Cara Didiet Maulana Membalas Jasa Istri Raja dari Sumba

Didiet Maulana bahkan rela untuk membatalkan semua agenda rapat demi menyambut istri raja dari Prailiu, Sumba Timur.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 13 Jul 2020, 08:03 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 08:03 WIB
Didiet Maulana
Didiet Maulana memakai kain Lasem (Instagram @didietmaulana)

Liputan6.com, Jakarta - Desainer Didiet Maulana berpandangan bahwa modal hidup adalah ilmu. Dengan ilmu, ia bisa menciptakan karya yang sarat makna. Tak jarang pula ia berbagi cerita di balik layar dari karya yang dihasilkannya.

"Ilmu itu adalah modal hidup. Saya belajar pemahaman kain dengan guru-guru yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Didiet lewat unggahan Instagram miliknya, Minggu, 12 Juli 2020.

Lantaran menganggapnya sangat berharga, ia tak pernah ragu untuk membalas jasa dari ilmu yang didapatnya dari berbagai guru. Salah satu sosok guru bagi Didiet adalah seorang perempuan Sumba bernama Ratu Rambu Margaretha. 

"Mama Etha, panggilan sayangku untuk Mama Ratu Rambu Margaretha perempuan yang adalah istri Raja dari Prailiu, Sumba Timur," sambung dia lagi.

Ia menyebut Mama Etha telah mengajarinya cara membuat motif kain Sumba dan makna di balik kain tersebut. Bahkan, kemurahan hati sang guru membuatnya tergerak mendukung perajin kain adati lainnya yang ada di Indonesia.

Maka, ia tak segan membatalkan semua jadwal rapatnya setiap Mama Etha berkunjung ke Jakarta, demi bisa makan bersama dan melepas rindu. Menurut desainer Ikat Indonesia itu, penting sekali baginya menjamu gurunya dengan baik. Ia pun selalu menjaga hubungan baik dengan keluarga istri raja itu.

"Saya pun akrab dengan anak-anak mama Etha, termasuk Sara, menantu Mama Etha yang sekarang membuat sebuah platform utk membantu perajin di sana," tulis Didiet.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Saatnya Berbagi Ilmu

Didiet Maulana
Didiet Maulana dalam acara Live Artfully yang diselenggarakan oleh Kallista, Kamis (22/9/2016). (Liputan6.com/Annissa Wulan)

Seperti sang guru, Didiet kini mulai merintis jalan untuk berbagi ilmu. Di masa pandemi, ia mengisi banyak kelas yang didominasi tentang ilmu branding dan pengembangan bisnis.

"Berbagi ilmu mengajarkan saya bahwa kita memberikan cara untuk memegang kemudi, sehingga masing-masing orang akan mampu mengendarai usahanya menuju tujuannya," tulis perancang seragam awak kabin Garuda Indonesia itu.

Ia meyakini pepatah bahwa Maimonides yang menyuruh seseorang memberi kail daripada ikan kepada seseorang, adalah benar. Ia merasa senang bila para peserta pelatihannya bisa menyentuh cara pandang mereka terhadap hidup.

"Saya tidak mengajarkan, bagaimana agar mereka bisa seperti si A, B atau C, karena kita bukan mereka dan mereka bukan kita. Manusia diciptakan dalam sebaik, baik bentuk dan rupa. Sehingga menyadari kemampuan diri sendiri akan jadi kekuatanmu," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya