Tingkatkan Peran Aktif Guru serta Orangtua terhadap Literasi Gizi di Komunitas Sekolah

Literasi gizi semakin penting untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan oleh siswa di sekolah.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2020, 13:11 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 00:32 WIB
Terkendala Online, Siswa SD Belajar Tatap Muka di Teras Rumah
Murid kelas III SDN 02 Pondok Petir mengikuti kegiatan belajar mengajar di teras rumah salah satu siswa di Depok, Senin (31/08/2020). Mereka belajar 2 - 3 minggu sekali karena para siswa kesulitan belajar daring akibat beban paket data dan tidak semua memiliki smartphone. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) menggelar kegiatan webinar Gerakan Nusantara (Gernus) bertema ‘Menjadi Orang Tua Tangguh di Era Adaptasi Kebiasaan Baru” bersama lebih dari 700 guru dan orang tua dari sekolah-sekolah dasar di wilayah DKI Jakarta pada 26 September 2020.

Penyelenggaraan Gernus tahun ini memasuki tahun kedelapan dan pelaksanaannya dilakukan secara daring menghadirkan para pembicara ahli yang membahas pendidikan gizi serta pembelajaran daring yang kondusif sebagai bagian dari program Belajar Dari Rumah (BDR) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Dalam situasi yang mengutamakan pertimbangan kesehatan dan keselamatan semua, dunia pendidikan menghadapi tantangan pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar bagi siswa, orangtua serta guru termasuk pendidikan gizi. Literasi gizi semakin penting untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan oleh siswa di sekolah sebagai bagian dari pola konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif yang diperlukan bangsa Indonesia untuk melalui masa pandemi.

Dalam sambutannya membuka webinar ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim, B.A, M.B.A, mengatakan “Saya menyampaikan apresiasi kepada Frisian Flag Indonesia yang telah menginisiasi Gerakan Nusantara Program Edukasi Gizi. Orang tua memiliki peran sangat penting dalam proses pendidikan anak termasuk dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat. Hikmah di masa pandemi kita diajarkan mengenalkan paradigma baru pendidikan yang lebih kolaboratif , kreatif dan inovatif.

Orangtua adalah sentral di dalam pendidikan anak. Inilah saatnya semua komponen pendidikan, orang tua, guru dan siswa berkolaborasi mencoba hal baru, banyak tanya, banyak coba dan banyak karya.” Sejak diluncurkan tahun 2013, Gernus terus memaksimalkan kontribusinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam hal literasi gizi kepada siswa-siswa sekolah dasar. Gernus mengutamakan kegiatan-kegiatannya untuk mendukung Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) yang digagas Kemendikbud RI.

Menyikapi partisipasi aktif korporasi dalam meningkatkan kesadaran akan pola konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif, Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha BPOM RI, Dra. Dewi Prawitasari, Apt., M.Kes. juga menyampaikan apresiasinya.

“BPOM RI memberikan penghargaan atas kerja sama korporasi sebagaimana inisiatif yang disampaikan oleh FFI untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Kesehatan melalui sosialisasi keamanan pangan kepada anak-anak kita dengan melibatkan komunitas sekolah termasuk guru dan orangtua.

Kesadaran untuk menjaga kesehatan adalah sebuah perilaku yang harus kita tanamkan kepada anak-anak sejak pendidikan dini. Saat di sekolah, Bapak dan Ibu Guru adalah role model, dan saat anak-anak pulang, maka orang tua menjadi role model ini. Pengetahuan dan perilaku yang sadar pangan aman akan membentuk generasi yang sehat dan siap membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan bermartabat.”

Diluncurkan pertama kali pada tahun 2013, hingga saat ini Gernus telah menjangkau 2.520.774 siswa dan 4.886 guru di 4.806 Sekolah Dasar di Indonesia, dan mengedukasi tentang pola konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif di lingkungan sekolah dasar serta membiasakan minum susu setiap hari.

Gernus adalah salah satu realisasi komitmen FFI untuk membangun keluarga kuat Indonesia melalui produk-produk bernutrisi berbasis susu. Untuk memastikan komitmen ini memberikan kontribusi yang nyata bagi pendidikan gizi anak Indonesia, FFI bekerjasama dengan kalangan akademisi dan para ahli, diantaranya Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKMUI).

Bersama PKGK FKMUI, Gernus mengukur dampak positif bagi perilaku sehat dan aktif anak melalui studi PSP (Pengetahuan-Sikap-Perilaku), dan hasil studi yang dilakukan pada tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan gizi dan perilaku sehat aktif yang lebih baik.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat rapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat membahas penghapusan Ujian Nasional (UN) pada 2021 dan sistem zonasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam kesempatan yang sama, pakar gizi Kesehatan Masyarakat dan Guru Besar FKM UI Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH. menekankan pentingnya sikap dan semangat untuk meningkatkan dan mempraktikkan pengetahuan dalam hal literasi gizi, “Di tengah krisis kesehatan, tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia, kita harus benar-benar menyiapkan literasi gizi anak-anak kita, dimulai dari sekolah dasar.

Dengan kebiasaan baru dan diberlakukan program BDR, literasi gizi tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dan siswa tapi juga membutuhkan peran aktif orang tua. Semangat Gernus untuk melibatkan komunitas sekolah terdiri dari guru-siswa-orang tua adalah sangat positif dan membantu meningkatkan perubahan perilaku terhadap kesadaran gizi dan pola konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif, baik di sekolah maupun di rumah.”

Pedoman Gizi Seimbang dan ‘Isi Piringku’ yang diajarkan di sekolah mencakup pemahaman dasar tentang gizi seimbang, termasuk pentingnya konsumsi minimal segelas susu setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi perkembangan otak dan fisik yang optimal bagi anak-anak usia prasekolah dan sekolah. Protein hewani dan zat gizi lainnya yang dikandung susu sangat penting untuk membantu menjaga imunitas tubuh keluarga selama masa pandemi.

Menyikapi perubahan sosial dari pemberlakuan BDR, FFI juga mengundang pakar edukasi digital Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., MBA., MPhil., MA, untuk membantu guru dan orang tua memanfaatkan teknologi secara bijaksana, “Peran teknologi informasi dan pemanfaatan media digital dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menjawab tantangan geografis Indonesia.

Media digital dapat membantu guru yang tinggal di daerah terpencil untuk memperluas wawasan pengetahuannya. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah harus dilakukan secara baik dan menyenangkan, oleh sebab itu baik guru maupun orang tua harus memahami dan menguasai tips-tips praktis penggunaan teknologi digital sebagai alat ajar di rumah yang efisien, efektif dan kreatif.

Dengan teknologi digital, guru dan orang tua di seluruh pelosok Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat informasi dan pengetahuan seperti halnya mereka yang tinggal di kota. Teknologi digital memberikan kesempatan kepada seluruh bangsa Indonesia untuk maju dan kita harus mampu mengoptimalkan kemajuan teknologi ini untuk pendidikan Indonesia, termasuk pendidikan literasi gizi.”

Banner Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Banner Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Di sela-sela pelaksanaan webinar ‘Menjadi Orang Tua Tangguh di Era Adaptasi Kebiasaan Baru’. Corporate Affairs Director PT. Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, kembali menyampaikan komitmen perusahaan untuk berkontribusi nyata bagi pendidikan gizi di Indonesia, “Frisian Flag Indonesia akan terus melakukan sosialisasi pendidikan gizi.

Gernus adalah salah satu kendaraan kami, dan tahun ini kami sangat senang dapat terlibat program BDR dari Kemendikbud dan mendukung program ‘keamanan pangan’ dari BPOM. FFI juga terus-menerus menjalin kerjasama dengan akademisi dan para ahli untuk menghadirkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan gizi anak-anak kita di sekolah.

Kami juga menyambut baik dan bersemangat menghadirkan program-program pendidikan gizi yang memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Dengan kerjasama yang baik kami sangat optimis melihat masa depan bangsa Indonesia. Ayo minum susu setiap hari, dan mari kita terapkan pola konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif, di rumah, di sekolah, dan di tengah masyarakat.”

Andrew juga mengajak masyarakat lebih sadar untuk mengonsumsi susu secara rutin sebagai bagian dari upaya untuk membantu meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia dan menyebarkan semangat ini di media sosial melalui tagar #selaluminumsusu.

Gernus 2020 menggelar tiga agenda, yakni Konferensi Pers bersama Wartawan Junior (WARIOR) pada Sabtu (19/9) diikuti 45 WARIOR dari 15 sekolah dasar di Jakarta, Webinar Kesehatan dan Edukasi Digital dengan tema ‘Menjadi Orangtua Tangguh di Era Adaptasi Kebiasaan Baru’ yang berlangsung Sabtu (26/9) untuk guru dan orang tua dari sekolah-sekolah dasar di DKI Jakarta.

Acara kemudian dilanjutkan kembali pada Sabtu (26/10) untuk guru dan orang tua dari Bogor, Bekasi, Depok, Tangerang, Bandung dan Surabaya. Gernus 2020 juga menggelar program ‘Perilaku Sehat dan Aktif’ (konsultasi Kesehatan dan gizi) dan lomba digital untuk Ibu dan Anak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya