Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 yang terjadi di dunia membuat orang banyak yang beraktivitas di rumah. Selama karantina di rumah, ternyata banyak orang yang mengalami kenaikan berat badan.
Dalam sebuah survei online terhadap 800 orang dewasa di Inggris pada Mei 2020, sebanyak 65 persen dari masyarakat umum, 59 persen anggota Slimming World mengatakan mereka telah menemukan cara mengatur kenaikan berat badan, seperti dilansir dari laman Metro, Jumat, 18 September 2020.
Advertisement
Baca Juga
Alasan peningkatan berat badan terjadi karena kesulitan pergi ke toko dan membeli makanan sehat, peningkatan ngemil karena kebosanan dan berada di rumah, tingkat stres, dan kecemasan. Semua itu mengarah pada kenikmatan makan, lebih banyak duduk, dan kurang berolahraga.
"Karantina pasti berpengaruh pada pilihan kita seputar makanan, minuman, dan aktivitas," ujar peneliti senior Slimming World, Sarah-Elizabeth Bennett. "Temuan penelitian menujukkan dukungan perubahan perilaku lebih penting sekarang dariada sebelumnya," imbuhnya.
Studi lain dari aplikasi Covid Symptom Study menemukan bahwa hampir 29 persen dari hampir 450.000 orang yang mengatakan berat badan mereka bertambah sejak Maret 2020.
Dari 1,6 juta orang yang menanggapi kuesioner tentang perubahan perilaku sejak dimulainya karantina, 35 persen mengatakan kebiasan ngemil mereka meningkat, dan 34 persen mengaku aktivitas fisik mereka menurun. Selain itu, 19 persen makan kurang sehat di ruang tertutup dan 27 persen mengaku minum lebih banyak alkohol.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Obesitas Warga AS
Sementara itu, peningkatan obesitas terjadi di 12 negara bagian Amerika Serikat. Peningkatan tersebut sebesar 35 persen dari sebelumnya, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Jumat (18/9/2020).
Lebih dari sepertiga orang dewasa di Alabama, Arkansas, Indiana, Kansas, Kentucky, Louisiana, Michigan, Mississippi, Oklahoma, South Carolina, Tennessee, dan Virginia Barat mengalami kelebihan berat badan. Data tersebut dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), baru-baru ini.
Berdasarkan penelitian dari University of Michigan School of Public Health menemukan bahwa orang dewasa obesitas yang terinfeksi flu tidak hanya berisiko lebih besar mengalami komplikasi, tetapi juga menularkan flu lebih lama.
Artinya, obesitas terkait dengan peningkatan risiko penularan flu. Dengan 75 persen orang dewasa AS diprediksi akan kelebihan berat badan atau obesitas pada 2030, ini dapat mengakibatkan hilangnya ribuan nyawa lagi karena flu, atau virus corona.
Advertisement