Liputan6.com, Jakarta - Seorang pekerja bandara di Selandia Baru dinyatakan positif Covid-19 pada Selasa (20/4/2021). Itu berarti terjadi sehari setelah negara itu membuka travel bubble dengan Australia usai perbatasan kedua negara ditutup selama 400 hari.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menerangkan bahwa pegawai perbatasan sudah divaksinasi penuh sejak awal negara tersebut meluncurkan program vaksinasi massal, dikutip dari CNN, hari ini.
Advertisement
Baca Juga
Pegawai dimaksud bekerja di Bandara Auckland. Ia ditugaskan membersihkan pesawat yang terbang lintas negara dari negara-negara dengan kasus Covid-19 meluas. Penjelasan itu didapat dari keterangan pers yang disampaikan Kementerian Kesehatan Selandia Baru.
"Dia adalah pekerja perbatasan yang bekerja di lingkungan yang mereka berkontak dengan pesawat-pesawat yang digunakan untuk mengangkut orang-orang dari Zona Merah, dari negara berisiko tinggi," ujar Ardern.
Pegawai yang positif tersebut kini diisolasi, ditanyai, dan juga ditelusuri riwayat kontak eratnya. Sementara, PM Selandia Baru memastikan kasus itu tidak berkaitan dengan pelaksanaan travel bubble dengan Australia. Ia juga menegaskan hal tersebut tak memengaruhi kesepakatan kedua negara.
Sebelumnya, yakni Senin, 19 April 2021, Australia dan Selandia Baru mencetak sejarah dengan membuka travel bubble. Pembukaan perbatasan kedua negara itu menjadi yang pertama setelah ditutup 400 hari lamanya.
Perjalanan bebas karantina itu memberi jalan keluar bagi keluarga yang terpisah jarak selama ini akibat pandemi Covid-19. Di saat bersamaan, kebijakan tersebut diharapkan memberi angin segar bagi para operator wisata yang terimbas pandemi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Didiskusikan Berbulan-bulan
Dikutip dari Associated Press, ide travel bubble antara Australia dan Selandia Baru sudah didiskusikan berbulan-bulan. Namun, rencana itu ditunda berulang-ulang karena wabah virus yang kembali muncul di dua negara.
Untuk menandai momen bersejarah tersebut, Bandara Internasional Wellington melukiskan banyak tanda selamat datang di runway utamanya. Sedangkan, Air New Zealand memesan sekitar 24 ribu botol anggur yang ditawarkan sebagai complimentary bagi penumpang dewasa.
CEO Air New Zealand Carrie Hurihanganui mengatakan maskapai yang sebelumnya hanya melayani dua atau tiga penerbangan per hari antara kedua negara, melonjak menjadi 30 penerbangan pada Senin ini. Mereka mengangkut sekitar 5.200 penumpang.
Ia mengatakan hari ini menjadi titik balik dan orang-orang antusias dengan travel bubble. "Kamu bisa merasakan itu di bandara dan melihatnya di wajah orang-orang," ucap dia.
Pimpinan kedua negara menyambut baik penerapan travel bubble tersebut yang dinilai sebagai pengaturan berkelas dunia karena bertujuan untuk membuka perbatasan kedua negara sekaligus mencegah penyebaran virus. "Hari ini menjadi solusi yang menguntungkan bagi warga Australia dan Selandia Baru, meningkatkan ekonomi kita sembari menjaga warga kita tetap aman," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Advertisement