Liputan6.com, Jakarta - Staf bandara Alex Zois menjelaskan bahwa ia "memiliki kekuatan untuk membantu penumpang pesawat, jika mereka bersikap baik." Jadi, saat nantinya Anda kembali bepergian, pastikan untuk menjaga laku dan tutur dengan lebih hati-hati.
Di tengah perjuangan melalui pandemi, melansir laman The Sun, Sabtu, 14 Agustus 2021, Zois mengatakan bahwa hanya dengan mengucapkan "tolong" dan "terima kasih," itu sudah sangat membantu, terutama jika Anda meminta sesuatu dari staf bandara.
Ia mengatakan pada The Point's Guy, "Jika seorang pelanggan bersikap baik dan sopan, saya akan selalu berusaha lebih keras untuk melihat apakah saya dapat mengakomodasi permintaan kursi pesawat pada penerbangan penuh."
Advertisement
Baca Juga
"Jika saya melihat ketersediaan kursi, saya akan melakukan yang terbaik untuk memberi mereka kursi pesawat tersebut karena toh tidak ada yang akan duduk di sana," ucapnya, menambahkan bahwa sayangnya penumpang pesawat di masa pandemi lebih banyak menuntut dengan tidak sopan.
Mengutip CNN, kasus penumpang pesawat bikin onar jadi lebih intens selama pandemi COVID-19. Tidak hanya bermasalah dengan sesama penumpang, insiden-insiden ini tidak jarang melibatkan pramugari hingga mengancam keselamatan mereka.
Berkaca dari kasus itu, Administrasi Keamanan Transportasi Amerika Serikat (AS) mencanangkan program latihan bela diri bagi awak kabin. Bentuknya adalah kursus setengah hari yang pertama kali dikembangkan pada 2004, namun tertunda karena pandemi global.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Penumpang Pesawat
Keterampilan bela diri yang diajarkan itu termasuk bagaimana menyerang, menginjak, dan menaklukkan "penyerang yang kejam," sebuah skenario yang menurut pramugari mungkin tidak akan pernah mereka temui. Singkatnya, mereka diajari serangkaian teknik untuk menangani "penumpang yang sulit."
Termasuk dalam daftarnya adakah penumpang yang tidak melipat meja mereka atau bersikeras koper besar mereka muat di penyimpanan kabin. Di tengah kembalinya perjalanan udara tahun ini, jumlah "penumpang nakal" tercatat melonjak.
Lebih dari 100 insiden dilaporkan ke Administrasi Penerbangan Federal (FFA) AS pada pertengahan Juli 2021. Totalnya ada lebih dari 3,6 ribu kasus penumpang pesawat sepanjang tahun ini.
"Anda naik pesawat yang penuh dengan orang dan beberapa dari mereka mungkin sedang tidak senang. Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi," kata Carrie, seorang pramugari yang mengikuti kelas saat kembali bekerja setelah cuti pandemi."Penting bagi kami untuk menjaga diri kami sendiri dan menjaga penumpang kami."
Advertisement
Kepercayaan Diri dalam Penerbangan
Sara Nelson, Presiden Internasional Asosiasi Pramugari AS, mengatakan bahwa sekelompok kecil penumpang "memperlakukan pramugari seperti karung tinju, dan mereka melakukannya secara verbal dan fisik." "Kami menemukan bahwa pekerjaan kami lebih sulit dari sebelumnya," kata Nelson.
"Konflik meningkat dengan sangat cepat. Ketika kita tidak bisa mencapai itu dan meredakannya karena memiliki banyak hal yang terjadi ... masalah bisa jadi besar dengan sangat cepat," imbuhnya.
Kembali ke pelatihan, seorang pramugari, Donna O'Neil, berlatih serangan siku yang bisa digunakan jika seorang penumpang menyerangnya dari belakang. Ia memiliki 47 tahun pengalaman terbang dan mengatakan "cukup baik dalam menenangkan segalanya."
"Saya tidak pernah ingin menggunakan semua ini (hasil latihan bela diri)," kata O'Neil. "Tapi, jika saya harus melakukannya, saya pasti merasa jauh lebih percaya diri."
Seorang pengawas marshal udara, Noel Curtin, masuk untuk menonton beberapa sesi pelatihan, dan ia berharap para pramugari bisa terbang dengan kepercayaan diri seperti itu. "Kami tidak ada di setiap penerbangan, jadi penting untuk memiliki pramugari yang mampu menangani insiden individu di pesawat," kata Curtin. "Tidak ada cadangan (marshal udara federal) di ketinggian 30 ribu kaki."
Infografis Cara Hindari COVID-19 Saat Bepergian dengan Pesawat
Advertisement