakan suntuk. Mungkin Anda sudah hapal dengan metode konmari, yakni menyisakan barang-barang yang membawa kebahagiaan saja.

"Dengan beberes juga bisa turut melepas emosi-emosi serta pikiran negatif dalam prosesnya. Alhasil, setelah beberes ada perasaan lega dan bahagia, bukan?" sambung akun tersebut.

Bila tak bisa membereskan semua lemari di rumah, Anda bisa memulainya dengan membenahi isi lemari pakaian. Sambil membereskan, bisa dihitung jumlah busana yang dimiliki. Anda juga bisa memilah barang yang tak pernah terpakai sehingga bisa diputuskan nasibnya kemudian.

"Warna dan model apa yang dominan jadi bisa tahu sebenarnya preferensi baju kita tuh yang kayak gimana," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya