Liputan6.com, Jakarta - Tak melulu Monumen Nasional, kawasan Kota Tua, Taman Mini Indonesia Indah, atau Taman Impian Jaya Ancol. Berlokasi di selatan Jakarta, ada juga Setu Babakan yang patut diperhitungkan sebagai salah satu opsi wisata di Ibu Kota.
Apalagi, proyek revitalisasi di kawasan tersebut sudah rampung. "Kunjungan sudah dibuka kembali, namun harus disesuaikan dengan protokol C-19," kata Imron, Kepala UPK-PBB Setu Babakan, melalui pesan pada Liputan6.com, Selasa, 20 Oktober 2020.
Seorang pegiat fotografi, Ari Wibisono, akhir pekan lalu berkesempatan datang langsung melihat 'wajah baru' Setu Babakan. Sudah beberapa kali berkunjung, Ari menjelaskan, sekarang lebih banyak rumah adat khas Betawi di area tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Banyak penghijauan di sana dan danaunya juga terlihat lebih bersih sekarang," ungkapnya lewat teks, Selasa, 20 Oktober 2020. Kunjungannya pun diabadikan lewat sebuah foto yang kemudian diunggah kembali akun Instagram Jakarta Tourism.
Ia mengatakan, Setu Babakan merupakan spot seru untuk difoto. Tak semata pemandangan, ada cerita lain yang hendak disampaikan lewat sederet gambar tersebut. "Pengin lebih ngenalin ke masyarakat tentang kebudayaan Betawi dan kampung betawi masih tetap lestari lho di Jagakarsa, Jakarta Selatan," tuturnya.
Menurut Ari, zona A, zona C, dan zona embrio kawasan perkampungan budaya Betawi Setu Babakan jadi sederet titik menarik untuk diabadikan. Unggahannya disebutkan sebagai upaya memperkenalkan wisata alternatif di Jakarta.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gratis
Imron menjelaskan, museum di kawasan Setu Babakan bisa dikunjungi mulai pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Sedangkan, untuk kunjungan bantaran pada Sabtu dan Minggu mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB.
"Tidak ada biaya tiket masuk (retribusi) untuk pengunjung," katanya sembari menambahkan museum juga bisa dikunjungi secara gratis.
Selama pandemi, Imron menjelaskan, rasionalisasi dan refocusing telah dilakukan dengan cara mengurangi anggaran. "Anggaran hanya diperuntukkan pada bidang yang urgent," imbuhnya.
Kemudian, dalam upaya beradaptasi, pihaknya juga terus melakukan pendekatan secara digital melalui media sosial. "Kunjungan ke museum sekarang masih kami batasi kapastiasnya sampai 50 persen," tandasnya.
Advertisement