Sydney Bakal Dibuka 24 Jam dan Kurangi Penjualan Alkohol

Sydney tidak akan pernah tidur dengan segala kegiatan budaya, tempat rekreasi, dan diperluas untuk segala usia.

oleh Henry diperbarui 01 Okt 2020, 08:01 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2020, 08:01 WIB
Pariwisata Virus Corona
Warga berjalan di sepanjang Sydney Harbour dengan latar belakang pemandangan Sydney Opera House di Sydney pada 30 Desember 2017 (atas) dan pada 8 Maret 2020. (Saeed KHAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta -  Sydney bukanlah ibu kota Australia, tetapi ini adalah kota terbesar di negara tersebut, dan memiliki cuaca yang indah sepanjang tahun. Kota ini pun punya banyak daya tarik untuk dikunjungi wisatawan dari berbagai negara.

Selama pandemi corona Covid-19, pemerintah Sydney berusaha membuat beberapa perubahan untuk kembali menarik minat para wisatawan. Sydney direncanakan menjadi kota yang beroperasi selama 24 jam penuh. Artinya, kota ini tidak akan pernah tidur dengan segala kegiatan budaya, tempat rekreasi, dan diperluas untuk segala usia.

Konsep ini disebut "Strategi Ekonomi 24 Jam Sydney". Langkah ini diambil pemerintah setempat untuk memberikan pilihan bagi penduduk lokal dan pengunjung, sehingga dapat menikmati Sydney dalam strategi ekonomi yang baru.

Dilansir dari laman Lonely Planet, Rabu, 30 September 2020, konsep ini juga membantu bisnis dan mengembangkan berbagai kegiatan selama jam-jam malam. Ada berbagai langkah yang diambil, termasuk jam buka yang diperpanjang untuk lembaga budaya.

Ada pula mengidentifikasi ruang yang dapat direklamasi untuk makan di luar ruangan, instalasi seni, konser, pertunjukan, festival, dan memperbanyak taman-taman mini. Selain itu, juga mengurangi pembatasan perizinan minuman keras dan live music serta meningkatkan pilihan transportasi umum.

"Pada intinya, tujuan kami membuat kebijakan ini adalah untuk menciptakan kota 24 jam yang terkenal di dunia karena semangat, keragaman, keamanan, dan kemudahan akses sepanjang siang dan malam," terang Stuart Ayres, Menteri Pekerjaan, Investasi Pariwisata, dan Western Sydney.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemulihan Sydney dari Pandemi

FOTO: Begini Suasana Kota Sydney saat Dihujani Kembang Api
Kembang api menghiasi langit di sepanjang Sungai Yarra pada malam Tahun Baru di Melbourne. (01/1/2018). Langit di kota Sydney juga dihujani sekitar 13 ribu kembang api jenis shell dan 30 ribu kembang api jenis komet. (AFP Photo / Mal Fairclough)

"Untuk bisa bersaing di panggung dunia dan menciptakan lapangan kerja, kami harus memiliki pengalaman malam yang fantastis serta fasilitas selama 24 jam untuk dapat dinikmati semua orang," sambungnya.

Strategi ini juga bertujuan untuk menghentikan ketergantungan pada kehidupan malam, terutama terkait konsumsi alkohol. Selama pengembangan strategi, Departemen Keuangan NSW mengadakan serangkaian diskusi komunitas di seluruh Sydney.

Mereka menyimpulkan sekitar 78 persen orang menginginkan lebih banyak aktivitas malam hari yang tidak berpusat pada alkohol. Sekitar 83 persen warga Sydney lebih suka menghabiskan uang mereka untuk mendapatkan pengalaman daripada objek material.

Perubahan tersebut adalah bagian dari pemulihan Sydney dari pandemi. Namun kebijakan tersebut akan mulai berlaku saat pembatasan wilayah kembali dibuka.

Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya