Liputan6.com, Jakarta - Nama rumput fatimah mendadak viral setelah beredar kabar seorang perempuan mengalami keguguran akibat mengonsumsi ramuan itu. Sebelum ramai jadi perbincangan, rumput fatimah telah lama eksis, bahkan ada jamu herbal yang menggunakan nama tersebut.
Selama ini, orang mengenal cukup banyak jenis rumput, seperti rumput teki, Jepang, dan gajah. Di luar rumput sebagai tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai penambah keindahan rumah, ada juga rumput yang digunakan sebagai obat, seperti rumput fatimah.
Advertisement
Baca Juga
Rumput fatimah memiliki nama ilmiah Labisia pumila var. alata atau Labisia pumila. Rumput ini dikenal juga dengan sebutan kacip fatimah.
Rumput fatimah adalah tumbuhan perdu yang tumbuh dalam kelompok rendah, dengan batang soliter atau jarang bercabang, dan akar berbulu halus. Daunnya berbentuk lonjong, berbulu di bagian bawah, dan dapat tumbuh hingga sepanjang 20–40 centimeter (cm).
Bunganya berwarna cokelat sepanjang 5–6 cm. Tanaman tumbuh subur di bawah naungan, jauh dari sinar matahari langsung, dan tumbuh dengan baik di tanah yang lembap, seperti diberitakan merdeka.com.
Dalam sebuah tulisan yang diterbitkan dalam lipi.go.id, rumput fatimah digunakan dalam pengobatan tradisional Melayu sebagai tonik setelah melahirkan. Saat ini di Malaysia, Labisia pumila begitu populer sebagai makanan atau minuman fungsional.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penelitian
Meningkatnya permintaan tanaman ini di Malaysia telah memaksa perusahaan untuk mengimpor bahan baku demi memenuhi kebutuhan pasar. Labisia pumila var. alata telah tumbuh dan berkembang baik di Indonesia. Ia telah ditemukan tumbuh di Gunung Halimun-Salak di Bogor, Jambi, Riau, dan Aceh.
Penelitian mengenai tanaman Labisia pumila telah banyak dilakukan, seperti sebagai anti bakteri, anti pembengkakan (oedema) secara in vivo, mencegah perubahan biokimia pada tulang dalam tikus, dan sebagai anti foto-aging dalam bahan kosmetik.
Rumput fatimah juga mengandung asam galat, salah satu senyawa fenol yang memiliki aktivitas, seperti anti jamur dan anti virus.
Terlepas dari itu, berdasarkan laporan kanal Health Liputan6.com, Kepala Departemen Obgyn RS Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Budi Iman Santoso‎, Sp OG (K), menjelaskan bahwa air rumput fatimah mengandung oksitosika yang dapat menyebabkan kontraksi rahim.
"(Rumput fatimah) bahaya (bagi ibu hamil) karena dosisnya tidak terukur. Bila dikonsumsi dalam dosis yang tidak terkontrol, bayi bisa meninggal," katanya.
Budi menerangkan, ketika ibu mulai kontraksi atau merasa mulas saat akan melahirkan, denyut nadinya akan melemah. Sedangkan, oksitoksika dalam rumput fatimah memicu kontraksi yang dapat mengakibatkan pecahnya rahim.
"Terlalu berisiko bagi ibu hamil mengonsumsi air (rumput) fatimah. Tapi, kebanyakan ibu hamil di daerah-daerah masih ada yang percaya khasiatnya," ujarnya.
Advertisement