Strategi Kemenparekraf Pulihkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pascapandemi Covid-19

Kemenparekraf meluncurkan buku tentang outlook dan tren industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang diharapkan jadi panduan bagi para pelaku dalam menjalankan bisnisnya di masa pandemi.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 23 Jul 2021, 19:31 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2021, 19:31 WIB
Strategi Kemenparekraf Pulihkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pasca-Pandemi
Menparekraf Sandiaga Uno dalam acara KKP II Sespim Lemdiklat Polri, secara daring, di Jakarta, Jumat (23/7/2021). (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memaparkan sejumlah strategi Kemenparekraf/Baparekraf untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pascapandemi COVID-19. Salah satunya berfokus pada pembangunan infrastruktur di lima destinasi super prioritas.

Berikutnya adalah penyiapan calender of event yang juga disebut Kalender Event Nusantara (KEN) dalam pola penyiapan 360 derajat. Ketiga, upaya pemulihan tak bisa berjalan tanpa implementasi aspek kesehatan dan keselamatan di setiap destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif yang diperketat dan diperluas melalui sertifikasi CHSE.

Keempat, menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai lokomotif untuk menciptakan lapangan pekerjaan. "Di masa pandemi ini ternyata ada beberapa subsektor ekonomi kreatif yang mampu bertumbuh secara siginifikan akibat transformasi digital," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7/2021).

Menurut Menparekraf, seluruh strategi itu akan diterapkan dengan mengusung budaya kerja 4as, yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas, dan penerapan 3G, yaitu gercep, geber, dan gaspol. "Hal tersebut perlu dilakukan, karena ada 34 juta masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor ini dan dampak pandemi juga sudah dirasakan oleh masyarakat lebih dari 1,5 tahun," katanya.

Sandi merujuk data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan kunjungan wisatawan mancanegara turun 75 persen pada 2020 dengan pertumbuhan jumlah kunjungan wisman pada Januari 2021 turun sebesar 89 persen. Kondisi itu sangat memengaruhi devisa yang turun hampir 80 persen, pertumbuhan ekonomi 2020 minus 2 persen, pertumbuhan ekonomi kreatif terkontraksi sampai minus 2,39 persen.

"Ini adalah tantangan tersendiri yang harus kita hadapi," ujar Sandiaga.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Dukung PPKM Level 4

Menparekraf Pertimbangkan Proposal Paket Wisata Dapat Vaksin Covid-19 Gratis
Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Rabu, 2 Juni 2021. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Meski menyulitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dalam kesempatan terpisah, Sandiaga mendukung penuh penetapan PPKM Level 4 Covid-19 di wilayah Jawa-Bali hingga 25 Juli 2021. Ia berharap kebijakan itu bisa terus menurunkan angka penularan Covid-19 secara signifikan per 26 Juli 2021 sehingga bisa melonggarkan kegiatan ekonomi masyarakat.

"Kita berkomitmen membantu masyarakat yang membutuhkan dengan mengubah dan merelokasi anggaran kita yang tadinya tidak langsung dirasakan masyarakat menjadi program yang betul-betul dirasakan masyarakat," ucapnya.

Ia mengklaim Kemenparekraf terus berupaya menyelamatkan lapangan pekerjaan, menghadirkan kembali mata pencaharian dan penghasilan, serta bantuan-bantuan lain yang langsung diterima oleh masyarakat, seperti bantuan sosial, bantuan likuiditas, bantuan insentif untuk UMKM.

"Kami mempercepat program penyaluran untuk pariwisata dan ekonomi kreatif sebesar Rp 2,4 triliun sebagai bantuan pemulihan ekonomi nasional. Dibungkus dalam Kartu Pra Kerja, Bantuan Modal pemerintah untuk pelaku pariwisata, dan insentif," jelas Sandiaga Uno.

Pihaknya juga membantu tenaga kesehatan (nakes) untuk tempat mereka beristirahat di dekat RS Covid-19 serta memfungsikan enam kampus pariwisata dan tiga kantor badan otorita menjadi sentra vaksinasi. Kemenparekraf juga mengaku mempercepat sertifikasi CHSE bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, serta menggencarkan pelatihan digitalisasi agar para pengusaha sektor ekonomi kreatif tidak hanya memanfaatkanya sebagai tempat berjualan tetapi juga menciptakan konten kreatif.

Outlook Pariwisata

Foto Ilustrasi
Foto Ilustrasi : Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata

Sebelumnya, Kemenparekraf melalui Deputi Kebijakan Strategis meluncurkan dua buku yang berjudul Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia dan Trend Industri Pariwisata 2021. Buku Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menyuguhkan potret industri parekraf selama 2020, dan diperkuat dengan data-data di tiap destinasi pariwisata dan subsektor ekraf. Sedangkan, buku Trend Industri Pariwisata 2021 membahas cara pelaku usaha di sektor hotel, restoran, transportasi wisata, atraksi wisata, MICE, dan travel agent, bertahan di tengah situasi yang terus berubah.

Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Kurleni Ukar, dalam acara Indonesia Tourism and Creative Industry Forum, yang digelar secara daring, di Jakarta, Rabu, 21 Juli 2021, mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap industri pariwisata dan ekonomi kreatif, serta perilaku konsumen yang menyesuaikan dengan kondisi adaptasi kebiasaan baru.

Kurleni menekankan bahwa pelaku industri dituntut bisa menjamin aspek kesehatan dengan mengubah standar prosedural yang sistemik. Begitu pula dengan kebiasaan para konsumen yang akan menentukan bagaimana industri kembali membentuk dirinya di masa pandemi. Hal itu, sambung dia, membutuhkan kemampuan adaptasi, baik oleh penggiat pariwisata maupun ekonomi kreatif.

Mengutip buku Trend Industri Pariwisata 2021, perubahan besar yang didorong situasi pandemi Covid-19 menciptakan lanskap industri baru yang ditandai dengan empat karakteristik; Hygiene, Low-Touch, Less-Crowd, dan Low-Mobility. Perusahaan yang sukses di era pandemi adalah perusahaan-perusahaan yang bisa beradaptasi dengan empat karakteristik tersebut sehingga tak heran industri di sektor digital lebih berkelanjutan.

Terkait industri pariwisata, pandemi COVID-19 meningkatkan kesadaran wisatawan akan konsep CHSE. Di era normal baru, CHSE diyakini akan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan dalam memilih destinasi wisata. Maka, pemerintah dan pengelola destinasi wisata harus merespons isu ini dengan melakukan langkah-langkah kesehatan. Bukan tidak mungkin, standardisasi seperti ISO misalnya, akan diberlakukan dalam pengelolaan tempat wisata.

 

Wisata Ramah Lingkungan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya