Â
Liputan6.com, Jakarta - Imbauan organisasi kesejahteraan hewan, PETA, agar turis tidak mengunjungi Moo Deng di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow, Chon Buri, Thailand, sepertinya dianggap angin lalu. Si kuda nil kerdil itu terus saja menjadi atraksi andalan kebun binatang tersebut.
Baca Juga
Dua bintang The White Lotus Season 3, Sarah Catherine Hook dan Sam Nivola, sebagai bagian dari promosi serial itu, mengunjungi Moo Deng di habitatnya saat ini. Kunjungan mereka dibagikan dalam video ke media sosial Max dan HBO, pekan ini.
Advertisement
Para aktor tampak gembira selama kunjungan mereka. "Aku di sini untuk melihat Sam bertemu Moo Deng," jelas Hook sambil duduk di sebelah lawan mainnya di The White Lotus di dalam kereta golf di kebun binatang.
Dia dengan bercanda menjawab, "Tidak, kau di sini untuk Deng sendiri." Nivola dan Hook berperan sebagai kakak beradik Lochlan Ratliff dan Piper Ratliff dalam drama komedi ini. Patrick Schwarzenegger memerankan saudara mereka yang ketiga, Saxson Ratliff.
"Sam sangat bersemangat kemarin ketika dia mengetahui bahwa kami akan datang ke sini," kata Hook kepada kamera. Nivola setuju bahwa dia sangat senang, dikutip dari People, Rabu (26/2/2025).
Â
Saat keduanya akhirnya tiba di kandang si anak kuda nil kerdil, kegembiraan semakin meningkat ketka kuda nil kerdil itu berlari menuju para tamunya. Moo Deng tidak hanya dikelilingi oleh penggemar, tetapi juga keluarga, karena penjaga kebun binatang memberi tahu Hook dan Nivola bahwa dia masih tinggal bersama orangtuanya.
Â
Respons Pemerintah Thailand Terkait Tudingan PETA
Sementara itu, mengutip Bangkok Post, Kementerian Sumber Daya Alam Thailand menolak tudingan kelompok hak asasi hewan asing, seperti PETA dan Born Free, bahwa Thailand secara tidak etis mengeksploitasi selebriti kuda nil kerdil Moo Deng demi keuntungan finansial. Pihak kementerian mengatakan pada Selasa, 25 Februari 2025, bahwa perawatan yang diberikan kepada kuda nil muda tersebut sepenuhnya memenuhi standar internasional.
Kementerian membela direktur kebun binatang dengan mengatakan bahwa kebun binatang tersebut mematuhi semua standar kesejahteraan hewan internasional. Ia mengundang kedua kelompok tersebut untuk berkunjung dan memastikan sendiri betapa baik perawatan satwa di kebun binatang tersebut. "Klaim mereka dapat berdampak negatif terhadap pariwisata," katanya.
Sebelumnya, secara terbuka, PETA mengritik pihak kebun binatang tersebut. "Khaow Kheow Open Zoo mengklaim untuk membiakkan hewan dalam penangkaran untuk konservasi, tetapi mari kita jujur, bisnis ini membiakkan hewan jauh dari rumah mereka dan memenjarakan mereka demi keuntungan," kata PETA, dikutip dari The Thaiger, Selasa, 25 Februari 2025.
Menurut PETA, kuda nil kerdil yang terancam punah di alam liar secara alami adalah hewan yang tertutup dan nokturnal alias aktif di malam hari. Mereka biasanya menghabiskan hari-hari dengan bersembunyi di sungai dan hanya keluar pada malam hari untuk mencari makan.
Advertisement
Klaim Bantu Konservasi Kuda Nil Dianggap Tak Berdampak
Di kebun binatang itu, pengunjung bisa menyaksikan Moo Deng beraktivitas di siang hari. Sejumlah pengunjung bahkan melempar benda atau membuat suara keras untuk memprovokasi hewan tersebut. Pihak kebun binatang sampai memasang CCTV dan membatasi pengunjung untuk melindungi Moo Deng dari mereka, tapi hal itu dinilai organisasi kesejahteraan hewan tak cukup. Â
Selain PETA, organisasi Born Free juga melontarkan kritik pedas. Chris Lewis, Manajer Riset dan Kebijakan Penangkaran Born Free, mengkritik peran Moo Deng dalam meningkatkan pendapatan kebun binatang.
"Sungguh menyedihkan bahwa Moo Deng terus digunakan sebagai alat untuk meningkatkan profil dan pendapatan kebun binatang tempat dia ditahan. Popularitas hewan 'selebriti' baik secara online maupun langsung sangat memprihatinkan bagi Born Free, terutama karena dampak negatifnya pada kesejahteraan hewan liar ini," katanya.
Terlepas dari kehebohannya, para konservasionis melaporkan bahwa ketenaran Moo Deng hampir tidak memberikan dukungan finansial bagi kuda nil kerdil liar. Keadaan pygmy hippo sangat memprihatinkan, dengan hanya 2.000-2.500 ekor yang tersisa di alam liar akibat perburuan dan hilangnya habitat.Â
Moo Deng Diminta Dipindahkan dari Kebun Binatang
PETA berpendapat bahwa program pembiakan sama sekali tidak berdampak apapun untuk pelestarian spesies, dan mengusulkan agar Moo Deng dipindahkan ke suaka yang bereputasi baik. Sementara, Born Free mendesak orang-orang untuk menahan diri dari mengunjungi atau membagikan unggahan tentang hewan yang dikurung seperti Moo Deng, menganjurkan untuk mempelajari dan mendukung konservasi habitat, menurut laporan The Daily Mirror.
Jennifer White, Manajer Media dan Komunikasi Senior PETA, menekankan hal tersebut. "Tidak ada yang lucu tentang bayi yang dilahirkan dalam penangkaran. Bagi hewan seperti Moo Deng, yang secara alami akan menghindari kontak manusia dan menghabiskan sebagian besar waktunya di air, kehidupan dalam kandang beton bukanlah kehidupan sama sekali," katanya.
Sebagai tanggapan, direktur kebun binatang Narongwit Chodchoi menyatakan bahwa kebun binatang memprioritaskan kesejahteraan dan kualitas hidup bagi 2.000 penghuni hewannya. Khao Kheow Open Zoo telah dihubungi untuk memberikan komentar tentang kontroversi yang sedang berlangsung.
Sementara, keberadaan Moo Deng diyakini meningkatkan pamor Thailand hingga dinobatkan sebagai "Destination of The Year" 2025 oleh majalah perjalanan AS, Travel + Leisure. Penghargaan ini diberikan berkat daya tarik budaya yang kaya, kuliner dinamis, dan perpaduan tradisi dengan inovasi modern yang memikat para wisatawan dari seluruh dunia.
Advertisement
